27.2 C
Jember
Saturday, 1 April 2023

Kreativitas WBP Lapas Lumajang, Hasil Karya Dipesan Luar Provinsi

Mobile_AP_Rectangle 1

JOGOYUDAN, Radar Semeru – Berada di balik jeruji besi tak menghentikan kreativitas warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas II B Lumajang. Meski mendekam di penjara, ide kreatif itu terus berkembang. Sebab, lapas mewadahi mereka menciptakan hasil karya yang memiliki daya jual.

BACA JUGA : Sawah Petani Mumbulsari Diserang Hama Wereng, Terancam Gagal Panen

Setiap WBP diberikan kebebasan menyalurkan minat dan bakatnya melalui kreativitas karya. Hasilnya, beragam kerajinan tangan, mebel, batako, jasa las dan bengkel, laundry, hingga budi daya pertanian maupun perikanan bermunculan. Bahkan, hasil mebel pernah tembus pasar luar provinsi.

Mobile_AP_Rectangle 2

Kasi Binadik dan Giatja Lapas Kelas II B Lumajang Pramita Ananta mengatakan, kerajinan dan keterampilan yang dilakukan setiap hari masuk dalam kegiatan kemandirian. Hal itu sebagai bekal WBP sebelum kembali ke tengah masyarakat. Dengan itu, saat sudah bebas, mereka siap melanjutkan kehidupan baru dengan keterampilan yang dimiliki.

Ananta mengungkapkan, kegiatan itu rutin dilakukan. Sehingga kreativitas WBP terasah setiap harinya. Tak tanggung-tanggung, hasil kreativitas itu dilirik beragam daerah. “WBP pernah mengerjakan seratus buah mebel berupa meja Alquran. Pesanan itu datang dari orang Jawa Tengah. Tidak sampai sebulan, pesanan sudah selesai dikerjakan,” ungkapnya.

Seluruh pesanan itu, lanjutnya, dikerjakan WBP. Selanjutnya, hasil penjualan itu dimasukkan sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar 15 persen. Sisanya, para WBP yang terlibat mendapatkan premi.

Premi itu dapat langsung diambil maupun disimpan sebagai tabungan. Karena itu, WBP tidak hanya mendapatkan bekal keterampilan. Tetapi, WBP juga memperoleh penghasilan. “Ada yang memang disimpan, ada juga yang langsung diambil. Biasanya kalau diambil ini diberikan ke keluarga saat ada kunjungan keluarga WBP,” jelasnya.

Pihaknya berharap keterampilan WBP terus meningkat. Meski di tempat terbatas, kreativitas itu tak terbatas. “Kami terus mewadahi ide dan gagasan mereka. Jika memungkinkan dilakukan, segera kami tentukan,” tambahnya.(kin/c2/fid)

- Advertisement -

JOGOYUDAN, Radar Semeru – Berada di balik jeruji besi tak menghentikan kreativitas warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas II B Lumajang. Meski mendekam di penjara, ide kreatif itu terus berkembang. Sebab, lapas mewadahi mereka menciptakan hasil karya yang memiliki daya jual.

BACA JUGA : Sawah Petani Mumbulsari Diserang Hama Wereng, Terancam Gagal Panen

Setiap WBP diberikan kebebasan menyalurkan minat dan bakatnya melalui kreativitas karya. Hasilnya, beragam kerajinan tangan, mebel, batako, jasa las dan bengkel, laundry, hingga budi daya pertanian maupun perikanan bermunculan. Bahkan, hasil mebel pernah tembus pasar luar provinsi.

Kasi Binadik dan Giatja Lapas Kelas II B Lumajang Pramita Ananta mengatakan, kerajinan dan keterampilan yang dilakukan setiap hari masuk dalam kegiatan kemandirian. Hal itu sebagai bekal WBP sebelum kembali ke tengah masyarakat. Dengan itu, saat sudah bebas, mereka siap melanjutkan kehidupan baru dengan keterampilan yang dimiliki.

Ananta mengungkapkan, kegiatan itu rutin dilakukan. Sehingga kreativitas WBP terasah setiap harinya. Tak tanggung-tanggung, hasil kreativitas itu dilirik beragam daerah. “WBP pernah mengerjakan seratus buah mebel berupa meja Alquran. Pesanan itu datang dari orang Jawa Tengah. Tidak sampai sebulan, pesanan sudah selesai dikerjakan,” ungkapnya.

Seluruh pesanan itu, lanjutnya, dikerjakan WBP. Selanjutnya, hasil penjualan itu dimasukkan sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar 15 persen. Sisanya, para WBP yang terlibat mendapatkan premi.

Premi itu dapat langsung diambil maupun disimpan sebagai tabungan. Karena itu, WBP tidak hanya mendapatkan bekal keterampilan. Tetapi, WBP juga memperoleh penghasilan. “Ada yang memang disimpan, ada juga yang langsung diambil. Biasanya kalau diambil ini diberikan ke keluarga saat ada kunjungan keluarga WBP,” jelasnya.

Pihaknya berharap keterampilan WBP terus meningkat. Meski di tempat terbatas, kreativitas itu tak terbatas. “Kami terus mewadahi ide dan gagasan mereka. Jika memungkinkan dilakukan, segera kami tentukan,” tambahnya.(kin/c2/fid)

JOGOYUDAN, Radar Semeru – Berada di balik jeruji besi tak menghentikan kreativitas warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas II B Lumajang. Meski mendekam di penjara, ide kreatif itu terus berkembang. Sebab, lapas mewadahi mereka menciptakan hasil karya yang memiliki daya jual.

BACA JUGA : Sawah Petani Mumbulsari Diserang Hama Wereng, Terancam Gagal Panen

Setiap WBP diberikan kebebasan menyalurkan minat dan bakatnya melalui kreativitas karya. Hasilnya, beragam kerajinan tangan, mebel, batako, jasa las dan bengkel, laundry, hingga budi daya pertanian maupun perikanan bermunculan. Bahkan, hasil mebel pernah tembus pasar luar provinsi.

Kasi Binadik dan Giatja Lapas Kelas II B Lumajang Pramita Ananta mengatakan, kerajinan dan keterampilan yang dilakukan setiap hari masuk dalam kegiatan kemandirian. Hal itu sebagai bekal WBP sebelum kembali ke tengah masyarakat. Dengan itu, saat sudah bebas, mereka siap melanjutkan kehidupan baru dengan keterampilan yang dimiliki.

Ananta mengungkapkan, kegiatan itu rutin dilakukan. Sehingga kreativitas WBP terasah setiap harinya. Tak tanggung-tanggung, hasil kreativitas itu dilirik beragam daerah. “WBP pernah mengerjakan seratus buah mebel berupa meja Alquran. Pesanan itu datang dari orang Jawa Tengah. Tidak sampai sebulan, pesanan sudah selesai dikerjakan,” ungkapnya.

Seluruh pesanan itu, lanjutnya, dikerjakan WBP. Selanjutnya, hasil penjualan itu dimasukkan sebagai penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar 15 persen. Sisanya, para WBP yang terlibat mendapatkan premi.

Premi itu dapat langsung diambil maupun disimpan sebagai tabungan. Karena itu, WBP tidak hanya mendapatkan bekal keterampilan. Tetapi, WBP juga memperoleh penghasilan. “Ada yang memang disimpan, ada juga yang langsung diambil. Biasanya kalau diambil ini diberikan ke keluarga saat ada kunjungan keluarga WBP,” jelasnya.

Pihaknya berharap keterampilan WBP terus meningkat. Meski di tempat terbatas, kreativitas itu tak terbatas. “Kami terus mewadahi ide dan gagasan mereka. Jika memungkinkan dilakukan, segera kami tentukan,” tambahnya.(kin/c2/fid)

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca