LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, bakal memiliki dua jembatan gantung. Pertama, jembatan gantung Kali Regoyo di Dusun Kebondeli Selatan, dan kedua, jembatan gantung darurat di Dusun Kamar Kajang atau kawasan Geladak Perak. Akan tetapi, wujud jembatan kedua masih belum diketahui. Rencananya, jembatan ini mirip jembatan gantung Kali Regoyo.
Informasi yang berhasil dihimpun, pengerjaan jembatan gantung ini direncanakan bersamaan dengan pengerjaan jembatan permanen Geladak Perak. Namun, jembatan darurat lebih didahulukan. Sebab, hal itu akan memudahkan akses masyarakat dari atau ke arah Lumajang-Malang. Meski demikian, pengerjaan ini baru di tahap awal. Sebab, pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali belum mengantongi izin dari kepolisian.
Izin tersebut berkenaan dengan peledakan tebing di sisi (arah, Red) Lumajang dan Malang. Sebab, jika dilakukan secara manual akan membutuhkan waktu relatif lebih lama.
“Hasil rapat masih belum final. Rencananya peledakan, tetapi sampai saat ini masih belum dapat izin dari kepolisian. Peledakan itu untuk meruntuhkan tebing dan memudahkan pengerjaan jembatan darurat. Saat ini masih dilakukan pengeboran untuk memasang material peledaknya saja,” kata Pejabat Pembuatan Komitmen (PPK) 1.5 BBPJN Jawa Timur-Bali Rizal Sanaba.
Rizal melanjutkan, jika izin sudah keluar, maka pembuatan fondasi jembatan bisa dilakukan. Sesuai rencana, peledakan akan dilakukan bersamaan di kedua sisi. Sementara, keputusan finalnya dilakukan hari ini. Sebab, beberapa kali pihaknya masih melakukan observasi dan analisis mendalam di lokasi tersebut. “Besok (hari ini, Red) keputusan finalnya,” tegasnya.
Rencana awal, panjang jembatan gantung darurat ini adalah 84 meter. Setelah beberapa kali pembahasan, panjang jembatan bertambah menjadi 120 meter. Namun, dia masih belum bisa memastikan hal tersebut. Sebab, permintaan terakhir adalah penambahan jembatan lebih dari 120 meter.
“Sekali lagi, semuanya masih belum final. Tetapi, gambaran awal modelnya mirip jembatan gantung Kali Regoyo. Sedangkan untuk meminimalisasi kerusakan sebelum pengerjaan, kami akan menggunakan peledak yang kecil atau low explosion,” terangnya.
Semeru Lapsus 2
Pengerjaan Jembatan Gantung Berpotensi Molor
PEMERINTAH meminta Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali pengerjaan jembatan darurat di kawasan Geladak Perak, Desa Sumberwuluh, bisa lebih cepat dari rencana. Pejabat Pembuatan Komitmen (PPK) 1.5 BBPJN Jawa Timur-Bali Rizal Sanaba mengungkapkan, biasanya pengerjaan jembatan gantung membutuhkan waktu 4-5 bulan. Namun, mengenai jembatan gantung tersebut, pihaknya harus menyelesaikannya lebih cepat.
Akan tetapi, melihat kondisi di lapangan, pengerjaan dimungkinkan molor. Sebab, selain kondisi cuaca berubah-ubah, lokasi pengerjaan juga terbilang sulit. “Hujan ini sebenarnya tidak menjadi kendala utama. Jika memang hujannya deras, ya, pengerjaan dihentikan dulu. Tetapi, selama tidak mengancam keselamatan, pengerjaan tetap dilakukan,” katanya
Dia mengungkapkan, air hujan hanya memengaruhi pengerjaan pengecoran. Seperti pembuatan fondasi atau pemadatan dengan beton. Sebab, hal itu bisa mengikis bangunan. Sementara, lokasi yang sempit menyebabkan pembangunan masih belum bisa optimal.
“Lokasi pembangunan dua jembatan ini sempit. Tebing batunya sangat keras. Jadi, memang harus diledakkan untuk memudahkannya. Karena nanti akan menciptakan ruang yang luas. Tetapi, hingga kini kami masih analisis dan observasi titik-titiknya. Agar jembatan gantung ini tepat dan aman saat pemasangan. Khawatirnya, jika tidak pasti, pembangunan ini bisa mengalami kegagalan seperti putus atau lainnya,” jelasnya.
Tidak hanya itu, sekitar kawasan jembatan itu banyak tebing yang berpotensi longsor. Salah satunya tebing yang berada di sisi Lumajang dengan jarak kurang lebih 150 meter. Tepatnya di tikungan tebing itu sering membawa material batu dari atas. Terlebih saat hujan dengan intensitas tinggi.
Oleh karena itu, pihaknya selalu meminta agar pengerjaan ini memperhitungkan hal tersebut. Artinya, pengerjaan tidak terkesan terburu-buru. Dan memastikan pengerjaan berjalan lancar.
Sementara itu, daerah aliran Sungai (DAS) Besuk Sat yang berada di bawah jembatan gantung akan dilakukan normalisasi. Hal tersebut untuk memastikan pengerjaan jembatan gantung maupun jembatan permanen Geladak Perak bisa maksimal. Lebih lanjut, aliran sungai dikembalikan pada aliran yang semestinya.
“Tetap kami akan normalisasi juga. Tetapi, nanti dikerjakan dari sisi timur dan barat. Jadi, nanti alat berat akan bertemu tepat di bawah jembatan,” pungkas Korlap Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Nur Affandi.
Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan