LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Langkah-langkah pencegahan maupun kesiapan menangani bencana alam tampaknya belum terlihat maksimal. Terutama dalam mengatasi ancaman potensi banjir. Padahal musim hujan saat ini datang lebih cepat, bahkan beberapa titik yang biasanya jadi langganan mulai mengkhawatirkan.
Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Semeru menyebutkan, sejak awal bulan ini hujan kadang mengguyur seluruh kawasan Lumajang. Sementara, tahun lalu musim hujan terjadi pada bulan Desember. Puncaknya, awal Maret tahun ini sebagian kawasan perkotaan tergenang banjir.
Kabid Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswo mengatakan, Lumajang sekarang telah memasuki potensi bencana hidrometeorologi saat pergantian musim tahun ini. Seperti potensi angin puting beliung, pohon tumbang, abrasi, hingga banjir.
“Kalau bicara potensi bencana banjir, sebetulnya ada tiga macam jenis banjir. Banjir genangan, banjir bandang, dan banjir lahar Gunung Semeru. Kenapa dikatakan sebagai potensi, karena peluangnya ada. Lebih tepatnya, menurut pemetaan yang sudah dilakukan, beberapa kawasan punya peluang untuk terjadi bencana,” jelasnya.
Menurut Wawan, potensi banjir genangan ada di beberapa desa di Kecamatan Rowokangkung. Berikutnya, beberapa desa di Kecamatan Sukodono dan satu desa di Kecamatan Yosowilangun. Sementara, untuk banjir lahar di empat sungai yang menjadi daerah aliran sungai (DAS) Gunung Semeru, dan terakhir untuk banjir bandang belum ada.
Wawan melanjutkan, upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana adalah menurunkan relawan untuk membantu memberikan imbauan kepada warga yang dekat dengan potensi. Selain itu, memasang imbauan atau jalur evakuasi di beberapa titik untuk mengedukasi warga dalam menyelamatkan diri.
Wawan tidak menampik jika banyak kendala dalam melakukan pencegahan. Misalnya, tidak bisa melakukan pelebaran pada sungai yang kerap menjadi pemicu banjir genangan. Sebab, sungai itu memang menjadi kewenangan Provinsi Jawa Timur. “Kami tidak bisa apa-apa. Ya, kami hanya bisa mengimbau dan menangani ketika terjadi bencana,” pungkasnya.
Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal
Redaktur : Hafid Asnan