Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Paham-paham ekstremis memang ada. Apabila tidak dicegah dini keberadaannya, bakal semakin nyata. Untuk itu, kemarin seluruh guru di lembaga pendidikan madrasah didorong untuk memperkuat ukhuwah dalam menangkal paham radikalisme.
Dalam kegiatan launching kartu tanda anggota DPD Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) Lumajang, kemarin, Kantor Kemenag Lumajang meminta peran guru dalam pendidikan semakin ditingkatkan. Terutama dalam membentuk karakter anak didik yang jauh dari paham ekstremis.
Kepala Kantor Kemenag Lumajang Muhammad Muslim mengatakan, moderasi beragama menjadi solusi mengatasi paham radikalisme. Tentu hal itu tidak bisa dilakukan sendirian. Harus ada banyak pihak yang terlibat. Mulai tingkat kecamatan hingga para guru yang berperan membentuk karakter murid.
Mobile_AP_Rectangle 2
“Selain meningkatkan peran di tingkat kecamatan, PGMI harus bisa melakukan penguatan di tingkat internal. Sehingga semakin banyak guru yang tergabung, maka benteng pencegahan kita semakin besar. Jadi, paham-paham itu bisa terdeteksi dan bisa diantisipasi sedini mungkin,” katanya.
Menurutnya, melalui langkah-langkah itu paham ekstremis, paham aliran sesat, maupun pemeluk agama selain enam agama yang diakui di Indonesia bisa terdeteksi. “Kalau satu kecamatan hanya ada dua agama, maka dengan konsep moderasi beragama bisa menguatkan kerukunan antarumat,” tambahnya.
Ketua DPD PGMI Lumajang Muslikh mengatakan, organisasi yang baik adalah organisasi yang bisa membawa kemanfaatan. Baik itu untuk warga Lumajang maupun untuk para anggota. “Makanya kami yakin jika seluruh guru madrasah bergabung, kami memiliki kekuatan besar untuk sama-sama berjuang,” pungkasnya. (son/c2/fid)
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Paham-paham ekstremis memang ada. Apabila tidak dicegah dini keberadaannya, bakal semakin nyata. Untuk itu, kemarin seluruh guru di lembaga pendidikan madrasah didorong untuk memperkuat ukhuwah dalam menangkal paham radikalisme.
Dalam kegiatan launching kartu tanda anggota DPD Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) Lumajang, kemarin, Kantor Kemenag Lumajang meminta peran guru dalam pendidikan semakin ditingkatkan. Terutama dalam membentuk karakter anak didik yang jauh dari paham ekstremis.
Kepala Kantor Kemenag Lumajang Muhammad Muslim mengatakan, moderasi beragama menjadi solusi mengatasi paham radikalisme. Tentu hal itu tidak bisa dilakukan sendirian. Harus ada banyak pihak yang terlibat. Mulai tingkat kecamatan hingga para guru yang berperan membentuk karakter murid.
“Selain meningkatkan peran di tingkat kecamatan, PGMI harus bisa melakukan penguatan di tingkat internal. Sehingga semakin banyak guru yang tergabung, maka benteng pencegahan kita semakin besar. Jadi, paham-paham itu bisa terdeteksi dan bisa diantisipasi sedini mungkin,” katanya.
Menurutnya, melalui langkah-langkah itu paham ekstremis, paham aliran sesat, maupun pemeluk agama selain enam agama yang diakui di Indonesia bisa terdeteksi. “Kalau satu kecamatan hanya ada dua agama, maka dengan konsep moderasi beragama bisa menguatkan kerukunan antarumat,” tambahnya.
Ketua DPD PGMI Lumajang Muslikh mengatakan, organisasi yang baik adalah organisasi yang bisa membawa kemanfaatan. Baik itu untuk warga Lumajang maupun untuk para anggota. “Makanya kami yakin jika seluruh guru madrasah bergabung, kami memiliki kekuatan besar untuk sama-sama berjuang,” pungkasnya. (son/c2/fid)
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Paham-paham ekstremis memang ada. Apabila tidak dicegah dini keberadaannya, bakal semakin nyata. Untuk itu, kemarin seluruh guru di lembaga pendidikan madrasah didorong untuk memperkuat ukhuwah dalam menangkal paham radikalisme.
Dalam kegiatan launching kartu tanda anggota DPD Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) Lumajang, kemarin, Kantor Kemenag Lumajang meminta peran guru dalam pendidikan semakin ditingkatkan. Terutama dalam membentuk karakter anak didik yang jauh dari paham ekstremis.
Kepala Kantor Kemenag Lumajang Muhammad Muslim mengatakan, moderasi beragama menjadi solusi mengatasi paham radikalisme. Tentu hal itu tidak bisa dilakukan sendirian. Harus ada banyak pihak yang terlibat. Mulai tingkat kecamatan hingga para guru yang berperan membentuk karakter murid.
“Selain meningkatkan peran di tingkat kecamatan, PGMI harus bisa melakukan penguatan di tingkat internal. Sehingga semakin banyak guru yang tergabung, maka benteng pencegahan kita semakin besar. Jadi, paham-paham itu bisa terdeteksi dan bisa diantisipasi sedini mungkin,” katanya.
Menurutnya, melalui langkah-langkah itu paham ekstremis, paham aliran sesat, maupun pemeluk agama selain enam agama yang diakui di Indonesia bisa terdeteksi. “Kalau satu kecamatan hanya ada dua agama, maka dengan konsep moderasi beragama bisa menguatkan kerukunan antarumat,” tambahnya.
Ketua DPD PGMI Lumajang Muslikh mengatakan, organisasi yang baik adalah organisasi yang bisa membawa kemanfaatan. Baik itu untuk warga Lumajang maupun untuk para anggota. “Makanya kami yakin jika seluruh guru madrasah bergabung, kami memiliki kekuatan besar untuk sama-sama berjuang,” pungkasnya. (son/c2/fid)