KEPUHARJO, Radar Semeru – Hampir setiap tahun cukup banyak mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu mengakses beasiswa dari Pemkab Lumajang. Namun, rupanya sekalipun banyak mendaftar, kuota seribu beasiswa yang seperti dijanjikan belum terpenuhi dengan sempurna.
Sejak 2019 program beasiswa itu diumumkan secara terbuka. Siapapun yang ingin dipersilakan mendaftar. Di awal, ada sekitar 121 mahasiswa terpilih menjadi penerima. Tahun 2020, kuota 200 penerima itu hampir terpenuhi, sebanyak 184 terpilih. Tetapi tahun 2021, kuota tersebut dikurangi menjadi 100 penerima.
Kabid Penanganan dan Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Nira Fitri Aviana mengatakan, pengurangan kuota tersebut disebabkan minimnya ketersediaan anggaran untuk pemenuhan progam. Sebab, tahun itu ada sejumlah pos anggaran yang terpaksa dilakukan refocusing untuk penanganan korona. Termasuk juga untuk penanganan bencana.
Idealnya, setiap tahun Pemkab Lumajang seharusnya komitmen membuka kuota sebesar 200 mahasiswa. Supaya target seribu mahasiswa itu bisa terpenuhi selama lima tahun atau satu periode ini. Tetapi jika dalam satu tahun ada pengurangan, otomatis perlu kerja ekstra untuk mewujudkan itu. Apalagi sekarang masih berjumlah 405 mahasiswa penerima beasiswa.
“Tahun sebelum-sebelumnya kami batasi sampai 200, tetapi memang tidak ada yang mendaftar. Kemudian kami juga sudah melakukan sosialisasi, tetapi hasilnya memang selalu kurang,” katanya. Besaran beasiswa yang diterima mahasiswa ini sejumlah Rp 7,2 juta diterimakan di pergantian semester.
Tahun ini janji tersebut masih berjalan. Diperkirakan di sisa masa kepemimpinan periode ini, pasangan Thoriq-Indah bakal sulit mewujudkan progam nyata ini. Sebab, ketersediaan anggaran masih tergolong cukup minim.
Kepala Dinas Sosial Dewi Susiyanti mengatakan, rencananya, kekurangan-kekurangan tersebut bakal dipenuhi di sisa masa periode ini. Sebab, target janji tersebut berjumlah seribu mahasiswa. “Kami masih ada dua kali pembukaan sampai tahun 2023, kami optimis bisa kejar target itu kalau anggarannya tersedia,” pungkasnya (son/fid)
Tambah Sasaran Penghafal Alquran
MINIMNYA kuota beasiswa yang terserap membuat Pemkab Lumajang memutar otak. Sejak tahun 2020, Dinas Sosial menambah sasaran baru penerima beasiswa. Selain mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, penghafal alquran minimal 10 Juz juga dapat menikmati progam beasiswa tersebut.
Tahun 2020, ada sekitar 10 mahasiswa berprestasi yang menggunakan kemampuan tersebut untuk mendapat beasiswa. Kemudian tahun 2021, ada sekitar 8 mahasiswa. Tentu, seluruh mahasiswa yang mendapat beasiswa ini bakal dipenuhi sampai lulus, alias maksimal 8 semester selama kuliah.
Kepala Dinas Sosial Dewi Susiyanti mengatakan, rata-rata mahasiswa yang mengakses program ini menempuh pendidikan di perguruan tinggi di beberapa daerah. Seperti di kabupaten kota yang ada di Jawa Timur, Jawa Tengah bahkan Pulau Bali. “Mulai dua tahun ini ada 18 penerima beasiswa dari penghafal Alquran,” katanya.
Menurutnya, jumlah penerima beasiswa ini sangat fluktuatif. Bisa tetap mendapat beasiswa atau tidak mendapatkan. Artinya selama satu semester mampu mempertahankan IPK sebesar 3, dia akan dapat beasiswa. Tahun ini saja, dari total 405 penerima beasiswa hanya 401 mahasiswa yang berhasil bertahan mendapatkan beasiswa tersebut.
“Kalau IPK-nya di bawah 3, kemudian semester berikutnya naik menjadi 3 lagi ya dapat lagi,” jelasnya. Penerima beasiswa tersebut dapat mengambil pencairan beasiswa itu Rp 1,2 perbulan dalam satu semester. Namun, tidak sedikit mahasiswa yang mengambil pencairan tersebut di akhir semester. Sebab, banyak kekurangan yang harus dilengkapi.
“Persyaratannya minimal IPK yang didapat harus 3, jika kurang dari itu di semester itu dia tidak menerima. Kalaupun ada yang mengambil di akhir semester, itu karena memang dia belum segera menyetorkan kartu hasil studi atau KHS setiap semester. Jadi ya kadang numpuk di akhir,” pungkasnya (son/fid)