23.2 C
Jember
Tuesday, 28 March 2023

Menyusul Kebijakan Baru dalam Pilkades Serentak

Vaksin Jadi Syarat Pemilih

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Untuk mengejar target 70 persen program vaksinasi di Lumajang, beragam upaya terus dilakukan. Mulai dari membuka gerai vaksin, mewajibkan warga yang melakukan pengurusan administrasi, sampai penyaluran bantuan, vaksinasi menjadi syarat. Teranyar, Bupati Lumajang Thoriqul menegaskan, vaksinasi menjadi syarat pelaksanaan pilkades serentak.

“Kami mensyaratkan itu untuk tuntas vaksinasi. Jadi, karena vaksinasi itu menjadi syarat pelaksanaan pilkades, maka siapa pun yang menjadi bagian pilkades itu harus vaksin. Tidak hanya pemilihnya, tetapi calon dan panitianya semua harus vaksin,” katanya.

Wacana mensyaratkan pemilih untuk suntik vaksin dosis pertama dapat menjadi dilema. Sebab, menurut informasi yang berhasil dihimpun, sebagian warga yang mendapat BLT DD beberapa waktu lalu kadang memilih memutus bantuan ketimbang harus menjalani vaksinasi. Sehingga persyaratan ini dikhawatirkan mengurungkan niat warga untuk mencoblos.

Mobile_AP_Rectangle 2

Namun, Cak Thoriq meyakini langkah itu sangat tepat. Bahkan, pihaknya bakal menuangkan hal itu melalui surat edaran (SE) dalam waktu dekat. “Tidak ada, ini tidak mencederai demokrasi. Tidak ada. Kalau ndak vaksin, nanti mencederai hak orang untuk sehat, untuk tidak tertular. Podo-podo hak e. Saya akan keluarkan surat edaran,” tambahnya.

Lebih lanjut, saat ini ada beberapa kecamatan yang progres capaian vaksinasinya tergolong rendah. Kondisi itu diketahui dari serapan vaksin di beberapa fasilitas kesehatan. Seperti di Puskesmas Gucialit, Tunjung, Padang, Randuagung, Penanggal, dan Puskesmas Ranuyoso. Puskesmas ini menyuntik vaksin warga tidak lebih dari 13 ribu orang.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Lumajang Marshall Trihandono mengatakan, pendataan progres capaian vaksinasi setiap kecamatan belum bisa dibuat. Sebab, sistem belum mendukung hal itu. Apalagi, tidak semua warga kecamatan A suntik vaksin di faskes yang ada di kecamatan A, bisa di B, bahkan bisa di faskes X.

“Kami belum bisa mengidentifikasi hal itu, karena data yang kami buat kadang tidak selalu akurat. Tetapi, kalau secara global, atau per kabupaten, kami akurat. Sekarang sudah mencapai 53 persen,” katanya.

Marshall menambahkan, untuk mengejar target 70 persen di akhir bulan ini, maka dalam sehari Pemkab Lumajang perlu mengejar 16.166 orang, atau minimal 12.030 orang per hari. Sehingga dengan waktu dua pekan, target itu dapat tercapai dengan baik.

“Enam belas ribu orang itu proyeksi kami, tapi riilnya dua belas ribuan. Jumlah itu juga termasuk target lansia di dalamnya. Karena kami juga menargetkan proyeksi lansia itu sekitar lima ribuan per hari. Sedangkan capaian rill minimal harus dapat tiga ribu lebih sedikit,” pungkasnya.

 

Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal
Redaktur : Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Untuk mengejar target 70 persen program vaksinasi di Lumajang, beragam upaya terus dilakukan. Mulai dari membuka gerai vaksin, mewajibkan warga yang melakukan pengurusan administrasi, sampai penyaluran bantuan, vaksinasi menjadi syarat. Teranyar, Bupati Lumajang Thoriqul menegaskan, vaksinasi menjadi syarat pelaksanaan pilkades serentak.

“Kami mensyaratkan itu untuk tuntas vaksinasi. Jadi, karena vaksinasi itu menjadi syarat pelaksanaan pilkades, maka siapa pun yang menjadi bagian pilkades itu harus vaksin. Tidak hanya pemilihnya, tetapi calon dan panitianya semua harus vaksin,” katanya.

Wacana mensyaratkan pemilih untuk suntik vaksin dosis pertama dapat menjadi dilema. Sebab, menurut informasi yang berhasil dihimpun, sebagian warga yang mendapat BLT DD beberapa waktu lalu kadang memilih memutus bantuan ketimbang harus menjalani vaksinasi. Sehingga persyaratan ini dikhawatirkan mengurungkan niat warga untuk mencoblos.

Namun, Cak Thoriq meyakini langkah itu sangat tepat. Bahkan, pihaknya bakal menuangkan hal itu melalui surat edaran (SE) dalam waktu dekat. “Tidak ada, ini tidak mencederai demokrasi. Tidak ada. Kalau ndak vaksin, nanti mencederai hak orang untuk sehat, untuk tidak tertular. Podo-podo hak e. Saya akan keluarkan surat edaran,” tambahnya.

Lebih lanjut, saat ini ada beberapa kecamatan yang progres capaian vaksinasinya tergolong rendah. Kondisi itu diketahui dari serapan vaksin di beberapa fasilitas kesehatan. Seperti di Puskesmas Gucialit, Tunjung, Padang, Randuagung, Penanggal, dan Puskesmas Ranuyoso. Puskesmas ini menyuntik vaksin warga tidak lebih dari 13 ribu orang.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Lumajang Marshall Trihandono mengatakan, pendataan progres capaian vaksinasi setiap kecamatan belum bisa dibuat. Sebab, sistem belum mendukung hal itu. Apalagi, tidak semua warga kecamatan A suntik vaksin di faskes yang ada di kecamatan A, bisa di B, bahkan bisa di faskes X.

“Kami belum bisa mengidentifikasi hal itu, karena data yang kami buat kadang tidak selalu akurat. Tetapi, kalau secara global, atau per kabupaten, kami akurat. Sekarang sudah mencapai 53 persen,” katanya.

Marshall menambahkan, untuk mengejar target 70 persen di akhir bulan ini, maka dalam sehari Pemkab Lumajang perlu mengejar 16.166 orang, atau minimal 12.030 orang per hari. Sehingga dengan waktu dua pekan, target itu dapat tercapai dengan baik.

“Enam belas ribu orang itu proyeksi kami, tapi riilnya dua belas ribuan. Jumlah itu juga termasuk target lansia di dalamnya. Karena kami juga menargetkan proyeksi lansia itu sekitar lima ribuan per hari. Sedangkan capaian rill minimal harus dapat tiga ribu lebih sedikit,” pungkasnya.

 

Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal
Redaktur : Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Untuk mengejar target 70 persen program vaksinasi di Lumajang, beragam upaya terus dilakukan. Mulai dari membuka gerai vaksin, mewajibkan warga yang melakukan pengurusan administrasi, sampai penyaluran bantuan, vaksinasi menjadi syarat. Teranyar, Bupati Lumajang Thoriqul menegaskan, vaksinasi menjadi syarat pelaksanaan pilkades serentak.

“Kami mensyaratkan itu untuk tuntas vaksinasi. Jadi, karena vaksinasi itu menjadi syarat pelaksanaan pilkades, maka siapa pun yang menjadi bagian pilkades itu harus vaksin. Tidak hanya pemilihnya, tetapi calon dan panitianya semua harus vaksin,” katanya.

Wacana mensyaratkan pemilih untuk suntik vaksin dosis pertama dapat menjadi dilema. Sebab, menurut informasi yang berhasil dihimpun, sebagian warga yang mendapat BLT DD beberapa waktu lalu kadang memilih memutus bantuan ketimbang harus menjalani vaksinasi. Sehingga persyaratan ini dikhawatirkan mengurungkan niat warga untuk mencoblos.

Namun, Cak Thoriq meyakini langkah itu sangat tepat. Bahkan, pihaknya bakal menuangkan hal itu melalui surat edaran (SE) dalam waktu dekat. “Tidak ada, ini tidak mencederai demokrasi. Tidak ada. Kalau ndak vaksin, nanti mencederai hak orang untuk sehat, untuk tidak tertular. Podo-podo hak e. Saya akan keluarkan surat edaran,” tambahnya.

Lebih lanjut, saat ini ada beberapa kecamatan yang progres capaian vaksinasinya tergolong rendah. Kondisi itu diketahui dari serapan vaksin di beberapa fasilitas kesehatan. Seperti di Puskesmas Gucialit, Tunjung, Padang, Randuagung, Penanggal, dan Puskesmas Ranuyoso. Puskesmas ini menyuntik vaksin warga tidak lebih dari 13 ribu orang.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Lumajang Marshall Trihandono mengatakan, pendataan progres capaian vaksinasi setiap kecamatan belum bisa dibuat. Sebab, sistem belum mendukung hal itu. Apalagi, tidak semua warga kecamatan A suntik vaksin di faskes yang ada di kecamatan A, bisa di B, bahkan bisa di faskes X.

“Kami belum bisa mengidentifikasi hal itu, karena data yang kami buat kadang tidak selalu akurat. Tetapi, kalau secara global, atau per kabupaten, kami akurat. Sekarang sudah mencapai 53 persen,” katanya.

Marshall menambahkan, untuk mengejar target 70 persen di akhir bulan ini, maka dalam sehari Pemkab Lumajang perlu mengejar 16.166 orang, atau minimal 12.030 orang per hari. Sehingga dengan waktu dua pekan, target itu dapat tercapai dengan baik.

“Enam belas ribu orang itu proyeksi kami, tapi riilnya dua belas ribuan. Jumlah itu juga termasuk target lansia di dalamnya. Karena kami juga menargetkan proyeksi lansia itu sekitar lima ribuan per hari. Sedangkan capaian rill minimal harus dapat tiga ribu lebih sedikit,” pungkasnya.

 

Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal
Redaktur : Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca