LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Pertimbangan-pertimbangan Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Mahameru mengenai rencana pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) direspons Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Lumajang. DPKP Lumajang ngotot pembangunannya segera direalisasikan tahun ini.
Memang dokumen perencanaan pembangunan rampung digarap. Bahkan sudah diserahkan ke Perumdam. Namun, pendekatan sosial untuk mengantisipasi gejolak warga Desa Sumberwringin, Kecamatan Klakah, belum pernah dilakukan. Bahkan, pihak desa setempat belum mengetahui persis rencana pembangunan SPAM itu.
Kabid Cipta Karya DPKP Lumajang Aris Pidekso mengatakan, dokumen perencanaan itu memuat secara utuh tahapan pembangunan. Baik itu mencakup apa saja alat yang dibutuhkan maupun jumlah anggaran yang perlu disediakan. Termasuk kekuatan sumber mata air dalam mencukupi ribuan jiwa.
“Memang ketika masih di kami itu kebutuhannya sekitar Rp 2,3 miliar untuk satu tahap pemenuhan air kawasan utara. Karena sekarang pekerjaannya digarap Perumdam, ya kami tambah menjadi Rp 9,3 miliar. Kan nanti ujung-ujungnya kami bangun untuk aset Perumdam, ya sekalian kami maksimalkan seperti itu,” jelasnya.
Kepala DPKP Lumajang Endah Mardiana mengatakan, seharusnya pekerjaan tersebut bisa diselesaikan tahun ini bersamaan dengan proyek pembangunan lainnya yang dikerjakan pertengahan tahun. Sedangkan menurutnya, urusan sosialisasi kepada masyarakat setempat bisa ditangani dengan mudah.
“Harus dikerjakan secepat mungkin. Lebih cepat lebih baik. Memang pelaksanaan sosialisasi mengenai rencana pembangunan itu belum sempat kami lakukan pada warga setempat. Hanya beberapa pihak saja, seperti desa, kecamatan, dan pengelola Pamsimas. Kami yakin kalau urusan pemenuhan air semua akan sepakat,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu perangkat Desa Sumberwringin, Kecamatan Klakah, yang tidak mau disebut namanya, mengatakan, beberapa kali desanya kedatangan tim survei untuk melihat sejumlah titik mata air di Dusun Krajan. Namun, desa belum pernah diajak rembukan untuk perencanaan pembangunan tersebut. “Mungkin kalau ujug-ujug, itu yang susah,” pungkasnya
Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer :
Redaktur : Hafid Asnan