LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Visual Gunung Semeru belakangan ini teramati sering tertutup mendung. Pantauan Jawa Pos Radar Semeru, gunung tertinggi di pulau Jawa ini terlihat jelas hanya sekitar pukul 5 hingga 8 pagi dan tengah malam. Aktivitas letusan kecil juga masih sering terjadi. Dalam sehari kemarin (19/1), letusannya bisa sampai empat kali.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Patria Dwi Hastiadi mengungkapkan, intensitas hujan di kawasan Gunung Semeru cukup tinggi. Karenanya, daerah aliran sungai (DAS) Gunung Semeru patut diwaspadai. Namun, beberapa hari terakhir aliran lahar sudah kembali ke jalur awal.
Patria melanjutkan, penyudetan sungai masih terus berlangsung. Oleh karena itu, DAS masih bisa menampung air banjir lahar dingin dengan amplitudo maksimum (amak) 40 milimeter. Akan tetapi, jika debit air lebih besar, material yang berada di aliran sungai ikut terbawa dan bisa meluber.
“Makanya, kami terus mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas di sepanjang aliran sungai. Sedangkan aktivitas Gunung Semeru setiap hari terpantau bisa dua sampai empat kali letusan,” katanya. Meskipun letusan kecil dengan ketinggian 400 hingga 500 meter, tetapi tetap mengeluarkan material, dan jika terkena hujan dikhawatirkan ikut terseret arus ke bawah.
Sementara itu, hasil evaluasi aktivitas di sepanjang aliran sungai masih sering ada aktivitas. Oleh sebab itu, dia berharap masyarakat patuh terhadap imbauan-imbauan yang dikeluarkan oleh instansi resmi. Tidak hanya itu, masyarakat diharapkan tidak panik saat ada kejadian. Terlebih ketika menerima informasi dari media sosial atau lainnya. “Informasi itu tidak langsung diterima. Namun dikroscek dan dikonfirmasi ke pihak terkait terlebih dahulu,” tegasnya.
Selain aktivitas letusan, awan panas guguran juga masih sering terjadi. Jarak luncurnya mencapai lima ribu meter. Artinya, ancaman Gunung Semeru masih ada. “Tetap ada (ancaman, Red). Percayakan kepada semua jajaran yang memantau Gunung Semeru, karena kami bekerja 24 jam,” pungkasnya.
Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Nur Hariri