TOMPOKERSAN, Radar Semeru – Penyebab meninggalnya Isbandi Wantoro, 40, masih menjadi misteri. Pasalnya, keluarga lelaki paruh baya itu tidak berkenan jenazah diotopsi pihak RSUD dr Haryoto Lumajang. Meski jenazah sudah berada di kamar jenazah pada Kamis malam dan bersiap diotopsi, keluarga tetap tidak berkenan.
Baca Juga : Kasus Kekerasan Anak Diawali dari Smartphone
Sebelumnya, jenazah Is ditemukan pertama kali oleh warga yang curiga dengan bau busuk dari rumah korban. Setelah berkumpul, warga terpaksa masuk melalui jendela rumah korban. Saat itulah, bau busuk itu terkuak. Ternyata warga Gang 04 RT 01 RW 10 Kelurahan Tompokersan itu sudah tergeletak tak bernyawa di atas tempat tidurnya.
Tetangga korban, Bawuk, mengatakan, korban sehari-harinya membantu ibunya berjualan di Pasar Klojen, Citrodiwangsan. Namun, sejak ibunya berkunjung ke rumah suaminya di Surabaya sekitar tiga pekan lalu, korban jarang terlihat. Namun, korban sering berkumpul bersama teman-temannya di warung kopi.
Tetangga mengenal korban sebagai pribadi yang pendiam. Sehingga tetangga kurang mengetahui kehidupan korban seperti apa. Namun, berdasarkan keterangan sejumlah teman-temannya, korban mengeluhkan sakit. Terutama di bagian perutnya. Hal itu beberapa kali disampaikan saat korban sedang bersama teman-temannya.
“Kata teman-temannya, korban sering mengeluh perut dan badannya sakit. Tapi, warga juga tidak tahu apakah memang sakit. Karena jarang berkomunikasi dengan tetangga,” katanya.
Oleh karena itu, saat korban ditemukan meninggal dunia, beragam anggapan muncul di masyarakat. Kondisi kesehatan korban yang tidak baik paling santer dibincangkan. Meski demikian, hal itu belum bisa disimpulkan sebagai penyebab utama korban meninggal dunia.
“Jenazah tidak jadi diotopsi. Keluarga tidak menghendaki. Artinya, kesimpulan penyebab kematian tidak dapat dipastikan. Karena tidak dilakukan otopsi atau pemeriksaan dalam,” terang Mustofa, paramedis RSUD dr Haryoto Lumajang. Selanjutnya, jenazah langsung dimakamkan di TPU Kelurahan Jogoyudan, kemarin. (kin/c2/fid)