LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Sejatinya, Lumajang memiliki sejarah panjang, berliku, dan unik. Baik dari pemerintahan, masyarakat, maupun kejadian penting lainnya di masa lalu. Namun, sejauh ini tidak banyak sumber yang dapat menjelaskan secara terperinci dan menyeluruh tentang Lumajang. Sehingga hal itu menciptakan ruang kosong dalam sejarah Lumajang.
Diakui, jati diri Lumajang masih belum jelas. Sebab, belum ada catatan resmi dan dapat dipertanggungjawabkan tentang Lumajang di masa lalu. “Kami memang memiliki beberapa arsip sejarah Lumajang. Namun, sangat sedikit sekali yang sudah kami arsipkan,” kata Pursiwi Pirmintasih, arsiparis Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Lumajang.
Siwi menjelaskan, dari 80 persen arsip yang ada, hanya satu persen arsip sejarah Lumajang. “Kami menyimpan arsip aktif, inaktif, vital, dan statis. Nah, arsip statis mencakup semua hal yang berkaitan dengan sejarah. Dalam hal ini adalah Kabupaten Lumajang di masa lalu. Baik dari pemerintah, masyarakat, maupun kejadian penting zaman dulu. Tapi, hanya satu persen saja arsip statis yang ada di kami,” jelasnya.
Arsip statis menjadi penting untuk melihat masa lalu Lumajang. Namun, hal itu tidak mudah untuk dikumpulkan. Meski pihaknya sudah menelusurinya, hanya sedikit arsip yang bisa dikumpulkan.
“Kami kesulitan untuk mengumpulkan sumber data otentik kejadian atau peristiwa penting masa lalu. Masih belum lengkap semuanya. Misalnya saja saat hendak mengumpulkan arsip adipati pertama Lumajang. Para keturunan tidak memiliki dokumen lengkap. Sehingga kami lakukan penelusuran ke Malang hingga Belanda. Tetapi, hal itu juga tidak mudah,” tuturnya.
Pihaknya kesulitan untuk mengakses informasi sejarah Lumajang di arsip nasional Belanda. Sebab, hal tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit. “Arsip lengkap memang ada di belanda. Namun, kami tidak bisa mengakses semua arsip. Salah satunya karena berbayar untuk biaya perawatan arsip di sana,” tambahnya.
Sementara itu, Satik, Kabid Arsip Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Lumajang, berkomitmen akan mengumpulkan arsip statis Lumajang. “Kami akan terus lakukan penelusuran arsip statis. Tetapi, sementara ini belum bisa kami lakukan lebih mendalam karena terkendala biaya,” pungkasnya.
Jurnalis: mg2
Fotografer: Muhammad Sidikin Ali
Editor: Hafid Asnan