22.9 C
Jember
Friday, 31 March 2023

Lumajang Eksotik Tidak Dipaku, tapi Distaples

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Namanya juga warganet. Jangankan perkara besar, perkara kecil saja bakal dibahas dan diusut panjang sampai akar. Ada yang merasa risi, tapi ada pula yang merasa perlu ada pembenahan agar tidak sampai terjadi perkara besar.
Seperti yang terjadi pada kain Lumajang Eksotik. Belakangan ini kain yang menyelimuti pohon di kawasan Lumajang Kota itu ditemukan tidak dipaku. Tetapi, disayangkan karena distaples pada bagian pohon. Hal itu membuat ratusan netizen menghujani kritikan. “Dilem atau dilas gitu,” tulis Lek Paul dan Jack Sparoow berkomenbtar mengkritik.
Pemilik akun Facebook Anisah Wito memberikan kritikan yang menukik. “Mereka teriak tentang lingkungan, tapi mereka tidak sadar kalau dengan memaku atau menstaples pada pohon itu bisa melukai. Jadi, teriak lingkungan hanya omong doang,” tulisnya pedas.
Bayu mosses membela. “Masio distaples kayake wite gak enek sing mati,” tulisnya berkomentar. “Paling cuma loro wite,” tulis Joko Samudro. Tetapi, Alravie Abqoriah Juniastiyo memiliki persepsi lain. Dia menilai kalau bicara soal lingkungan tidak usah jauh-jauh dulu. “Mari bersama-sama kita cek diri kita, apakah kita sudah menjaga lingkungan hidup dengan cara tidak membuang sampah sembarangan,” sindirnya.
Sejumlah komentar itu akhirnya direspons oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lumajang. Melalui akun resminya, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang menyampaikan terima kasih atas masukannya. “Sebenarnya staples hanya mengikat antarkain. Sehingga tidak sampai melukai kambium yang berpotensi menganggu perkembangan pohon,” tulisnya memberi tanggapan.

Jurnalis: mg2
Editor: Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Namanya juga warganet. Jangankan perkara besar, perkara kecil saja bakal dibahas dan diusut panjang sampai akar. Ada yang merasa risi, tapi ada pula yang merasa perlu ada pembenahan agar tidak sampai terjadi perkara besar.
Seperti yang terjadi pada kain Lumajang Eksotik. Belakangan ini kain yang menyelimuti pohon di kawasan Lumajang Kota itu ditemukan tidak dipaku. Tetapi, disayangkan karena distaples pada bagian pohon. Hal itu membuat ratusan netizen menghujani kritikan. “Dilem atau dilas gitu,” tulis Lek Paul dan Jack Sparoow berkomenbtar mengkritik.
Pemilik akun Facebook Anisah Wito memberikan kritikan yang menukik. “Mereka teriak tentang lingkungan, tapi mereka tidak sadar kalau dengan memaku atau menstaples pada pohon itu bisa melukai. Jadi, teriak lingkungan hanya omong doang,” tulisnya pedas.
Bayu mosses membela. “Masio distaples kayake wite gak enek sing mati,” tulisnya berkomentar. “Paling cuma loro wite,” tulis Joko Samudro. Tetapi, Alravie Abqoriah Juniastiyo memiliki persepsi lain. Dia menilai kalau bicara soal lingkungan tidak usah jauh-jauh dulu. “Mari bersama-sama kita cek diri kita, apakah kita sudah menjaga lingkungan hidup dengan cara tidak membuang sampah sembarangan,” sindirnya.
Sejumlah komentar itu akhirnya direspons oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lumajang. Melalui akun resminya, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang menyampaikan terima kasih atas masukannya. “Sebenarnya staples hanya mengikat antarkain. Sehingga tidak sampai melukai kambium yang berpotensi menganggu perkembangan pohon,” tulisnya memberi tanggapan.

Jurnalis: mg2
Editor: Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Namanya juga warganet. Jangankan perkara besar, perkara kecil saja bakal dibahas dan diusut panjang sampai akar. Ada yang merasa risi, tapi ada pula yang merasa perlu ada pembenahan agar tidak sampai terjadi perkara besar.
Seperti yang terjadi pada kain Lumajang Eksotik. Belakangan ini kain yang menyelimuti pohon di kawasan Lumajang Kota itu ditemukan tidak dipaku. Tetapi, disayangkan karena distaples pada bagian pohon. Hal itu membuat ratusan netizen menghujani kritikan. “Dilem atau dilas gitu,” tulis Lek Paul dan Jack Sparoow berkomenbtar mengkritik.
Pemilik akun Facebook Anisah Wito memberikan kritikan yang menukik. “Mereka teriak tentang lingkungan, tapi mereka tidak sadar kalau dengan memaku atau menstaples pada pohon itu bisa melukai. Jadi, teriak lingkungan hanya omong doang,” tulisnya pedas.
Bayu mosses membela. “Masio distaples kayake wite gak enek sing mati,” tulisnya berkomentar. “Paling cuma loro wite,” tulis Joko Samudro. Tetapi, Alravie Abqoriah Juniastiyo memiliki persepsi lain. Dia menilai kalau bicara soal lingkungan tidak usah jauh-jauh dulu. “Mari bersama-sama kita cek diri kita, apakah kita sudah menjaga lingkungan hidup dengan cara tidak membuang sampah sembarangan,” sindirnya.
Sejumlah komentar itu akhirnya direspons oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lumajang. Melalui akun resminya, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lumajang menyampaikan terima kasih atas masukannya. “Sebenarnya staples hanya mengikat antarkain. Sehingga tidak sampai melukai kambium yang berpotensi menganggu perkembangan pohon,” tulisnya memberi tanggapan.

Jurnalis: mg2
Editor: Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca