27.2 C
Jember
Saturday, 1 April 2023

Biosolar Langka, Ternyata Ini Alasannya

Terhambat Ombak Besar Saat Pengiriman

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Akhir-akhir ini cuaca cukup ekstrem terjadi di sejumlah daerah. Tak terkecuali di kawasan pesisir. Ombak besar dan tinggi menyebabkan kapal kesulitan berlayar dan berlabuh. Akibatnya, distribusi biosolar dari kapal pembawa bahan bakar minyak (BBM) mengalami kendala.

Oleh karena itu, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mengalami kekosongan stok. Kosongnya BBM subsidi jenis biosolar itu dikeluhkan para sopir. Sebab, perjalanan mereka harus molor dari jadwal. Imbasnya, mereka harus menerima konsekuensi keterlambatan pengiriman barang.

“Terkadang konsumen itu tidak mau tahu ada peristiwa apa di jalan. Yang pasti, mereka ingin barangnya datang tepat waktu. Padahal, para sopir juga kesulitan jika ada antrean panjang atau kesulitan mengisi di pom (SPBU, Red),” keluh Anwar, sopir truk asal Jember.

Mobile_AP_Rectangle 2

Dia mengungkapkan, untuk mengantisipasi agar tidak terlambat, dia memutuskan untuk mengisi biosolar sebelum waktunya. Menurut dia, itu bisa menghindarkan dari antrean panjang di SPBU. Terlebih jika berada di jalan yang jauh dari SPBU. Tentu akan menyulitkan jika bahan bakar habis di tengah jalan. “Beberapa hari yang lalu pernah mau mengisi, tetapi biosolarnya habis. Jadi, terpaksa mengisi di SPBU selanjutnya dengan jarak tempuh lumayan lebih jauh,” tambahnya.

Sementara itu, Murdiyanto, Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang, menjelaskan, distribusi biosolar mengalami kendala. Informasi yang diterima menyebutkan, cuaca ekstrem menyebabkan pendistribusian terganggu. Kapal-kapal pembawa bahan bakar kesulitan berlayar dan berlabuh. Akibatnya, keterlambatan pengiriman terjadi beberapa kali.

“Sebenarnya ada keterlambatan pengiriman yang hampir merata di semua daerah. Tidak hanya satu atau dua jam, tetapi berjam-jam, dan kami tidak bisa memprediksi. Penyebabnya cuaca ekstrem. Gelombang ombak cukup tinggi sehingga membahayakan kapal pembawa BBM. Oleh karena itu, seolah-olah biosolar ini langka. Padahal tidak seperti itu,” jelasnya.

Pendistribusiannya ke masing-masing SPBU juga dikurangi. Hal ini bertujuan agar semua SPBU tetap memiliki biosolar. Meski jumlahnya tidak sama dengan sebelumnya, namun hal itu sudah sesuai ketentuan. Meski demikian, kondisinya berangsur normal. “Mulai normal lagi. Kalau stoknya memang dibuat seperti itu agar merata dan cukup sampai akhir tahun,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Akhir-akhir ini cuaca cukup ekstrem terjadi di sejumlah daerah. Tak terkecuali di kawasan pesisir. Ombak besar dan tinggi menyebabkan kapal kesulitan berlayar dan berlabuh. Akibatnya, distribusi biosolar dari kapal pembawa bahan bakar minyak (BBM) mengalami kendala.

Oleh karena itu, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mengalami kekosongan stok. Kosongnya BBM subsidi jenis biosolar itu dikeluhkan para sopir. Sebab, perjalanan mereka harus molor dari jadwal. Imbasnya, mereka harus menerima konsekuensi keterlambatan pengiriman barang.

“Terkadang konsumen itu tidak mau tahu ada peristiwa apa di jalan. Yang pasti, mereka ingin barangnya datang tepat waktu. Padahal, para sopir juga kesulitan jika ada antrean panjang atau kesulitan mengisi di pom (SPBU, Red),” keluh Anwar, sopir truk asal Jember.

Dia mengungkapkan, untuk mengantisipasi agar tidak terlambat, dia memutuskan untuk mengisi biosolar sebelum waktunya. Menurut dia, itu bisa menghindarkan dari antrean panjang di SPBU. Terlebih jika berada di jalan yang jauh dari SPBU. Tentu akan menyulitkan jika bahan bakar habis di tengah jalan. “Beberapa hari yang lalu pernah mau mengisi, tetapi biosolarnya habis. Jadi, terpaksa mengisi di SPBU selanjutnya dengan jarak tempuh lumayan lebih jauh,” tambahnya.

Sementara itu, Murdiyanto, Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang, menjelaskan, distribusi biosolar mengalami kendala. Informasi yang diterima menyebutkan, cuaca ekstrem menyebabkan pendistribusian terganggu. Kapal-kapal pembawa bahan bakar kesulitan berlayar dan berlabuh. Akibatnya, keterlambatan pengiriman terjadi beberapa kali.

“Sebenarnya ada keterlambatan pengiriman yang hampir merata di semua daerah. Tidak hanya satu atau dua jam, tetapi berjam-jam, dan kami tidak bisa memprediksi. Penyebabnya cuaca ekstrem. Gelombang ombak cukup tinggi sehingga membahayakan kapal pembawa BBM. Oleh karena itu, seolah-olah biosolar ini langka. Padahal tidak seperti itu,” jelasnya.

Pendistribusiannya ke masing-masing SPBU juga dikurangi. Hal ini bertujuan agar semua SPBU tetap memiliki biosolar. Meski jumlahnya tidak sama dengan sebelumnya, namun hal itu sudah sesuai ketentuan. Meski demikian, kondisinya berangsur normal. “Mulai normal lagi. Kalau stoknya memang dibuat seperti itu agar merata dan cukup sampai akhir tahun,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Akhir-akhir ini cuaca cukup ekstrem terjadi di sejumlah daerah. Tak terkecuali di kawasan pesisir. Ombak besar dan tinggi menyebabkan kapal kesulitan berlayar dan berlabuh. Akibatnya, distribusi biosolar dari kapal pembawa bahan bakar minyak (BBM) mengalami kendala.

Oleh karena itu, stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) mengalami kekosongan stok. Kosongnya BBM subsidi jenis biosolar itu dikeluhkan para sopir. Sebab, perjalanan mereka harus molor dari jadwal. Imbasnya, mereka harus menerima konsekuensi keterlambatan pengiriman barang.

“Terkadang konsumen itu tidak mau tahu ada peristiwa apa di jalan. Yang pasti, mereka ingin barangnya datang tepat waktu. Padahal, para sopir juga kesulitan jika ada antrean panjang atau kesulitan mengisi di pom (SPBU, Red),” keluh Anwar, sopir truk asal Jember.

Dia mengungkapkan, untuk mengantisipasi agar tidak terlambat, dia memutuskan untuk mengisi biosolar sebelum waktunya. Menurut dia, itu bisa menghindarkan dari antrean panjang di SPBU. Terlebih jika berada di jalan yang jauh dari SPBU. Tentu akan menyulitkan jika bahan bakar habis di tengah jalan. “Beberapa hari yang lalu pernah mau mengisi, tetapi biosolarnya habis. Jadi, terpaksa mengisi di SPBU selanjutnya dengan jarak tempuh lumayan lebih jauh,” tambahnya.

Sementara itu, Murdiyanto, Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang, menjelaskan, distribusi biosolar mengalami kendala. Informasi yang diterima menyebutkan, cuaca ekstrem menyebabkan pendistribusian terganggu. Kapal-kapal pembawa bahan bakar kesulitan berlayar dan berlabuh. Akibatnya, keterlambatan pengiriman terjadi beberapa kali.

“Sebenarnya ada keterlambatan pengiriman yang hampir merata di semua daerah. Tidak hanya satu atau dua jam, tetapi berjam-jam, dan kami tidak bisa memprediksi. Penyebabnya cuaca ekstrem. Gelombang ombak cukup tinggi sehingga membahayakan kapal pembawa BBM. Oleh karena itu, seolah-olah biosolar ini langka. Padahal tidak seperti itu,” jelasnya.

Pendistribusiannya ke masing-masing SPBU juga dikurangi. Hal ini bertujuan agar semua SPBU tetap memiliki biosolar. Meski jumlahnya tidak sama dengan sebelumnya, namun hal itu sudah sesuai ketentuan. Meski demikian, kondisinya berangsur normal. “Mulai normal lagi. Kalau stoknya memang dibuat seperti itu agar merata dan cukup sampai akhir tahun,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca