LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Urusan sampah bagi sebagian orang dianggap tidak seksi. Dengan kata lain, mereka menganggap sampah urusan klasik dan penyelesaiannya di belakang. Akan tetapi, sampah menjadi sesuatu yang sangat penting. Sebab, target ke depan, semua desa bisa menjadi desa mandiri sampah.
Salah satu upayanya adalah memenuhi sarana dan prasarana pengolahan sampah. Bisa melalui tempat penampungan sementara (TPS) atau tempat pengolahan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) yang ada di desa. Seperti halnya peresmian TPS3R di Desa Senduro, Rabu lalu. Harapannya, kepala desa (kades) menjadi motor penggerak desa mandiri sampah.
Farid Rahman, Kades Senduro, menyebut bahwa potensi timbunan sampah di kawasannya sangat tinggi. Apalagi Kecamatan Senduro memiliki banyak desa yang didukung oleh wisata. Farid mengakui Desa Senduro tidak memiliki hal tersebut. Namun, pihaknya optimistis bisa menyanggah dengan pengelolaan sampah.
“Kami bersyukur dibangun TPS3R di desa kami. Oleh sebab itu, program akan kami lakukan dengan maksimal. Terutama sinergi desa dan pihak lain agar ada perputaran ekonomi. Sehingga, ini akan membangun pola pikir dan gerak masyarakat demi lingkungan dan kesehatan masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lumajang Yuli Harismawati menjelaskan, kades menjadi kunci penting pengelolaan sampah. Agar target desa mandiri sampah bisa terwujud. Oleh sebab itu, kades harus menjadi motor penggerak pengelolaan sampah di desa.
“Yang paling penting adalah kepala desa mau bergerak. Karena berbicara pembangunan di desa ini tidak hanya infrastruktur saja. Tetapi juga mengubah dan membangun perilaku masyarakat. Terutama persoalan sampah yang menjadi atensi kami semua. Selanjutnya, kami akan memfasilitasi sarana, prasarana, dan pembinaan pengelolaannya,” jelasnya.
Ke depan, pihaknya akan menarik petugas pengambil sampah di rumah tangga. Dengan begitu, kemandirian desa mengelola sampah benar-benar terwujud. Hal itu tidak mudah. Karena itu, pendekatan kepala desa dengan masyarakat tentang pengelolaan sampah lebih ditingkatkan. Kini, pihaknya masih kesulitan mengurangi sampah. “Kalau penanganan mudah. Sedangkan target berat adalah pengurangannya,” tambahnya.
Pihaknya juga mengusulkan enam desa lainnya menjadi desa mandiri sampah. Keenam desa tersebut meliputi Desa Ranupani, Kecamatan Senduro; Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo; Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro; Desa/Kecamatan Randuagung; Desa Karangbendo, Kecamatan Tekung; dan Desa Purwosono, Kecamatan Sumbersuko.
Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan