24.4 C
Jember
Thursday, 1 June 2023

Gerebek Rumah Produksi Sabu di Lumajang

Metode Baru dan Pertama Kali Terjadi di Jawa Timur

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Setelah penangkapan Hanif yang memiliki sabu seberat 5 kilogram, dua tahun lalu, kasus narkoba di Lumajang yang menghebohkan muncul lagi. Bukan mengungkap bandar besar lagi, tetapi lebih dari itu. Kamis (21/10) malam, kepolisian berhasil membongkar rumah yang dijadikan tempat produksi sabu-sabu.

Pengungkapan itu berawal dari informasi warga setempat. Sejak dua bulan yang lalu Satuan Reskoba Polres Lumajang melakukan pemantauan. Hasilnya benar, tiga rumah yang ada di Desa Wonogriyo, Kecamatan Tekung, dan satu rumah yang terletak di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh, kedapatan bahan kimia dan alat produksi sabu-sabu.

“Kami temukan banyak sekali bahan dasar pembuatan sabu. Bahan kimia ini dicari kemudian disatukan. Kami rasa sudah mendapat sekitar 80 persen, sudah hampir jadi. Ada sabu cair yang hanya perlu proses terakhir melalui hidrogen. Cairan sabu itu diproses untuk dikristalkan,” kata Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno.

Mobile_AP_Rectangle 2

Jumat (22/10) siang hingga sore kemarin, pihak Tim Laboratorium Forensik Polda Jawa Timur bersama Polres Lumajang melakukan olah TKP di rumah Gita Yulianto di Desa Wonogriyo, Kecamatan Tekung. Setidaknya ditemukan beragam peralatan serta bahan-bahan kimia untuk memproduksi barang haram tersebut.

Kasubbid Narkoba Labfor Polda Jatim AKBP Imam Mukti mengatakan, cara pembuatan sabu ini hampir sama dengan metode beberapa kasus di daerah lain yang terungkap, shake and bake. Jadi, seluruh bahan kimia dicampur dijadikan satu, dikocok, lalu diproses hingga menjadi seperti air. Lalu dibekukan.

“Sepanjang yang ada di Jawa Timur sampai terakhir, ini adalah metode baru dan pertama kali dilakukan oleh tersangka. Aseton, soda api, dan banyak bahan kimia lainnya diproses. Tetapi, jika berpikir panjang, seluruh bahan kimia itu jika salah campuran bisa rawan meledak dan sangat membahayakan,” pungkasnya.

 

 

Supplier Bahan Kimia Kabur

WONOGRIYO, Radar Semeru – Peracik narkoba jenis sabu-sabu yang tertangkap ini tergolong cukup nekat. Pasalnya, berbekal pengetahuan lewat tontonan di media sosial, dia meramu bahan-bahan kimia yang didapat dari dalam dan luar daerah. Laki-laki tak tamat pendidikan SMA ini memproduksi sabu.

Sebelumnya, dikabarkan bahwa Gita Yulianto merupakan seorang apoteker yang ahli dalam bidang farmasi. Karena itu, mampu memadukan sejumlah bahan kimia menjadi sabu-sabu yang siap konsumsi. Namun, setelah ditelusuri, dia tak pernah tercatat sebagai apoteker.

Kasat Resnarkoba Polres Lumajang AKP Ernowo mengatakan, mulanya kasus ini terbongkar ketika Gita ditangkap di rumah Roni, temannya, di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh. Setelah mendapat sejumlah informasi yang cukup, pihak kepolisian meminta diantar ke rumahnya sendiri yang ada di Desa Wonogriyo, Kecamatan Tekung.

“Yang tertangkap hanya inisial G ini, sedangkan temannya masih belum tertangkap. Jadi, menurut informasi yang kami dapat, tersangka inisial G ini bekerja di farmasi. Itu saja. Tetapi, di farmasi mana dan kapan itu masih kami dalami, tetapi dalam minggu-minggu ini dia tidak bekerja,” tambahnya.

Menurut pengakuan tersangka, pembuatan sabu-sabu tersebut dilakukan sejak enam bulan silam. Saat itu, dirinya bersama temannya mencari kandungan setiap bahan kimia yang didapat. Lalu, mencampurnya dengan penuh hati-hati. Buktinya, beberapa sabu bisa diproduksi ketika ditangkap di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Lumajang AKBP Indra Brahmana mengatakan, pembuatan sabu ini tidak semudah menonton YouTube. Tentu banyak faktor lain yang bisa memberikan pengetahuan kepada tersangka. Sebab, meracik sabu ini bukan masalah baru, tetapi masalah lama.

“Kami terus berkoordinasi dengan pihak polres dan polda untuk terus melakukan penyelidikan kasus ini. Bisa jadi, ini sindikat besar dan tergabung dengan komplotan lainnya, bisa juga tidak. Ini masih kami dalami,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal
Redaktur : Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Setelah penangkapan Hanif yang memiliki sabu seberat 5 kilogram, dua tahun lalu, kasus narkoba di Lumajang yang menghebohkan muncul lagi. Bukan mengungkap bandar besar lagi, tetapi lebih dari itu. Kamis (21/10) malam, kepolisian berhasil membongkar rumah yang dijadikan tempat produksi sabu-sabu.

Pengungkapan itu berawal dari informasi warga setempat. Sejak dua bulan yang lalu Satuan Reskoba Polres Lumajang melakukan pemantauan. Hasilnya benar, tiga rumah yang ada di Desa Wonogriyo, Kecamatan Tekung, dan satu rumah yang terletak di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh, kedapatan bahan kimia dan alat produksi sabu-sabu.

“Kami temukan banyak sekali bahan dasar pembuatan sabu. Bahan kimia ini dicari kemudian disatukan. Kami rasa sudah mendapat sekitar 80 persen, sudah hampir jadi. Ada sabu cair yang hanya perlu proses terakhir melalui hidrogen. Cairan sabu itu diproses untuk dikristalkan,” kata Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno.

Jumat (22/10) siang hingga sore kemarin, pihak Tim Laboratorium Forensik Polda Jawa Timur bersama Polres Lumajang melakukan olah TKP di rumah Gita Yulianto di Desa Wonogriyo, Kecamatan Tekung. Setidaknya ditemukan beragam peralatan serta bahan-bahan kimia untuk memproduksi barang haram tersebut.

Kasubbid Narkoba Labfor Polda Jatim AKBP Imam Mukti mengatakan, cara pembuatan sabu ini hampir sama dengan metode beberapa kasus di daerah lain yang terungkap, shake and bake. Jadi, seluruh bahan kimia dicampur dijadikan satu, dikocok, lalu diproses hingga menjadi seperti air. Lalu dibekukan.

“Sepanjang yang ada di Jawa Timur sampai terakhir, ini adalah metode baru dan pertama kali dilakukan oleh tersangka. Aseton, soda api, dan banyak bahan kimia lainnya diproses. Tetapi, jika berpikir panjang, seluruh bahan kimia itu jika salah campuran bisa rawan meledak dan sangat membahayakan,” pungkasnya.

 

 

Supplier Bahan Kimia Kabur

WONOGRIYO, Radar Semeru – Peracik narkoba jenis sabu-sabu yang tertangkap ini tergolong cukup nekat. Pasalnya, berbekal pengetahuan lewat tontonan di media sosial, dia meramu bahan-bahan kimia yang didapat dari dalam dan luar daerah. Laki-laki tak tamat pendidikan SMA ini memproduksi sabu.

Sebelumnya, dikabarkan bahwa Gita Yulianto merupakan seorang apoteker yang ahli dalam bidang farmasi. Karena itu, mampu memadukan sejumlah bahan kimia menjadi sabu-sabu yang siap konsumsi. Namun, setelah ditelusuri, dia tak pernah tercatat sebagai apoteker.

Kasat Resnarkoba Polres Lumajang AKP Ernowo mengatakan, mulanya kasus ini terbongkar ketika Gita ditangkap di rumah Roni, temannya, di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh. Setelah mendapat sejumlah informasi yang cukup, pihak kepolisian meminta diantar ke rumahnya sendiri yang ada di Desa Wonogriyo, Kecamatan Tekung.

“Yang tertangkap hanya inisial G ini, sedangkan temannya masih belum tertangkap. Jadi, menurut informasi yang kami dapat, tersangka inisial G ini bekerja di farmasi. Itu saja. Tetapi, di farmasi mana dan kapan itu masih kami dalami, tetapi dalam minggu-minggu ini dia tidak bekerja,” tambahnya.

Menurut pengakuan tersangka, pembuatan sabu-sabu tersebut dilakukan sejak enam bulan silam. Saat itu, dirinya bersama temannya mencari kandungan setiap bahan kimia yang didapat. Lalu, mencampurnya dengan penuh hati-hati. Buktinya, beberapa sabu bisa diproduksi ketika ditangkap di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Lumajang AKBP Indra Brahmana mengatakan, pembuatan sabu ini tidak semudah menonton YouTube. Tentu banyak faktor lain yang bisa memberikan pengetahuan kepada tersangka. Sebab, meracik sabu ini bukan masalah baru, tetapi masalah lama.

“Kami terus berkoordinasi dengan pihak polres dan polda untuk terus melakukan penyelidikan kasus ini. Bisa jadi, ini sindikat besar dan tergabung dengan komplotan lainnya, bisa juga tidak. Ini masih kami dalami,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal
Redaktur : Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Setelah penangkapan Hanif yang memiliki sabu seberat 5 kilogram, dua tahun lalu, kasus narkoba di Lumajang yang menghebohkan muncul lagi. Bukan mengungkap bandar besar lagi, tetapi lebih dari itu. Kamis (21/10) malam, kepolisian berhasil membongkar rumah yang dijadikan tempat produksi sabu-sabu.

Pengungkapan itu berawal dari informasi warga setempat. Sejak dua bulan yang lalu Satuan Reskoba Polres Lumajang melakukan pemantauan. Hasilnya benar, tiga rumah yang ada di Desa Wonogriyo, Kecamatan Tekung, dan satu rumah yang terletak di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh, kedapatan bahan kimia dan alat produksi sabu-sabu.

“Kami temukan banyak sekali bahan dasar pembuatan sabu. Bahan kimia ini dicari kemudian disatukan. Kami rasa sudah mendapat sekitar 80 persen, sudah hampir jadi. Ada sabu cair yang hanya perlu proses terakhir melalui hidrogen. Cairan sabu itu diproses untuk dikristalkan,” kata Kapolres Lumajang AKBP Eka Yekti Hananto Seno.

Jumat (22/10) siang hingga sore kemarin, pihak Tim Laboratorium Forensik Polda Jawa Timur bersama Polres Lumajang melakukan olah TKP di rumah Gita Yulianto di Desa Wonogriyo, Kecamatan Tekung. Setidaknya ditemukan beragam peralatan serta bahan-bahan kimia untuk memproduksi barang haram tersebut.

Kasubbid Narkoba Labfor Polda Jatim AKBP Imam Mukti mengatakan, cara pembuatan sabu ini hampir sama dengan metode beberapa kasus di daerah lain yang terungkap, shake and bake. Jadi, seluruh bahan kimia dicampur dijadikan satu, dikocok, lalu diproses hingga menjadi seperti air. Lalu dibekukan.

“Sepanjang yang ada di Jawa Timur sampai terakhir, ini adalah metode baru dan pertama kali dilakukan oleh tersangka. Aseton, soda api, dan banyak bahan kimia lainnya diproses. Tetapi, jika berpikir panjang, seluruh bahan kimia itu jika salah campuran bisa rawan meledak dan sangat membahayakan,” pungkasnya.

 

 

Supplier Bahan Kimia Kabur

WONOGRIYO, Radar Semeru – Peracik narkoba jenis sabu-sabu yang tertangkap ini tergolong cukup nekat. Pasalnya, berbekal pengetahuan lewat tontonan di media sosial, dia meramu bahan-bahan kimia yang didapat dari dalam dan luar daerah. Laki-laki tak tamat pendidikan SMA ini memproduksi sabu.

Sebelumnya, dikabarkan bahwa Gita Yulianto merupakan seorang apoteker yang ahli dalam bidang farmasi. Karena itu, mampu memadukan sejumlah bahan kimia menjadi sabu-sabu yang siap konsumsi. Namun, setelah ditelusuri, dia tak pernah tercatat sebagai apoteker.

Kasat Resnarkoba Polres Lumajang AKP Ernowo mengatakan, mulanya kasus ini terbongkar ketika Gita ditangkap di rumah Roni, temannya, di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh. Setelah mendapat sejumlah informasi yang cukup, pihak kepolisian meminta diantar ke rumahnya sendiri yang ada di Desa Wonogriyo, Kecamatan Tekung.

“Yang tertangkap hanya inisial G ini, sedangkan temannya masih belum tertangkap. Jadi, menurut informasi yang kami dapat, tersangka inisial G ini bekerja di farmasi. Itu saja. Tetapi, di farmasi mana dan kapan itu masih kami dalami, tetapi dalam minggu-minggu ini dia tidak bekerja,” tambahnya.

Menurut pengakuan tersangka, pembuatan sabu-sabu tersebut dilakukan sejak enam bulan silam. Saat itu, dirinya bersama temannya mencari kandungan setiap bahan kimia yang didapat. Lalu, mencampurnya dengan penuh hati-hati. Buktinya, beberapa sabu bisa diproduksi ketika ditangkap di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Lumajang AKBP Indra Brahmana mengatakan, pembuatan sabu ini tidak semudah menonton YouTube. Tentu banyak faktor lain yang bisa memberikan pengetahuan kepada tersangka. Sebab, meracik sabu ini bukan masalah baru, tetapi masalah lama.

“Kami terus berkoordinasi dengan pihak polres dan polda untuk terus melakukan penyelidikan kasus ini. Bisa jadi, ini sindikat besar dan tergabung dengan komplotan lainnya, bisa juga tidak. Ini masih kami dalami,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal
Redaktur : Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca