Mobile_AP_Rectangle 1
Hisyam, 30, warga Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, menyatakan, bahan hasil pertanian memang surut. Itu karena faktor utama yang memengaruhi adalah pasar luar daerah menutup akses untuk menerima hasil taninya. Sehingga target pasar sementara hanya wilayah lokal. “Harganya tidak karuan. Sawi saya Rp 500 per kilo,” ucapnya.
Dengan adanya kampanye membeli bahan langsung ke petani, dia mengaku sangat senang. Dia mendukung penuh. Sebab, sangat menguntungkan para petani. Keuntungan akan sama-sama didapat karena harga di petani jauh lebih murah ketimbang harga di pasar. “Kita dapat untung dua ratus rupiah saja sudah harga bagus,” tandasnya.
- Advertisement -
Hisyam, 30, warga Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, menyatakan, bahan hasil pertanian memang surut. Itu karena faktor utama yang memengaruhi adalah pasar luar daerah menutup akses untuk menerima hasil taninya. Sehingga target pasar sementara hanya wilayah lokal. “Harganya tidak karuan. Sawi saya Rp 500 per kilo,” ucapnya.
Dengan adanya kampanye membeli bahan langsung ke petani, dia mengaku sangat senang. Dia mendukung penuh. Sebab, sangat menguntungkan para petani. Keuntungan akan sama-sama didapat karena harga di petani jauh lebih murah ketimbang harga di pasar. “Kita dapat untung dua ratus rupiah saja sudah harga bagus,” tandasnya.
Hisyam, 30, warga Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, menyatakan, bahan hasil pertanian memang surut. Itu karena faktor utama yang memengaruhi adalah pasar luar daerah menutup akses untuk menerima hasil taninya. Sehingga target pasar sementara hanya wilayah lokal. “Harganya tidak karuan. Sawi saya Rp 500 per kilo,” ucapnya.
Dengan adanya kampanye membeli bahan langsung ke petani, dia mengaku sangat senang. Dia mendukung penuh. Sebab, sangat menguntungkan para petani. Keuntungan akan sama-sama didapat karena harga di petani jauh lebih murah ketimbang harga di pasar. “Kita dapat untung dua ratus rupiah saja sudah harga bagus,” tandasnya.