JOGOTRUNAN, Radar Semeru – Kasus Covid-19 di Lumajang memang masih ada. Namun, jumlah kasusnya kini tidak setinggi tahun lalu. Oleh karena itu, kebutuhan plasma konvalesen tidak lagi banyak. Meski demikian, Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD PMI) Lumajang tetap membuka pelayanan donor plasma.
BACA JUGA : Beri Obat Kedaluwarsa ke Balita, Oknum Petugas Kesehatan Disanksi
Terkendalinya kasus Covid-19 berimbas pada stok plasma. Hingga saat ini, kebutuhan plasma masih aman. Sebab, belakangan ini gejala Covid-19 yang dirasakan pasien terpapar dapat ditangani tanpa transfusi plasma.
Manajer Kualitas UTD PMI Lumajang Anis Mufaridah menyebut, masih ada 35 kantong plasma. Jumlah itu terdiri atas golongan darah A dan AB. “Golongan darah A itu ada 21 kantong. Golongan darah AB ada 14 kantong. Sementara, golongan darah B dan O saat ini masih kosong,” katanya.
Meski dua golongan darah itu kosong, pihaknya berupaya memenuhi. Hal itu sebagai langkah antisipasi saat ada permintaan plasma. Baik bagi pasien yang dirawat di rumah sakit Lumajang maupun luar kota. Bulan ini, lanjutnya, belum ada permintaan plasma. Sementara, pada beberapa bulan sebelumnya, permintaan terbanyak hanya dua kantong.
“Kondisi saat ini memang berbeda dengan tahun lalu. Oleh karena itu, permintaannya menurun drastis. Bahkan nyaris tidak ada. Kalau dulu kan setiap ada pasien terpapar gejala berat, plasma langsung diberikan sesuai kebutuhan. Sekarang banyak yang disimpan,” jelasnya.
Anis mengungkapkan, usia penyimpanan plasma lebih lama dibandingkan darah. Sebab, jangka waktu penyimpanan plasma sampai setahun. Sementara darah hanya bertahan 35 hari. Karena itu, dia optimistis stok plasma di UTD PMI Lumajang aman hingga beberapa waktu mendatang.
Mengenai alat yang jarang digunakan, pihaknya tetap melakukan perawatan. Karena itu, jika terdapat pendonor, alat berfungsi normal. “Kalau ada pendonor, plasma tetap kami layani. Tetapi, kami mengimbau agar donor reguler (darah, Red),” pungkasnya. (kin/c2/fid)