Mobile_AP_Rectangle 1
Pengalaman tersebut, lanjut dia, lumrah didapatkan anggota komunitasnya. Karena tugas yang dijalankan adalah mendampingi ambulans membuka jalan. Namun, tidak semua ambulans didampingi, kecuali ambulans yang sedang dalam perjalanan penting. “Tidak semua kami dampingi. Kalau urgent, ya didampingi. Kalau tidak, ya kami lepas,” lanjutnya.
Jalur yang rawan macet adalah jalur utara. Yakni, Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, hingga Jatiroto. Sehingga di sepanjang jalur tersebut, komunitas mereka siap memandu. “Memang jalur itu sering macet. Kalau ada ambulans yang datang atau keluar Lumajang melalui jalur tersebut, anggota komunitas sudah stand by di beberapa titik. Mereka sudah paham jalur-jalur alternatif jika terjadi kemacetan. Jadi, ambulans tetap bisa sampai tujuan tepat waktu,” tutur koordinator IEA Lumajang tersebut.
Dia berharap, kehadiran IEA tidak dipandang sebelah mata. Pasalnya, tujuan mereka hanyalah untuk membantu sesama. “Masyarakat harus memahami bahwa ambulans itu kendaraan prioritas di jalan. Kami harus beri ruang agar mereka tetap bisa berjalan. Jangan pura-pura tutup telinga saat mendengarnya,” pungkasnya.
Mobile_AP_Rectangle 2
Jurnalis: mg2
Editor: Hafid Asnan
- Advertisement -
Pengalaman tersebut, lanjut dia, lumrah didapatkan anggota komunitasnya. Karena tugas yang dijalankan adalah mendampingi ambulans membuka jalan. Namun, tidak semua ambulans didampingi, kecuali ambulans yang sedang dalam perjalanan penting. “Tidak semua kami dampingi. Kalau urgent, ya didampingi. Kalau tidak, ya kami lepas,” lanjutnya.
Jalur yang rawan macet adalah jalur utara. Yakni, Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, hingga Jatiroto. Sehingga di sepanjang jalur tersebut, komunitas mereka siap memandu. “Memang jalur itu sering macet. Kalau ada ambulans yang datang atau keluar Lumajang melalui jalur tersebut, anggota komunitas sudah stand by di beberapa titik. Mereka sudah paham jalur-jalur alternatif jika terjadi kemacetan. Jadi, ambulans tetap bisa sampai tujuan tepat waktu,” tutur koordinator IEA Lumajang tersebut.
Dia berharap, kehadiran IEA tidak dipandang sebelah mata. Pasalnya, tujuan mereka hanyalah untuk membantu sesama. “Masyarakat harus memahami bahwa ambulans itu kendaraan prioritas di jalan. Kami harus beri ruang agar mereka tetap bisa berjalan. Jangan pura-pura tutup telinga saat mendengarnya,” pungkasnya.
Jurnalis: mg2
Editor: Hafid Asnan
Pengalaman tersebut, lanjut dia, lumrah didapatkan anggota komunitasnya. Karena tugas yang dijalankan adalah mendampingi ambulans membuka jalan. Namun, tidak semua ambulans didampingi, kecuali ambulans yang sedang dalam perjalanan penting. “Tidak semua kami dampingi. Kalau urgent, ya didampingi. Kalau tidak, ya kami lepas,” lanjutnya.
Jalur yang rawan macet adalah jalur utara. Yakni, Ranuyoso, Klakah, Kedungjajang, hingga Jatiroto. Sehingga di sepanjang jalur tersebut, komunitas mereka siap memandu. “Memang jalur itu sering macet. Kalau ada ambulans yang datang atau keluar Lumajang melalui jalur tersebut, anggota komunitas sudah stand by di beberapa titik. Mereka sudah paham jalur-jalur alternatif jika terjadi kemacetan. Jadi, ambulans tetap bisa sampai tujuan tepat waktu,” tutur koordinator IEA Lumajang tersebut.
Dia berharap, kehadiran IEA tidak dipandang sebelah mata. Pasalnya, tujuan mereka hanyalah untuk membantu sesama. “Masyarakat harus memahami bahwa ambulans itu kendaraan prioritas di jalan. Kami harus beri ruang agar mereka tetap bisa berjalan. Jangan pura-pura tutup telinga saat mendengarnya,” pungkasnya.
Jurnalis: mg2
Editor: Hafid Asnan