Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Teka-teki siapa pembuang bayi yang berjenis kelamin laki-laki belum terungkap. Namun, bayi yang memiliki berat badan tidak sampai satu kilogram itu diduga lahir dalam keadaan hidup. Sebab, ketika ditemukan, bayi itu sudah tidak memiliki plasenta atau ari-ari.
Hasil otopsi menyebutkan, berat badan bayi itu hanya sekitar 850 kilogram. Diperkirakan berusia kurang lebih sekitar 6 sampai 7 bulan. Jasad bayi tersebut diduga mengapung di Sungai Bondoyudo sudah melewati 5 hari. Hal itu diketahui dari beberapa bagian tubuh yang sudah membusuk.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Haryoto dr Halimi Maksum mengatakan, bayi yang lahir tidak mencukupi masa bulan yang ideal biasanya kelahirannya cenderung prematur. Ciri-cirinya kadang memiliki berat badan yang tidak normal. Seperti berat bayi tersebut.
Mobile_AP_Rectangle 2
“Iya, tidak cukup bulan. Secara medis, bobot bayi di bawah satu kilo ini bisa lahir dan bertahan hidup, tetapi dari segi keselamatan sangat berisiko tinggi dan membutuhkan perlakuan khusus,” katanya.
Selanjutnya, dr Halimi Maksum tidak bisa memastikan kondisi bayi yang tidak memiliki ari-ari itu merupakan hasil aborsi atau tidak. Sebab, wewenang untuk melakukan penyelidikan itu merupakan kewenangan kepolisian. “Kami tidak tahu, itu sudah ranah kepolisian yang menyimpulkan,” pungkasnya.
Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Teka-teki siapa pembuang bayi yang berjenis kelamin laki-laki belum terungkap. Namun, bayi yang memiliki berat badan tidak sampai satu kilogram itu diduga lahir dalam keadaan hidup. Sebab, ketika ditemukan, bayi itu sudah tidak memiliki plasenta atau ari-ari.
Hasil otopsi menyebutkan, berat badan bayi itu hanya sekitar 850 kilogram. Diperkirakan berusia kurang lebih sekitar 6 sampai 7 bulan. Jasad bayi tersebut diduga mengapung di Sungai Bondoyudo sudah melewati 5 hari. Hal itu diketahui dari beberapa bagian tubuh yang sudah membusuk.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Haryoto dr Halimi Maksum mengatakan, bayi yang lahir tidak mencukupi masa bulan yang ideal biasanya kelahirannya cenderung prematur. Ciri-cirinya kadang memiliki berat badan yang tidak normal. Seperti berat bayi tersebut.
“Iya, tidak cukup bulan. Secara medis, bobot bayi di bawah satu kilo ini bisa lahir dan bertahan hidup, tetapi dari segi keselamatan sangat berisiko tinggi dan membutuhkan perlakuan khusus,” katanya.
Selanjutnya, dr Halimi Maksum tidak bisa memastikan kondisi bayi yang tidak memiliki ari-ari itu merupakan hasil aborsi atau tidak. Sebab, wewenang untuk melakukan penyelidikan itu merupakan kewenangan kepolisian. “Kami tidak tahu, itu sudah ranah kepolisian yang menyimpulkan,” pungkasnya.
Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Teka-teki siapa pembuang bayi yang berjenis kelamin laki-laki belum terungkap. Namun, bayi yang memiliki berat badan tidak sampai satu kilogram itu diduga lahir dalam keadaan hidup. Sebab, ketika ditemukan, bayi itu sudah tidak memiliki plasenta atau ari-ari.
Hasil otopsi menyebutkan, berat badan bayi itu hanya sekitar 850 kilogram. Diperkirakan berusia kurang lebih sekitar 6 sampai 7 bulan. Jasad bayi tersebut diduga mengapung di Sungai Bondoyudo sudah melewati 5 hari. Hal itu diketahui dari beberapa bagian tubuh yang sudah membusuk.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Haryoto dr Halimi Maksum mengatakan, bayi yang lahir tidak mencukupi masa bulan yang ideal biasanya kelahirannya cenderung prematur. Ciri-cirinya kadang memiliki berat badan yang tidak normal. Seperti berat bayi tersebut.
“Iya, tidak cukup bulan. Secara medis, bobot bayi di bawah satu kilo ini bisa lahir dan bertahan hidup, tetapi dari segi keselamatan sangat berisiko tinggi dan membutuhkan perlakuan khusus,” katanya.
Selanjutnya, dr Halimi Maksum tidak bisa memastikan kondisi bayi yang tidak memiliki ari-ari itu merupakan hasil aborsi atau tidak. Sebab, wewenang untuk melakukan penyelidikan itu merupakan kewenangan kepolisian. “Kami tidak tahu, itu sudah ranah kepolisian yang menyimpulkan,” pungkasnya.
Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan