LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Sejumlah fasilitas umum yang tersebar di kawasan perkotaan dibiarkan mangkrak tak terawat. Mulai dari cat yang memudar, besi yang berkarat, hingga atap rusak dan perlu dibenahi segera. Namun, hal tersebut masih belum menarik perhatian bagi instansi terkait. Salah satunya adalah halte di Jalan Lintas Timur (JLT) depan patung hewan.
Beberapa bulan lalu, salah satu halte di jalan Ahmad Yani juga sempat membuat ramai. Sebab, halte tersebut menjadi tempat pembuangan sampah. Kali ini, giliran halte di JLT yang menjadi sasaran. Meski bukan penuh sampah, kondisinya cukup memprihatinkan. Terlihat atap yang menggantung dan hampir jatuh. Kondisi tersebut mengkhawatirkan. Sebab, ketika angin bertiup kencang, bisa jadi atap jatuh dan menimpa warga yang berada di bawahnya.
“Sekadar saran: Seandainya fasilitas umum halte bus yang tidak berfungsi guna (atapnya mau berjatuhan dan berkarat), sebaiknya dibuat taman saja untuk mempercantik gerbang masuk kota Lumajang agar makin eksotik,” tulis Hesty Kumalasari disertai unggahan foto halte.
Unggahan tersebut menarik perhatian akun lain. Hary Van Persie salah satunya. Menurutnya, halte tersebut masih bisa bermanfaat. “Cekne gawe wong ngiyup lek udan. Jere sopo gak berfungsi?” tulisnya. Komentar tersebut dibalas Hesty. “Nanti malah kambrukan atap yang karaten Mas,” balasnya. Sementara itu, Riyad, akun lain, berkomentar nyeleneh. “Salam nang Dishub. Nek ndak kanggo tak ringkesi. Tak rosokno, mayan cair,” tulisnya.
Meski sudah dibalas admin Dinas Perhubungan Lumajang, menurut Hesty, jawaban tersebut tidak seperti yang diharapkan. “Kok semua alasannya covid. Halte reyot covid, jalan hancur covid. Coba sekali-kali survei ke sana. Yang bikin miris itu jalan menuju rumah wabup,” tulisnya.
Jurnalis: mg2
Editor: Hafid Asnan