Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – LOKASI yang berdekatan dengan pusat kerajaan Tigang Juru Lamajang, destinasi wisata ini kerap dikait-kaitkan dengan mitos. Menurut penuturan warga setempat, dahulu kala sejumlah raja sering melakukan ritual dan mandi di sumber mrutu ini. Bahkan, warga ada yang meyakini sumber Mrutu ini bisa dijadikan terapi beberapa penyakit.
Airnya Jernih Masih Alami
Sekretaris Desa Pandansari Usmantoro mengatakan, sebelum di buka menjadi objek wisata, masyarakat setempat sering memanfaatkan sumber mata air ini untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti dijadikan tempat pembersihan sepulang dari sawah hingga dijadikan tempat mandi hewan peliharaan.
Mobile_AP_Rectangle 2
“Sejak saya kecil hingga sekarang airnya terus mengalir lumayan deras. Kubangan atau kolam pemandian ini ya begini bentuknya. Bertumpuk batuan dan pepohonan. Tidak berubah sama sekali. Air terus keluar merembes dari batuan dan pepohonan di sekeliling kolam. Airnya tampak jernih sekali,” katanya.
Menurut cerita yang diyakini secara turun temurun, dahulu pemandian alam ini sering dijadikan mandi para raja. Sebab, lokasinya berada di tengah-tengah perkebunan yang lumayan dekat dengan perbatasan Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono. Alias daerah yang menjadi pusat kerajaan, Arya Wiraraja.
“Tetapi setelah memiliki nilai jual yang lumayan tinggi, akhirnya kami bersama masyarakat setempat menjadikan sebagai destinasi wisata. Tetapi warga masih bisa memanfaatkan sumber mata air yang ada di bawah,” katanya. Namun, belakangan wisata ini kembali sepi seperti dulu ketika belum di buka menjadi destinasi wisata. (son/nur)
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – LOKASI yang berdekatan dengan pusat kerajaan Tigang Juru Lamajang, destinasi wisata ini kerap dikait-kaitkan dengan mitos. Menurut penuturan warga setempat, dahulu kala sejumlah raja sering melakukan ritual dan mandi di sumber mrutu ini. Bahkan, warga ada yang meyakini sumber Mrutu ini bisa dijadikan terapi beberapa penyakit.
Airnya Jernih Masih Alami
Sekretaris Desa Pandansari Usmantoro mengatakan, sebelum di buka menjadi objek wisata, masyarakat setempat sering memanfaatkan sumber mata air ini untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti dijadikan tempat pembersihan sepulang dari sawah hingga dijadikan tempat mandi hewan peliharaan.
“Sejak saya kecil hingga sekarang airnya terus mengalir lumayan deras. Kubangan atau kolam pemandian ini ya begini bentuknya. Bertumpuk batuan dan pepohonan. Tidak berubah sama sekali. Air terus keluar merembes dari batuan dan pepohonan di sekeliling kolam. Airnya tampak jernih sekali,” katanya.
Menurut cerita yang diyakini secara turun temurun, dahulu pemandian alam ini sering dijadikan mandi para raja. Sebab, lokasinya berada di tengah-tengah perkebunan yang lumayan dekat dengan perbatasan Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono. Alias daerah yang menjadi pusat kerajaan, Arya Wiraraja.
“Tetapi setelah memiliki nilai jual yang lumayan tinggi, akhirnya kami bersama masyarakat setempat menjadikan sebagai destinasi wisata. Tetapi warga masih bisa memanfaatkan sumber mata air yang ada di bawah,” katanya. Namun, belakangan wisata ini kembali sepi seperti dulu ketika belum di buka menjadi destinasi wisata. (son/nur)
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – LOKASI yang berdekatan dengan pusat kerajaan Tigang Juru Lamajang, destinasi wisata ini kerap dikait-kaitkan dengan mitos. Menurut penuturan warga setempat, dahulu kala sejumlah raja sering melakukan ritual dan mandi di sumber mrutu ini. Bahkan, warga ada yang meyakini sumber Mrutu ini bisa dijadikan terapi beberapa penyakit.
Airnya Jernih Masih Alami
Sekretaris Desa Pandansari Usmantoro mengatakan, sebelum di buka menjadi objek wisata, masyarakat setempat sering memanfaatkan sumber mata air ini untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti dijadikan tempat pembersihan sepulang dari sawah hingga dijadikan tempat mandi hewan peliharaan.
“Sejak saya kecil hingga sekarang airnya terus mengalir lumayan deras. Kubangan atau kolam pemandian ini ya begini bentuknya. Bertumpuk batuan dan pepohonan. Tidak berubah sama sekali. Air terus keluar merembes dari batuan dan pepohonan di sekeliling kolam. Airnya tampak jernih sekali,” katanya.
Menurut cerita yang diyakini secara turun temurun, dahulu pemandian alam ini sering dijadikan mandi para raja. Sebab, lokasinya berada di tengah-tengah perkebunan yang lumayan dekat dengan perbatasan Desa Kutorenon Kecamatan Sukodono. Alias daerah yang menjadi pusat kerajaan, Arya Wiraraja.
“Tetapi setelah memiliki nilai jual yang lumayan tinggi, akhirnya kami bersama masyarakat setempat menjadikan sebagai destinasi wisata. Tetapi warga masih bisa memanfaatkan sumber mata air yang ada di bawah,” katanya. Namun, belakangan wisata ini kembali sepi seperti dulu ketika belum di buka menjadi destinasi wisata. (son/nur)