24.4 C
Jember
Thursday, 1 June 2023

Luapan Sungai Desa Sidorejo Lumajang, Sudah Banjir Lima Hari

Akibat hujan deras, sejumlah aliran sungai di Lumajang ada yang tak mampu menampung air. Praktis, air meluber menggenangi beberapa desa di empat kecamatan. Sampai-sampai ada salah satu rumah warga yang tergenang banjir selama lima hari belum surut.

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Kecuk, salah satu warga RT 5 RW 3 Dusun Wungurejo, Desa Sidorejo, Kecamatan Rowokangkung, hanya bisa pasrah melihat dalam rumahnya penuh air. Rumah yang dihuni bersama istrinya, Tukiyah, terendam genangan banjir selama lima hari. Selisih dua hari lebih lama ketimbang belasan rumah tetangga di sekitarnya.

Baca Juga : Terbelahnya Sungai Petung, Saksi Dahsyatnya Banjir

Saat ditemui, Tukiyah sedang makan siang di depan rumahnya. Mengenakan daster berwarna cokelat muda, dia memakan nasi bungkus pemberian Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati ketika meninjau beberapa titik lokasi banjir di sana. “Tingginya kurang lebih ada kalau 80 sentimeter sampai 1 meter,” katanya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Beberapa malam ini Tukiyah harus tidur di rumah tetangganya yang berada di luar jalan gang menuju rumahnya. Sebab, banjir genangan telah masuk rumahnya sejak Sabtu (12/03) lalu setelah terjadi hujan deras. Padahal, saat itu di beberapa rumah tetangga sekitarnya hanya sampai halaman depan rumah.

“Sekarang ini yang parah, karena sampai beberapa hari belum surut. Sebelumnya hanya sehari dua hari, sekarang bisa lima hari,” tambahnya. Dulu di awal tahun juga terjadi genangan banjir yang cukup tinggi. Namun, saat itu genangan banjir tidak bertahan lama. Tak sampai sehari semalam sudah surut.

Sementara itu, Ketua RT RW 5 Dusun Wungurejo, Desa Sidorejo, Teguh mengatakan, ada 21 rumah yang masih terendam banjir hingga sore kemarin. Seluruh warga yang tinggal di jalan gang tersebut telah mengamankan barang-barang yang dimilikinya. Seperti sudah terbiasa hidup berdampingan dengan banjir.

Termasuk Tukiyem. Menurutnya, letak rumah perempuan berusia 55 tahun itu memang lebih rendah dari rumah tetangga lainnya. Sehingga, setiap Sungai Kapal Keruk mendapat kiriman air dan debit airnya meningkat, sungai itu pasti meluap. Lalu, hanya rumah satu warga ini yang sering kemasukan genangan air.

“Dulu sempat diwacanakan normalisasi sungai sebelum korona. Tetapi masih belum terealisasi. Satu gang ini memang menjadi dataran terendah ketimbang daerah di sekitarnya. Apalagi, daerah sini juga menjadi lokasi terdekat tempat bertemunya tiga sungai besar. Ya, ini risiko yang harus kami hadapi,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal
Redaktur : Nur Hariri

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Kecuk, salah satu warga RT 5 RW 3 Dusun Wungurejo, Desa Sidorejo, Kecamatan Rowokangkung, hanya bisa pasrah melihat dalam rumahnya penuh air. Rumah yang dihuni bersama istrinya, Tukiyah, terendam genangan banjir selama lima hari. Selisih dua hari lebih lama ketimbang belasan rumah tetangga di sekitarnya.

Baca Juga : Terbelahnya Sungai Petung, Saksi Dahsyatnya Banjir

Saat ditemui, Tukiyah sedang makan siang di depan rumahnya. Mengenakan daster berwarna cokelat muda, dia memakan nasi bungkus pemberian Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati ketika meninjau beberapa titik lokasi banjir di sana. “Tingginya kurang lebih ada kalau 80 sentimeter sampai 1 meter,” katanya.

Beberapa malam ini Tukiyah harus tidur di rumah tetangganya yang berada di luar jalan gang menuju rumahnya. Sebab, banjir genangan telah masuk rumahnya sejak Sabtu (12/03) lalu setelah terjadi hujan deras. Padahal, saat itu di beberapa rumah tetangga sekitarnya hanya sampai halaman depan rumah.

“Sekarang ini yang parah, karena sampai beberapa hari belum surut. Sebelumnya hanya sehari dua hari, sekarang bisa lima hari,” tambahnya. Dulu di awal tahun juga terjadi genangan banjir yang cukup tinggi. Namun, saat itu genangan banjir tidak bertahan lama. Tak sampai sehari semalam sudah surut.

Sementara itu, Ketua RT RW 5 Dusun Wungurejo, Desa Sidorejo, Teguh mengatakan, ada 21 rumah yang masih terendam banjir hingga sore kemarin. Seluruh warga yang tinggal di jalan gang tersebut telah mengamankan barang-barang yang dimilikinya. Seperti sudah terbiasa hidup berdampingan dengan banjir.

Termasuk Tukiyem. Menurutnya, letak rumah perempuan berusia 55 tahun itu memang lebih rendah dari rumah tetangga lainnya. Sehingga, setiap Sungai Kapal Keruk mendapat kiriman air dan debit airnya meningkat, sungai itu pasti meluap. Lalu, hanya rumah satu warga ini yang sering kemasukan genangan air.

“Dulu sempat diwacanakan normalisasi sungai sebelum korona. Tetapi masih belum terealisasi. Satu gang ini memang menjadi dataran terendah ketimbang daerah di sekitarnya. Apalagi, daerah sini juga menjadi lokasi terdekat tempat bertemunya tiga sungai besar. Ya, ini risiko yang harus kami hadapi,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal
Redaktur : Nur Hariri

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Kecuk, salah satu warga RT 5 RW 3 Dusun Wungurejo, Desa Sidorejo, Kecamatan Rowokangkung, hanya bisa pasrah melihat dalam rumahnya penuh air. Rumah yang dihuni bersama istrinya, Tukiyah, terendam genangan banjir selama lima hari. Selisih dua hari lebih lama ketimbang belasan rumah tetangga di sekitarnya.

Baca Juga : Terbelahnya Sungai Petung, Saksi Dahsyatnya Banjir

Saat ditemui, Tukiyah sedang makan siang di depan rumahnya. Mengenakan daster berwarna cokelat muda, dia memakan nasi bungkus pemberian Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati ketika meninjau beberapa titik lokasi banjir di sana. “Tingginya kurang lebih ada kalau 80 sentimeter sampai 1 meter,” katanya.

Beberapa malam ini Tukiyah harus tidur di rumah tetangganya yang berada di luar jalan gang menuju rumahnya. Sebab, banjir genangan telah masuk rumahnya sejak Sabtu (12/03) lalu setelah terjadi hujan deras. Padahal, saat itu di beberapa rumah tetangga sekitarnya hanya sampai halaman depan rumah.

“Sekarang ini yang parah, karena sampai beberapa hari belum surut. Sebelumnya hanya sehari dua hari, sekarang bisa lima hari,” tambahnya. Dulu di awal tahun juga terjadi genangan banjir yang cukup tinggi. Namun, saat itu genangan banjir tidak bertahan lama. Tak sampai sehari semalam sudah surut.

Sementara itu, Ketua RT RW 5 Dusun Wungurejo, Desa Sidorejo, Teguh mengatakan, ada 21 rumah yang masih terendam banjir hingga sore kemarin. Seluruh warga yang tinggal di jalan gang tersebut telah mengamankan barang-barang yang dimilikinya. Seperti sudah terbiasa hidup berdampingan dengan banjir.

Termasuk Tukiyem. Menurutnya, letak rumah perempuan berusia 55 tahun itu memang lebih rendah dari rumah tetangga lainnya. Sehingga, setiap Sungai Kapal Keruk mendapat kiriman air dan debit airnya meningkat, sungai itu pasti meluap. Lalu, hanya rumah satu warga ini yang sering kemasukan genangan air.

“Dulu sempat diwacanakan normalisasi sungai sebelum korona. Tetapi masih belum terealisasi. Satu gang ini memang menjadi dataran terendah ketimbang daerah di sekitarnya. Apalagi, daerah sini juga menjadi lokasi terdekat tempat bertemunya tiga sungai besar. Ya, ini risiko yang harus kami hadapi,” pungkasnya.

 

 

Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Atieqson Mar Iqbal
Redaktur : Nur Hariri

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca