23.3 C
Jember
Monday, 27 March 2023

Bioskop Dibuka, Terapkan Aplikasi PeduliLindungi di Lumajang

Bagi yang hendak masuk ke sejumlah fasilitas publik seperti lokasi wisata, bakal dideteksi apakah sudah divaksin atau belum. Dengan menggunakan aplikasi, diharapkan lebih mudah. Tetapi, di Lumajang, saat diterapkan pertama kali malah dinilai bikin ribet.

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Aplikasi PeduliLindungi namanya. Pertama kali diterapkan di Lumajang adalah di gedung bioskop Mopic Cinemas. Banyak kendala dihadapi masyarakat saat mengakses aplikasi tersebut. Sering kali masyarakat tidak bisa mengakses. Paling banyak, data vaksinasi mereka tidak sinkron dengan aplikasi. Padahal sudah vaksin tahap pertama dan/atau kedua. Namun, aplikasi menunjukkan belum pernah vaksinasi.

Tentu ini bikin ribet. Terutama mereka yang hendak beraktivitas dengan syarat menunjukkan atau scan barkode aplikasi. “Kalau ribet pasti. Tetapi, ini sudah berbeda dengan aturan dulu. Kita harus menyesuaikan aturan yang ada,” ungkap Budi, salah seorang penonton.

Menurut dia, penggunaan aplikasi itu bertujuan baik. Pengelola bioskop bisa tahu jumlah penonton dan penonton merasa aman karena yang datang sudah divaksin. Sehingga penonton bisa menyaksikan tayangan film di bioskop tanpa rasa takut dan khawatir. “Ini memudahkan. Kami juga merasa nyaman dan aman untuk menonton,” tambahnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Sementara itu, Ainul Fikri, salah satu pegiat film, mendukung penerapan aplikasi tersebut di tempat umum. Terutama di bioskop. Sebab, hal itu bisa meminimalisasi penyebaran korona. Bioskop bisa tetap beroperasi di tengah pandemi. “Meskipun dari jumlah penonton sedikit, setidaknya bioskop masih bisa berjalan. Film yang dibuat bisa ditayangkan,” katanya.

Ainul berharap aturan tersebut bisa disederhanakan. Tidak lagi menggunakan aplikasi, melainkan bisa dengan menunjukkan kartu vaksin. Sebab, hal tersebut lebih memudahkan masyarakat untuk beraktivitas. “Sebagai pegiat film, ini ribet. Saat kami hendak syuting di mall saja, izinnya harus scan QR aplikasi. Aktivitas lainnya juga hampir sama. Kami berharap bisa dipermudah. Tidak perlu scan, tetapi cukup menggunakan kartu vaksin,” harapnya.

Sulaiman, staf bagian umum Mopic Cinemas, Tompokersan, menjelaskan, pihaknya memberikan kebijakan khusus. Masyarakat yang kesulitan mengakses aplikasi tersebut bisa menunjukkan kartu vaksin minimal dosis pertama sebelum memasuki bioskop. Namun, dia mewanti-wanti agar masyarakat bisa lebih terbuka dan jujur. Jika memang belum vaksin, masyarakat tidak memalsukan kartu vaksin. Sebab, pihaknya memeriksa keaslian kartu tersebut di aplikasi.

“Jangan memanfaatkan hal itu untuk menonton. Sebab, aturan kami juga ketat dan tegas. Jika belum vaksin tetapi mengaku dan menunjukkan kartu vaksin palsu, kami tetap menolaknya,” tegasnya.

Tidak hanya itu, anak-anak berusia 12 tahun ke bawah juga tidak diperkenankan masuk ke bioskop. Meski orang tua atau keluarganya sudah vaksin, anak-anak belum diperkenankan. Kecuali usia 12 tahun ke atas dan sudah vaksin. “Ini berlaku di semua bioskop yang ada. Memang aturan pusat sudah begitu. Kami tidak bisa menoleransinya,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Aplikasi PeduliLindungi namanya. Pertama kali diterapkan di Lumajang adalah di gedung bioskop Mopic Cinemas. Banyak kendala dihadapi masyarakat saat mengakses aplikasi tersebut. Sering kali masyarakat tidak bisa mengakses. Paling banyak, data vaksinasi mereka tidak sinkron dengan aplikasi. Padahal sudah vaksin tahap pertama dan/atau kedua. Namun, aplikasi menunjukkan belum pernah vaksinasi.

Tentu ini bikin ribet. Terutama mereka yang hendak beraktivitas dengan syarat menunjukkan atau scan barkode aplikasi. “Kalau ribet pasti. Tetapi, ini sudah berbeda dengan aturan dulu. Kita harus menyesuaikan aturan yang ada,” ungkap Budi, salah seorang penonton.

Menurut dia, penggunaan aplikasi itu bertujuan baik. Pengelola bioskop bisa tahu jumlah penonton dan penonton merasa aman karena yang datang sudah divaksin. Sehingga penonton bisa menyaksikan tayangan film di bioskop tanpa rasa takut dan khawatir. “Ini memudahkan. Kami juga merasa nyaman dan aman untuk menonton,” tambahnya.

Sementara itu, Ainul Fikri, salah satu pegiat film, mendukung penerapan aplikasi tersebut di tempat umum. Terutama di bioskop. Sebab, hal itu bisa meminimalisasi penyebaran korona. Bioskop bisa tetap beroperasi di tengah pandemi. “Meskipun dari jumlah penonton sedikit, setidaknya bioskop masih bisa berjalan. Film yang dibuat bisa ditayangkan,” katanya.

Ainul berharap aturan tersebut bisa disederhanakan. Tidak lagi menggunakan aplikasi, melainkan bisa dengan menunjukkan kartu vaksin. Sebab, hal tersebut lebih memudahkan masyarakat untuk beraktivitas. “Sebagai pegiat film, ini ribet. Saat kami hendak syuting di mall saja, izinnya harus scan QR aplikasi. Aktivitas lainnya juga hampir sama. Kami berharap bisa dipermudah. Tidak perlu scan, tetapi cukup menggunakan kartu vaksin,” harapnya.

Sulaiman, staf bagian umum Mopic Cinemas, Tompokersan, menjelaskan, pihaknya memberikan kebijakan khusus. Masyarakat yang kesulitan mengakses aplikasi tersebut bisa menunjukkan kartu vaksin minimal dosis pertama sebelum memasuki bioskop. Namun, dia mewanti-wanti agar masyarakat bisa lebih terbuka dan jujur. Jika memang belum vaksin, masyarakat tidak memalsukan kartu vaksin. Sebab, pihaknya memeriksa keaslian kartu tersebut di aplikasi.

“Jangan memanfaatkan hal itu untuk menonton. Sebab, aturan kami juga ketat dan tegas. Jika belum vaksin tetapi mengaku dan menunjukkan kartu vaksin palsu, kami tetap menolaknya,” tegasnya.

Tidak hanya itu, anak-anak berusia 12 tahun ke bawah juga tidak diperkenankan masuk ke bioskop. Meski orang tua atau keluarganya sudah vaksin, anak-anak belum diperkenankan. Kecuali usia 12 tahun ke atas dan sudah vaksin. “Ini berlaku di semua bioskop yang ada. Memang aturan pusat sudah begitu. Kami tidak bisa menoleransinya,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Aplikasi PeduliLindungi namanya. Pertama kali diterapkan di Lumajang adalah di gedung bioskop Mopic Cinemas. Banyak kendala dihadapi masyarakat saat mengakses aplikasi tersebut. Sering kali masyarakat tidak bisa mengakses. Paling banyak, data vaksinasi mereka tidak sinkron dengan aplikasi. Padahal sudah vaksin tahap pertama dan/atau kedua. Namun, aplikasi menunjukkan belum pernah vaksinasi.

Tentu ini bikin ribet. Terutama mereka yang hendak beraktivitas dengan syarat menunjukkan atau scan barkode aplikasi. “Kalau ribet pasti. Tetapi, ini sudah berbeda dengan aturan dulu. Kita harus menyesuaikan aturan yang ada,” ungkap Budi, salah seorang penonton.

Menurut dia, penggunaan aplikasi itu bertujuan baik. Pengelola bioskop bisa tahu jumlah penonton dan penonton merasa aman karena yang datang sudah divaksin. Sehingga penonton bisa menyaksikan tayangan film di bioskop tanpa rasa takut dan khawatir. “Ini memudahkan. Kami juga merasa nyaman dan aman untuk menonton,” tambahnya.

Sementara itu, Ainul Fikri, salah satu pegiat film, mendukung penerapan aplikasi tersebut di tempat umum. Terutama di bioskop. Sebab, hal itu bisa meminimalisasi penyebaran korona. Bioskop bisa tetap beroperasi di tengah pandemi. “Meskipun dari jumlah penonton sedikit, setidaknya bioskop masih bisa berjalan. Film yang dibuat bisa ditayangkan,” katanya.

Ainul berharap aturan tersebut bisa disederhanakan. Tidak lagi menggunakan aplikasi, melainkan bisa dengan menunjukkan kartu vaksin. Sebab, hal tersebut lebih memudahkan masyarakat untuk beraktivitas. “Sebagai pegiat film, ini ribet. Saat kami hendak syuting di mall saja, izinnya harus scan QR aplikasi. Aktivitas lainnya juga hampir sama. Kami berharap bisa dipermudah. Tidak perlu scan, tetapi cukup menggunakan kartu vaksin,” harapnya.

Sulaiman, staf bagian umum Mopic Cinemas, Tompokersan, menjelaskan, pihaknya memberikan kebijakan khusus. Masyarakat yang kesulitan mengakses aplikasi tersebut bisa menunjukkan kartu vaksin minimal dosis pertama sebelum memasuki bioskop. Namun, dia mewanti-wanti agar masyarakat bisa lebih terbuka dan jujur. Jika memang belum vaksin, masyarakat tidak memalsukan kartu vaksin. Sebab, pihaknya memeriksa keaslian kartu tersebut di aplikasi.

“Jangan memanfaatkan hal itu untuk menonton. Sebab, aturan kami juga ketat dan tegas. Jika belum vaksin tetapi mengaku dan menunjukkan kartu vaksin palsu, kami tetap menolaknya,” tegasnya.

Tidak hanya itu, anak-anak berusia 12 tahun ke bawah juga tidak diperkenankan masuk ke bioskop. Meski orang tua atau keluarganya sudah vaksin, anak-anak belum diperkenankan. Kecuali usia 12 tahun ke atas dan sudah vaksin. “Ini berlaku di semua bioskop yang ada. Memang aturan pusat sudah begitu. Kami tidak bisa menoleransinya,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca