Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Cukup banyak armada truk pasir yang memakai jalan desa untuk menghindari pemeriksaan surat keterangan asal barang (SKAB) oleh tim petugas gabungan. Kondisi itu tentu membuat warga geram. Sampai-sampai mereka memasang portal di jalan desanya menggunakan pagar besi.
Saat ini tim petugas gabungan terus menyisir kawasan pertambangan pasir ilegal. Tidak hanya itu, petugas melakukan pemeriksaan atas kelengkapan surat armada truk pasir yang melintas. Bahkan, kadang tak segan-segan menumpahkan pasir di tempat pemberhentian. Sebab, banyak sopir yang tidak membawa SKAB.
Camat Agni Asmara Megatrah mengatakan, tidak sedikit warga yang resah melihat armada truk pasir melintasi jalan desa di sekitar tempat tinggal mereka. Sebab, mereka khawatir jalan tersebut mengalami kerusakan seperti jalan-jalan yang telah rusak lainnya akibat dilewati truk muatan pasir melebihi tonase.
Mobile_AP_Rectangle 2
Selain melakukan pemasangan portal di beberapa titik, kini warga juga mulai memasang papan imbauan untuk tidak melintasi jalan desa. Bahkan, beberapa titik jalan yang sebelumnya dilewati armada truk pasir kini kondisinya sudah mulai berkurang dan nyaris tidak ada sama sekali.
Sementara itu, Kabid Penetapan dan Pelayanan Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) Lumajang Didik Sumartono mengatakan, peningkatan pajak pasir memang belum terlihat signifikan. Namun, beberapa hari ini jumlah SKAB yang masuk ke daerah mulai bertambah.
“Dalam giat pemeriksaan ini ada saja sopir yang akhirnya meninggalkan truknya sampai sore hari dengan alasan mengambil SKAB. Lebih dari 4 jam sopir itu tidak kembali. Alhamdulillah, dukungan warga juga sangat membantu. Mereka memasang papan imbauan dan memasang portal jalan desa,” pungkasnya.
Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Fotografer: Istimewa
Editor:Hafid Asnan
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Cukup banyak armada truk pasir yang memakai jalan desa untuk menghindari pemeriksaan surat keterangan asal barang (SKAB) oleh tim petugas gabungan. Kondisi itu tentu membuat warga geram. Sampai-sampai mereka memasang portal di jalan desanya menggunakan pagar besi.
Saat ini tim petugas gabungan terus menyisir kawasan pertambangan pasir ilegal. Tidak hanya itu, petugas melakukan pemeriksaan atas kelengkapan surat armada truk pasir yang melintas. Bahkan, kadang tak segan-segan menumpahkan pasir di tempat pemberhentian. Sebab, banyak sopir yang tidak membawa SKAB.
Camat Agni Asmara Megatrah mengatakan, tidak sedikit warga yang resah melihat armada truk pasir melintasi jalan desa di sekitar tempat tinggal mereka. Sebab, mereka khawatir jalan tersebut mengalami kerusakan seperti jalan-jalan yang telah rusak lainnya akibat dilewati truk muatan pasir melebihi tonase.
Selain melakukan pemasangan portal di beberapa titik, kini warga juga mulai memasang papan imbauan untuk tidak melintasi jalan desa. Bahkan, beberapa titik jalan yang sebelumnya dilewati armada truk pasir kini kondisinya sudah mulai berkurang dan nyaris tidak ada sama sekali.
Sementara itu, Kabid Penetapan dan Pelayanan Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) Lumajang Didik Sumartono mengatakan, peningkatan pajak pasir memang belum terlihat signifikan. Namun, beberapa hari ini jumlah SKAB yang masuk ke daerah mulai bertambah.
“Dalam giat pemeriksaan ini ada saja sopir yang akhirnya meninggalkan truknya sampai sore hari dengan alasan mengambil SKAB. Lebih dari 4 jam sopir itu tidak kembali. Alhamdulillah, dukungan warga juga sangat membantu. Mereka memasang papan imbauan dan memasang portal jalan desa,” pungkasnya.
Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Fotografer: Istimewa
Editor:Hafid Asnan
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Cukup banyak armada truk pasir yang memakai jalan desa untuk menghindari pemeriksaan surat keterangan asal barang (SKAB) oleh tim petugas gabungan. Kondisi itu tentu membuat warga geram. Sampai-sampai mereka memasang portal di jalan desanya menggunakan pagar besi.
Saat ini tim petugas gabungan terus menyisir kawasan pertambangan pasir ilegal. Tidak hanya itu, petugas melakukan pemeriksaan atas kelengkapan surat armada truk pasir yang melintas. Bahkan, kadang tak segan-segan menumpahkan pasir di tempat pemberhentian. Sebab, banyak sopir yang tidak membawa SKAB.
Camat Agni Asmara Megatrah mengatakan, tidak sedikit warga yang resah melihat armada truk pasir melintasi jalan desa di sekitar tempat tinggal mereka. Sebab, mereka khawatir jalan tersebut mengalami kerusakan seperti jalan-jalan yang telah rusak lainnya akibat dilewati truk muatan pasir melebihi tonase.
Selain melakukan pemasangan portal di beberapa titik, kini warga juga mulai memasang papan imbauan untuk tidak melintasi jalan desa. Bahkan, beberapa titik jalan yang sebelumnya dilewati armada truk pasir kini kondisinya sudah mulai berkurang dan nyaris tidak ada sama sekali.
Sementara itu, Kabid Penetapan dan Pelayanan Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) Lumajang Didik Sumartono mengatakan, peningkatan pajak pasir memang belum terlihat signifikan. Namun, beberapa hari ini jumlah SKAB yang masuk ke daerah mulai bertambah.
“Dalam giat pemeriksaan ini ada saja sopir yang akhirnya meninggalkan truknya sampai sore hari dengan alasan mengambil SKAB. Lebih dari 4 jam sopir itu tidak kembali. Alhamdulillah, dukungan warga juga sangat membantu. Mereka memasang papan imbauan dan memasang portal jalan desa,” pungkasnya.
Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Fotografer: Istimewa
Editor:Hafid Asnan