23.2 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Warga Selokbesuki Swadaya Perbaiki Jalan Berlubang

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Keluhan jalan berlubang di Lumajang memang tidak ada habisnya. Beragam laporan terus disampaikan. Namun sekali lagi, anggaran biaya masih menjadi kendala. Alhasil, warga berinisiatif menambalnya sendiri. Memang tidak banyak. Terpenting, jalan berlubang itu bisa tertutup.

Seperti lubang yang mulai menjamur di Jalan Nasional Soekarno-Hatta, Desa Selokbesuki, hingga Jalan Brigjen Slamet Riyadi, Tompokersan. Saking banyaknya lubang, penanda jalan berlubang dihilangkan. Secara sukarela, warga menambal dengan material seadanya.

“Di dekat pertigaan amalan, warga menambal dengan pasir dan semen. Itu juga kalau ada uangnya. Kalau tidak ada uangnya, terpaksa ditambal dengan pasir dan batu kecil saja,” ungkap Gogoh Slamet, warga Desa Selokbesuki.

Mobile_AP_Rectangle 2

Menurut dia, hal itu cukup membantu pengendara. Sebab, mereka terhindar dari jalan berlubang. Artinya, risiko kecelakaan karena jalan berlubang menjadi kecil. Meskipun kekuatan tambalan itu tidak sebanding dengan material aspal atau beton.

Memang, ketika intensitas hujan tinggi seperti saat ini, tambalan itu bisa tergerus air hujan. Lubang jalan kembali terbuka. Oleh karena itu, dia berharap ada penanganan secepatnya. “Sering khawatir melihat pengendara seperti melompat-lompat atau zig-zag karena lubang di jalan. Kalau dibiarkan, lubangnya semakin banyak. Korban kecelakaan juga bisa bertambah terus. Semoga segera ditambal,” lanjutnya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.5 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali Rizal Sanaba menjelaskan, secara teknis, penambalan seperti itu tidak tepat. Sebab, penanganan material tidak bisa mengikat dengan jalan. Meski demikian, penambalan sukarela itu bersifat penanganan sementara. “Jalan nasional di kawasan itu sering dilalui kendaraan berat. Ditambah curah hujan tinggi. Jadi, penanganannya sementara saja. Karena kalau ditambal, bisa rusak lagi,” jelasnya.

Rizal menambahkan, sisa anggaran pengerjaan jalan masih ada. Namun, pihaknya tidak bisa menjamin semua lubang tertangani. Sebab, pihaknya melihat prioritas kerusakan jalan. “Semaksimalnya kami tangani segera. Sampai saat ini masih bisa dilakukan perbaikan. Tetapi, kalau curah hujan cukup tinggi seperti ini, kami juga kerepotan menangani kerusakan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Keluhan jalan berlubang di Lumajang memang tidak ada habisnya. Beragam laporan terus disampaikan. Namun sekali lagi, anggaran biaya masih menjadi kendala. Alhasil, warga berinisiatif menambalnya sendiri. Memang tidak banyak. Terpenting, jalan berlubang itu bisa tertutup.

Seperti lubang yang mulai menjamur di Jalan Nasional Soekarno-Hatta, Desa Selokbesuki, hingga Jalan Brigjen Slamet Riyadi, Tompokersan. Saking banyaknya lubang, penanda jalan berlubang dihilangkan. Secara sukarela, warga menambal dengan material seadanya.

“Di dekat pertigaan amalan, warga menambal dengan pasir dan semen. Itu juga kalau ada uangnya. Kalau tidak ada uangnya, terpaksa ditambal dengan pasir dan batu kecil saja,” ungkap Gogoh Slamet, warga Desa Selokbesuki.

Menurut dia, hal itu cukup membantu pengendara. Sebab, mereka terhindar dari jalan berlubang. Artinya, risiko kecelakaan karena jalan berlubang menjadi kecil. Meskipun kekuatan tambalan itu tidak sebanding dengan material aspal atau beton.

Memang, ketika intensitas hujan tinggi seperti saat ini, tambalan itu bisa tergerus air hujan. Lubang jalan kembali terbuka. Oleh karena itu, dia berharap ada penanganan secepatnya. “Sering khawatir melihat pengendara seperti melompat-lompat atau zig-zag karena lubang di jalan. Kalau dibiarkan, lubangnya semakin banyak. Korban kecelakaan juga bisa bertambah terus. Semoga segera ditambal,” lanjutnya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.5 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali Rizal Sanaba menjelaskan, secara teknis, penambalan seperti itu tidak tepat. Sebab, penanganan material tidak bisa mengikat dengan jalan. Meski demikian, penambalan sukarela itu bersifat penanganan sementara. “Jalan nasional di kawasan itu sering dilalui kendaraan berat. Ditambah curah hujan tinggi. Jadi, penanganannya sementara saja. Karena kalau ditambal, bisa rusak lagi,” jelasnya.

Rizal menambahkan, sisa anggaran pengerjaan jalan masih ada. Namun, pihaknya tidak bisa menjamin semua lubang tertangani. Sebab, pihaknya melihat prioritas kerusakan jalan. “Semaksimalnya kami tangani segera. Sampai saat ini masih bisa dilakukan perbaikan. Tetapi, kalau curah hujan cukup tinggi seperti ini, kami juga kerepotan menangani kerusakan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Keluhan jalan berlubang di Lumajang memang tidak ada habisnya. Beragam laporan terus disampaikan. Namun sekali lagi, anggaran biaya masih menjadi kendala. Alhasil, warga berinisiatif menambalnya sendiri. Memang tidak banyak. Terpenting, jalan berlubang itu bisa tertutup.

Seperti lubang yang mulai menjamur di Jalan Nasional Soekarno-Hatta, Desa Selokbesuki, hingga Jalan Brigjen Slamet Riyadi, Tompokersan. Saking banyaknya lubang, penanda jalan berlubang dihilangkan. Secara sukarela, warga menambal dengan material seadanya.

“Di dekat pertigaan amalan, warga menambal dengan pasir dan semen. Itu juga kalau ada uangnya. Kalau tidak ada uangnya, terpaksa ditambal dengan pasir dan batu kecil saja,” ungkap Gogoh Slamet, warga Desa Selokbesuki.

Menurut dia, hal itu cukup membantu pengendara. Sebab, mereka terhindar dari jalan berlubang. Artinya, risiko kecelakaan karena jalan berlubang menjadi kecil. Meskipun kekuatan tambalan itu tidak sebanding dengan material aspal atau beton.

Memang, ketika intensitas hujan tinggi seperti saat ini, tambalan itu bisa tergerus air hujan. Lubang jalan kembali terbuka. Oleh karena itu, dia berharap ada penanganan secepatnya. “Sering khawatir melihat pengendara seperti melompat-lompat atau zig-zag karena lubang di jalan. Kalau dibiarkan, lubangnya semakin banyak. Korban kecelakaan juga bisa bertambah terus. Semoga segera ditambal,” lanjutnya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.5 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali Rizal Sanaba menjelaskan, secara teknis, penambalan seperti itu tidak tepat. Sebab, penanganan material tidak bisa mengikat dengan jalan. Meski demikian, penambalan sukarela itu bersifat penanganan sementara. “Jalan nasional di kawasan itu sering dilalui kendaraan berat. Ditambah curah hujan tinggi. Jadi, penanganannya sementara saja. Karena kalau ditambal, bisa rusak lagi,” jelasnya.

Rizal menambahkan, sisa anggaran pengerjaan jalan masih ada. Namun, pihaknya tidak bisa menjamin semua lubang tertangani. Sebab, pihaknya melihat prioritas kerusakan jalan. “Semaksimalnya kami tangani segera. Sampai saat ini masih bisa dilakukan perbaikan. Tetapi, kalau curah hujan cukup tinggi seperti ini, kami juga kerepotan menangani kerusakan,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca