Mobile_AP_Rectangle 1
Ungkapan serupa juga datang dari Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Suhanto. Menurut dia, banyak kepala desa yang mengajukan keberatan mengenai penutupan lokasi wisata mulai 13 hingga 23 Mei tersebut. Sebab, banyak orang yang menggantungkan perekonomian keluarga di tempat wisata.
Dia mengatakan, seluruh keluhan yang disampaikan desa yang memiliki BUMDes itu mirip-mirip. Mereka menginginkan kebijakan itu dibenahi. “Rencananya, kami akan menghadap bupati supaya ada kebijaksanaan. Oke, kami patuh, tetapi bagaimana mereka yang sudah menyiapkan SOP dan pedagang yang telanjur stok jualan,” pungkasnya.
Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan
- Advertisement -
Ungkapan serupa juga datang dari Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Suhanto. Menurut dia, banyak kepala desa yang mengajukan keberatan mengenai penutupan lokasi wisata mulai 13 hingga 23 Mei tersebut. Sebab, banyak orang yang menggantungkan perekonomian keluarga di tempat wisata.
Dia mengatakan, seluruh keluhan yang disampaikan desa yang memiliki BUMDes itu mirip-mirip. Mereka menginginkan kebijakan itu dibenahi. “Rencananya, kami akan menghadap bupati supaya ada kebijaksanaan. Oke, kami patuh, tetapi bagaimana mereka yang sudah menyiapkan SOP dan pedagang yang telanjur stok jualan,” pungkasnya.
Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan
Ungkapan serupa juga datang dari Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Suhanto. Menurut dia, banyak kepala desa yang mengajukan keberatan mengenai penutupan lokasi wisata mulai 13 hingga 23 Mei tersebut. Sebab, banyak orang yang menggantungkan perekonomian keluarga di tempat wisata.
Dia mengatakan, seluruh keluhan yang disampaikan desa yang memiliki BUMDes itu mirip-mirip. Mereka menginginkan kebijakan itu dibenahi. “Rencananya, kami akan menghadap bupati supaya ada kebijaksanaan. Oke, kami patuh, tetapi bagaimana mereka yang sudah menyiapkan SOP dan pedagang yang telanjur stok jualan,” pungkasnya.
Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan