Mobile_AP_Rectangle 1
KABUARAN, Radar Semeru – Sebelas ancaman bencana alam di Lumajang tidak boleh dianggap remah. Meski fokus prioritasnya bencana Gunung Api Semeru, masyarakat tetap diminta mewaspadai bencana lain.
BACA JUGA : Korban Banjir Bandang Hanya Berhasil Selamatkan Anak
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, semua potensi bencana itu bisa terjadi sewaktu-waktu. Dalam rentang waktu terdekat, bencana itu bisa disebabkan karena anomali dan cuaca ekstrem. “Terutama hujan deras. Karena potensi hujan ini diperkirakan sampai awal bulan April. Oleh karena itu, masyarakat harus lebih waspada,” katanya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi memang bukan hanya potensi. Namun, beberapa hari terakhir lebih sering terjadi. Apalagi, hujan disertai angin kencang. Itu bisa menimbulkan dampak lebih besar. Seperti pohon tumbang yang terjadi di Desa Kabuaran, Kecamatan Kunir, dua hari lalu.
Tak hanya itu, hujan dengan intensitas tinggi sering melanda Lumajang barat. Seperti di kawasan Gunung Semeru. Hujan lokal di gunung itu menimbulkan dampak banjir lahar hujan. Getaran amplitudo maksimal (amak) bisa sampai 40 milimeter.
- Advertisement -
KABUARAN, Radar Semeru – Sebelas ancaman bencana alam di Lumajang tidak boleh dianggap remah. Meski fokus prioritasnya bencana Gunung Api Semeru, masyarakat tetap diminta mewaspadai bencana lain.
BACA JUGA : Korban Banjir Bandang Hanya Berhasil Selamatkan Anak
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, semua potensi bencana itu bisa terjadi sewaktu-waktu. Dalam rentang waktu terdekat, bencana itu bisa disebabkan karena anomali dan cuaca ekstrem. “Terutama hujan deras. Karena potensi hujan ini diperkirakan sampai awal bulan April. Oleh karena itu, masyarakat harus lebih waspada,” katanya.
Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi memang bukan hanya potensi. Namun, beberapa hari terakhir lebih sering terjadi. Apalagi, hujan disertai angin kencang. Itu bisa menimbulkan dampak lebih besar. Seperti pohon tumbang yang terjadi di Desa Kabuaran, Kecamatan Kunir, dua hari lalu.
Tak hanya itu, hujan dengan intensitas tinggi sering melanda Lumajang barat. Seperti di kawasan Gunung Semeru. Hujan lokal di gunung itu menimbulkan dampak banjir lahar hujan. Getaran amplitudo maksimal (amak) bisa sampai 40 milimeter.
KABUARAN, Radar Semeru – Sebelas ancaman bencana alam di Lumajang tidak boleh dianggap remah. Meski fokus prioritasnya bencana Gunung Api Semeru, masyarakat tetap diminta mewaspadai bencana lain.
BACA JUGA : Korban Banjir Bandang Hanya Berhasil Selamatkan Anak
Kepala Bidang Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, semua potensi bencana itu bisa terjadi sewaktu-waktu. Dalam rentang waktu terdekat, bencana itu bisa disebabkan karena anomali dan cuaca ekstrem. “Terutama hujan deras. Karena potensi hujan ini diperkirakan sampai awal bulan April. Oleh karena itu, masyarakat harus lebih waspada,” katanya.
Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi memang bukan hanya potensi. Namun, beberapa hari terakhir lebih sering terjadi. Apalagi, hujan disertai angin kencang. Itu bisa menimbulkan dampak lebih besar. Seperti pohon tumbang yang terjadi di Desa Kabuaran, Kecamatan Kunir, dua hari lalu.
Tak hanya itu, hujan dengan intensitas tinggi sering melanda Lumajang barat. Seperti di kawasan Gunung Semeru. Hujan lokal di gunung itu menimbulkan dampak banjir lahar hujan. Getaran amplitudo maksimal (amak) bisa sampai 40 milimeter.