LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Ketersediaan bahan bakar jenis biosolar subsidi pada stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Lumajang mulai mengkhawatirkan. Pasalnya, sering kali SPBU kehabisan stok biosolar. Akibatnya, tidak sedikit sopir yang terpaksa putar balik. Sedangkan di SPBU lain, mereka harus rela antre panjang.
Salah satu SPBU yang mengalami kekosongan stok biosolar adalah SPBU Syirkah Amanah, Labruk Lor, Lumajang. Kemarin, stok biosolar sudah habis sejak pukul 10 pagi. Padahal sore sebelumnya, tangki penyimpanan baru diisi. Artinya, tidak sampai 24 jam, bahan bakar (BBM) bersubsidi tersebut sudah ludes.
“Tidak hanya di SPBU kami saja. Melainkan hampir seluruh SPBU mengalami hal yang sama. Karena informasi yang kami terima ada pembatasan kuota biosolar dari Pertamina pusat. Imbasnya, terjadi kekosongan biosolar di SPBU. Tangki kami sendiri baru mengisinya sore kemarin (Selasa, Red),” kata Wahyudi, teknisi SPBU Syirkah Amanah.
Sebenarnya, lanjut Yudi, tidak hanya BBM biosolar subsidi saja, kesediaan pertalite juga terancam. Pihaknya sudah melakukan permintaan pengiriman dari pusat. Namun, BBM tersebut belum datang. Apalagi, pengurangan subsidi sangat besar.
“Kami memutuskan untuk mengatur lagi kesediaan biosolar per harinya. Kalau dulu bisa sampai 24 hingga 32 kiloliter atau ton. Sekarang hanya delapan ton. Itu juga tidak setiap hari ada. Terkadang dua hari ada, hari selanjutnya kosong. Kalau ada, langsung diserbu para sopir truk dan mereka antre,” tambahnya.
Sementara itu, Kurniawan, Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan Lumajang, menjelaskan, kondisi di lapangan memang menunjukkan hal demikian. Ditambah, biasanya terjadi di akhir tahun. Menurut dia, hal itu bergantung pada kuota dan konsumsi masyarakat setempat. “Artinya, kalau memang kuota menipis, maka stoknya akan dibuat cukup hingga akhir tahun. Oleh karena itu, distribusinya dibatasi,” jelasnya.
Namun, dia menegaskan, Pertamina berkewajiban menjaga stok BBM yang ada. Pihaknya juga meminta masyarakat beralih dari biosolar subsidi ke industri.
Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan