Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Jumlah kasus Covid-19 di Lumajang memang menurun. Tapi jumlah keseluruhan tergolong tinggi, mencapai 2.870 orang. Sedangkan yang telah meninggal dunia tembus 243 orang. Dari ratusan nyawa yang meninggal itu tidak ada satu pun yang mendapat santunan dari pemerintah.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lumajang Dewi Susiati menyatakan, pengajuan nama-nama terkait korban meninggal di Lumajang sudah dilakukan sejak Agustus 2020. Namun, sampai sekarang belum ada kejelasan. “Untuk Lumajang memang belum ada yang turun. Nama-nama korban juga terus bertambah,” ucapnya.
Menurut data Dinas Sosial, korban meninggal dan mengajukan santunan ke Dinas Sosial Lumajang sebanyak 203 orang. Sedangkan yang telah dikirim namanya sebanyak 113 orang. Kondisi tersebut tidak berubah sejak bulan kemarin. “Tidak semua korban yang diajukan dapat santunan, karena beberapa keluarga ada yang tidak berkenan,” ucapnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Dia mengakui, memang sering ditanya terkait dana santunan Covid-19. Baik oleh LSM, media, keluarga korban, maupun ormas. Namun, dirinya tetap tidak bisa menjelaskan terlalu mendalam. Sebab, semuanya adalah wewenang pemerintah pusat. “Sempat dari saya menanyakan terkait pemberhentian nama-nama korban santunan, namun oleh Dinas Sosial Provinsi disuruh tetap menampung,” ucapnya.
Padahal masyarakat butuh kepastian. Tidak bisa diberikan harapan berlebih. Sebab, sudah pernah melakukan verifikasi yang cukup banyak. Bagi warga yang sudah mendaftar namun belum menerima bantuan, tentu akan sangat mengecewakan.
Jurnalis : Ridho Abdullah Akbar
Fotografer :
Redaktur : Hafid Asnan
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Jumlah kasus Covid-19 di Lumajang memang menurun. Tapi jumlah keseluruhan tergolong tinggi, mencapai 2.870 orang. Sedangkan yang telah meninggal dunia tembus 243 orang. Dari ratusan nyawa yang meninggal itu tidak ada satu pun yang mendapat santunan dari pemerintah.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lumajang Dewi Susiati menyatakan, pengajuan nama-nama terkait korban meninggal di Lumajang sudah dilakukan sejak Agustus 2020. Namun, sampai sekarang belum ada kejelasan. “Untuk Lumajang memang belum ada yang turun. Nama-nama korban juga terus bertambah,” ucapnya.
Menurut data Dinas Sosial, korban meninggal dan mengajukan santunan ke Dinas Sosial Lumajang sebanyak 203 orang. Sedangkan yang telah dikirim namanya sebanyak 113 orang. Kondisi tersebut tidak berubah sejak bulan kemarin. “Tidak semua korban yang diajukan dapat santunan, karena beberapa keluarga ada yang tidak berkenan,” ucapnya.
Dia mengakui, memang sering ditanya terkait dana santunan Covid-19. Baik oleh LSM, media, keluarga korban, maupun ormas. Namun, dirinya tetap tidak bisa menjelaskan terlalu mendalam. Sebab, semuanya adalah wewenang pemerintah pusat. “Sempat dari saya menanyakan terkait pemberhentian nama-nama korban santunan, namun oleh Dinas Sosial Provinsi disuruh tetap menampung,” ucapnya.
Padahal masyarakat butuh kepastian. Tidak bisa diberikan harapan berlebih. Sebab, sudah pernah melakukan verifikasi yang cukup banyak. Bagi warga yang sudah mendaftar namun belum menerima bantuan, tentu akan sangat mengecewakan.
Jurnalis : Ridho Abdullah Akbar
Fotografer :
Redaktur : Hafid Asnan
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Jumlah kasus Covid-19 di Lumajang memang menurun. Tapi jumlah keseluruhan tergolong tinggi, mencapai 2.870 orang. Sedangkan yang telah meninggal dunia tembus 243 orang. Dari ratusan nyawa yang meninggal itu tidak ada satu pun yang mendapat santunan dari pemerintah.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Lumajang Dewi Susiati menyatakan, pengajuan nama-nama terkait korban meninggal di Lumajang sudah dilakukan sejak Agustus 2020. Namun, sampai sekarang belum ada kejelasan. “Untuk Lumajang memang belum ada yang turun. Nama-nama korban juga terus bertambah,” ucapnya.
Menurut data Dinas Sosial, korban meninggal dan mengajukan santunan ke Dinas Sosial Lumajang sebanyak 203 orang. Sedangkan yang telah dikirim namanya sebanyak 113 orang. Kondisi tersebut tidak berubah sejak bulan kemarin. “Tidak semua korban yang diajukan dapat santunan, karena beberapa keluarga ada yang tidak berkenan,” ucapnya.
Dia mengakui, memang sering ditanya terkait dana santunan Covid-19. Baik oleh LSM, media, keluarga korban, maupun ormas. Namun, dirinya tetap tidak bisa menjelaskan terlalu mendalam. Sebab, semuanya adalah wewenang pemerintah pusat. “Sempat dari saya menanyakan terkait pemberhentian nama-nama korban santunan, namun oleh Dinas Sosial Provinsi disuruh tetap menampung,” ucapnya.
Padahal masyarakat butuh kepastian. Tidak bisa diberikan harapan berlebih. Sebab, sudah pernah melakukan verifikasi yang cukup banyak. Bagi warga yang sudah mendaftar namun belum menerima bantuan, tentu akan sangat mengecewakan.
Jurnalis : Ridho Abdullah Akbar
Fotografer :
Redaktur : Hafid Asnan