LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Instruksi untuk segera menggelar pertemuan tatap muka (PTM) antara murid dan guru di sekolah pada Juli nanti tidak berdampak bagi Lumajang. Sebab, selama ini Pemkab Lumajang terus melakukan inovasi pembelajaran. Namun, kuota murid bakal semakin ditingkatkan.
Sejak awal pandemi, kegiatan belajar mengajar (KBM) pendidikan di Lumajang terus mengalami pergeseran. Dari murid diminta belajar di rumah masing-masing, berikutnya keluar inovasi guru bisa mendatangi rumah murid untuk belajar berkelompok, sampai murid bisa mendatangi gurunya untuk belajar berkelompok dengan jumlah terbatas.
Kepala Dinas Pendidikan Lumajang Agus Salim mengaku, PTM yang diwacanakan kementerian telah dilakukan Pemkab Lumajang setengah tahun lalu. PTM terbatas telah dijawab melalui Program Sinau Bareng (PSB). Namun, batas maksimal jumlah murid yang diperbolehkan hanya sekitar 25 persen.
“Instruksi Pak Nadiem itu kan kondisional. Tidak harus wajib. Lumajang menyikapinya sebelum sekolah tatap muka di buka bulan Juli. Nah, kalau Juli mendatang sudah diperbolehkan, kami fokus meningkatkan persentase jumlah siswa yang semula dari Sinau Bareng hanya 25 persen menjadi 50 persen,” jelasnya.
Meski pelaksanaan PTM telah mendapatkan lampu hijau, kata Agus, pihaknya tak lantas menjalankan kebijakan tersebut secara sembrono. Artinya, dalam meningkatkan kuota siswa, pihaknya bakal tetap memperhatikan potensi penularan Covid-19 di sekolah. Bergantung pada tingkatan zona masing-masing kecamatan.
“Kami akan melakukan evaluasi setiap kecamatan untuk menentukan kelayakan pelaksanaan. Jika sekolah tatap muka dibuka, kemungkinan jumlah muridnya hanya 50 persen saja. Sama halnya dengan SMA/SMK, meskipun itu wilayahnya provinsi, tapi saya lihat masih menggunakan tatap muka terbatas,” pungkasnya.
Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Fotografer: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan