Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Mendadak, warga yang tinggal di perkotaan ramai membicarakan Lumajang jaman mbiyen. Hal itu diawali oleh salah satu akun yang mengunggah memori lama Jalan PB Sudirman. Akibatnya, banyak warga yang teringat kenangan masa-masa yang dilewati tahun 1990-an.
“Zamanku masih duduk di bangku MI Al-Ghozali kelas 1, suasana Jl. PB Sudirman pada tahun 1989. Selamat malam,” tulisnya di salah satu grup Lumajang. Foto itu menggambarkan suasana jalan yang masih dipenuhi dokar.
Akun Agus Saiful Rizal mengomentari unggahan itu. Dia teringat kenangan pilu yang terjadi pada tahun 1992. Dia kehilangan salah satu keluarganya yang meninggal dunia ketika sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
Mobile_AP_Rectangle 2
“Seingatku, awal mula aku lewat sini kira-kira tahun 1992-1993. Pas adik saya ngamar di RS umum dan akhirnya meninggal. Usiaku masih 7 tahun, tapi daya ingatku tentang suasana Jalan PB Sudirman sampe alun-alun masih ingat betul,” komentarnya.
Setelah unggahan ini mendapat respons yang luar biasa dari warganet, rupanya salah satu akun berusaha menjelaskan bahwa suasana foto pada saat itu bertepatan dengan wisuda salah satu kampus di Lumajang. “Foto pas acara wisuda Universitas Lumajang, ya, kak,” komentar akun Ima Prima. Pengunggah foto tersebut dengan cepat langsung membenarkan. “Betul,” jawabnya singkat.
Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer :
Redaktur : Hafid Asnan
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Mendadak, warga yang tinggal di perkotaan ramai membicarakan Lumajang jaman mbiyen. Hal itu diawali oleh salah satu akun yang mengunggah memori lama Jalan PB Sudirman. Akibatnya, banyak warga yang teringat kenangan masa-masa yang dilewati tahun 1990-an.
“Zamanku masih duduk di bangku MI Al-Ghozali kelas 1, suasana Jl. PB Sudirman pada tahun 1989. Selamat malam,” tulisnya di salah satu grup Lumajang. Foto itu menggambarkan suasana jalan yang masih dipenuhi dokar.
Akun Agus Saiful Rizal mengomentari unggahan itu. Dia teringat kenangan pilu yang terjadi pada tahun 1992. Dia kehilangan salah satu keluarganya yang meninggal dunia ketika sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
“Seingatku, awal mula aku lewat sini kira-kira tahun 1992-1993. Pas adik saya ngamar di RS umum dan akhirnya meninggal. Usiaku masih 7 tahun, tapi daya ingatku tentang suasana Jalan PB Sudirman sampe alun-alun masih ingat betul,” komentarnya.
Setelah unggahan ini mendapat respons yang luar biasa dari warganet, rupanya salah satu akun berusaha menjelaskan bahwa suasana foto pada saat itu bertepatan dengan wisuda salah satu kampus di Lumajang. “Foto pas acara wisuda Universitas Lumajang, ya, kak,” komentar akun Ima Prima. Pengunggah foto tersebut dengan cepat langsung membenarkan. “Betul,” jawabnya singkat.
Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer :
Redaktur : Hafid Asnan
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Mendadak, warga yang tinggal di perkotaan ramai membicarakan Lumajang jaman mbiyen. Hal itu diawali oleh salah satu akun yang mengunggah memori lama Jalan PB Sudirman. Akibatnya, banyak warga yang teringat kenangan masa-masa yang dilewati tahun 1990-an.
“Zamanku masih duduk di bangku MI Al-Ghozali kelas 1, suasana Jl. PB Sudirman pada tahun 1989. Selamat malam,” tulisnya di salah satu grup Lumajang. Foto itu menggambarkan suasana jalan yang masih dipenuhi dokar.
Akun Agus Saiful Rizal mengomentari unggahan itu. Dia teringat kenangan pilu yang terjadi pada tahun 1992. Dia kehilangan salah satu keluarganya yang meninggal dunia ketika sedang menjalani perawatan di rumah sakit.
“Seingatku, awal mula aku lewat sini kira-kira tahun 1992-1993. Pas adik saya ngamar di RS umum dan akhirnya meninggal. Usiaku masih 7 tahun, tapi daya ingatku tentang suasana Jalan PB Sudirman sampe alun-alun masih ingat betul,” komentarnya.
Setelah unggahan ini mendapat respons yang luar biasa dari warganet, rupanya salah satu akun berusaha menjelaskan bahwa suasana foto pada saat itu bertepatan dengan wisuda salah satu kampus di Lumajang. “Foto pas acara wisuda Universitas Lumajang, ya, kak,” komentar akun Ima Prima. Pengunggah foto tersebut dengan cepat langsung membenarkan. “Betul,” jawabnya singkat.
Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer :
Redaktur : Hafid Asnan