Mobile_AP_Rectangle 1
Para penumpang sempat panik. Namun, mereka semua berhasil keluar melalui pintu mobil sisi kanan. “Kejadiannya sekitar pukul 03.00 subuh. Warga yang tahu langsung melapor ke desa,” tambahnya.
Upaya evakuasi darurat yang dilakukan berlangsung dramatis. Sebab, di tengah kondisi jembatan lori yang basah, para santri dan sejumlah warga itu berupaya mengembalikan roda ke jalur jembatan. Akan tetapi, hal itu belum membuahkan hasil.
Sekitar pukul enam pagi, bantuan mulai berdatangan. Pemerintah desa yang mendapatkan informasi itu langsung gotong royong membantu. Ada yang membawa katrol derek, dongkrak, tali, hingga bambu. “Sekitar jam delapan baru bisa dievakuasi. Mobil tidak bisa langsung jalan. Karena salah satu rodanya kempis setelah nyangkut. Jadi, diangkat dan didorong sampai ujung jembatan,” jelasnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Dia menambahkan, mobil sering tersangkut di sisi jembatan lori. Tak hanya mobil dari Lumajang, beberapa kali mobil dari luar kota seperti Surabaya juga sempat tersangkut dan nyaris masuk ke sungai. Selain faktor pengemudi tidak menguasai medan, lebar jembatan juga cukup sempit. “Hanya 2,5 meter. Sedangkan panjangnya 30 meter. Kondisinya memang tidak bagus untuk dilintasi,” pungkasnya. (kin/c2/fid)
- Advertisement -
Para penumpang sempat panik. Namun, mereka semua berhasil keluar melalui pintu mobil sisi kanan. “Kejadiannya sekitar pukul 03.00 subuh. Warga yang tahu langsung melapor ke desa,” tambahnya.
Upaya evakuasi darurat yang dilakukan berlangsung dramatis. Sebab, di tengah kondisi jembatan lori yang basah, para santri dan sejumlah warga itu berupaya mengembalikan roda ke jalur jembatan. Akan tetapi, hal itu belum membuahkan hasil.
Sekitar pukul enam pagi, bantuan mulai berdatangan. Pemerintah desa yang mendapatkan informasi itu langsung gotong royong membantu. Ada yang membawa katrol derek, dongkrak, tali, hingga bambu. “Sekitar jam delapan baru bisa dievakuasi. Mobil tidak bisa langsung jalan. Karena salah satu rodanya kempis setelah nyangkut. Jadi, diangkat dan didorong sampai ujung jembatan,” jelasnya.
Dia menambahkan, mobil sering tersangkut di sisi jembatan lori. Tak hanya mobil dari Lumajang, beberapa kali mobil dari luar kota seperti Surabaya juga sempat tersangkut dan nyaris masuk ke sungai. Selain faktor pengemudi tidak menguasai medan, lebar jembatan juga cukup sempit. “Hanya 2,5 meter. Sedangkan panjangnya 30 meter. Kondisinya memang tidak bagus untuk dilintasi,” pungkasnya. (kin/c2/fid)
Para penumpang sempat panik. Namun, mereka semua berhasil keluar melalui pintu mobil sisi kanan. “Kejadiannya sekitar pukul 03.00 subuh. Warga yang tahu langsung melapor ke desa,” tambahnya.
Upaya evakuasi darurat yang dilakukan berlangsung dramatis. Sebab, di tengah kondisi jembatan lori yang basah, para santri dan sejumlah warga itu berupaya mengembalikan roda ke jalur jembatan. Akan tetapi, hal itu belum membuahkan hasil.
Sekitar pukul enam pagi, bantuan mulai berdatangan. Pemerintah desa yang mendapatkan informasi itu langsung gotong royong membantu. Ada yang membawa katrol derek, dongkrak, tali, hingga bambu. “Sekitar jam delapan baru bisa dievakuasi. Mobil tidak bisa langsung jalan. Karena salah satu rodanya kempis setelah nyangkut. Jadi, diangkat dan didorong sampai ujung jembatan,” jelasnya.
Dia menambahkan, mobil sering tersangkut di sisi jembatan lori. Tak hanya mobil dari Lumajang, beberapa kali mobil dari luar kota seperti Surabaya juga sempat tersangkut dan nyaris masuk ke sungai. Selain faktor pengemudi tidak menguasai medan, lebar jembatan juga cukup sempit. “Hanya 2,5 meter. Sedangkan panjangnya 30 meter. Kondisinya memang tidak bagus untuk dilintasi,” pungkasnya. (kin/c2/fid)
