24.9 C
Jember
Saturday, 25 March 2023

Kelompok Pemberdayaan Kali Edukasi Kebersihan Sungai dengan Nggogoh Iwak

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID –  Penangkapan ikan secara ilegal menggunakan listrik atau obat keras belakangan ini semakin marak. Padahal, aktivitas tersebut sudah dilarang. Sebab, bahayanya tidak main-main. Selain ekosistem air rusak, lingkungan juga tercemar.

Oleh sebab itu, beragam cara dilakukan agar aktivitas tersebut dihentikan. Seperti yang dilakukan Kelompok Pemberdayaan Kali (KPK) Destinasi Sungai Impian (DSI) Kelurahan Jogoyudan, Lumajang, kemarin. Mereka menggelar Festival Nggogoh Iwak. Kegiatan tersebut untuk melestarikan tradisi lama dalam mencari ikan dengan menggunakan tangan.

“Ada tiga alasan kami melakukan ini. Pertama, agar mengurangi dampak lingkungan, terutama sungai saat penangkapan ikan dengan tradisi yang lekat kearifan lokal. Kedua, sarana kami untuk merekatkan antarwarga RW 03. Karena sebentar lagi dilakukan pemilihan ketua RW,” kata Johari Irianto, ketua KPK DSI setempat.

Mobile_AP_Rectangle 2

Ketiga, lanjut Johari, untuk mengurangi kejenuhan masyarakat selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Sebab, rencana kegiatan tersebut dilaksanakan beberapa bulan lalu. Namun, karena PPKM, pihaknya menunda. “Setelah turun level, kami baru berani menggelar. Tetapi, protokol kesehatan tetap kami perhatikan,” lanjutnya.

Kegiatan yang diinisiasi kelompoknya tersebut direspons positif. Puluhan peserta dari warga setempat ikut memeriahkan. Terutama para ibu-ibu. Sebab, ikan yang mereka tangkap bisa langsung dibawa pulang untuk dimasak sebagai lauk.

“Banyak pesertanya. Oleh karena itu, kami membagi dua kloter. Masing-masing 50 orang dengan waktu sekitar 45 menit. Mereka hanya dibolehkan membawa keranjang untuk tempat ikannya. Bukan sebagai alat menangkap ikan. Sedangkan, ikan yang kami tabur adalah jenis ikan nila. Memang beragam ikannya, tetapi masyarakat sadar hanya mengambil ikan nila berwarna hitam,” jelasnya.

Hal tersebut dilakukan agar sungai di kawasan tersebut tetap asri. Sebab, belakangan sampah plastik dan masker mendominasi lingkungan sungai tersebut. Karenanya, warga secara sadar membiarkan ikan nila berwarna kuning dan merah sebagai penghias sungai. Pihaknya berharap kegiatan tersebut tetap bisa dilakukan di waktu mendatang.

“Tentu, kami berharap ke depan bisa menyelenggarakan secara umum agar gaung edukasi kesadaran peduli sungai benar-benar sampai di masyarakat. Terutama mereka yang tinggal di dekat sungai,” harapnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID –  Penangkapan ikan secara ilegal menggunakan listrik atau obat keras belakangan ini semakin marak. Padahal, aktivitas tersebut sudah dilarang. Sebab, bahayanya tidak main-main. Selain ekosistem air rusak, lingkungan juga tercemar.

Oleh sebab itu, beragam cara dilakukan agar aktivitas tersebut dihentikan. Seperti yang dilakukan Kelompok Pemberdayaan Kali (KPK) Destinasi Sungai Impian (DSI) Kelurahan Jogoyudan, Lumajang, kemarin. Mereka menggelar Festival Nggogoh Iwak. Kegiatan tersebut untuk melestarikan tradisi lama dalam mencari ikan dengan menggunakan tangan.

“Ada tiga alasan kami melakukan ini. Pertama, agar mengurangi dampak lingkungan, terutama sungai saat penangkapan ikan dengan tradisi yang lekat kearifan lokal. Kedua, sarana kami untuk merekatkan antarwarga RW 03. Karena sebentar lagi dilakukan pemilihan ketua RW,” kata Johari Irianto, ketua KPK DSI setempat.

Ketiga, lanjut Johari, untuk mengurangi kejenuhan masyarakat selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Sebab, rencana kegiatan tersebut dilaksanakan beberapa bulan lalu. Namun, karena PPKM, pihaknya menunda. “Setelah turun level, kami baru berani menggelar. Tetapi, protokol kesehatan tetap kami perhatikan,” lanjutnya.

Kegiatan yang diinisiasi kelompoknya tersebut direspons positif. Puluhan peserta dari warga setempat ikut memeriahkan. Terutama para ibu-ibu. Sebab, ikan yang mereka tangkap bisa langsung dibawa pulang untuk dimasak sebagai lauk.

“Banyak pesertanya. Oleh karena itu, kami membagi dua kloter. Masing-masing 50 orang dengan waktu sekitar 45 menit. Mereka hanya dibolehkan membawa keranjang untuk tempat ikannya. Bukan sebagai alat menangkap ikan. Sedangkan, ikan yang kami tabur adalah jenis ikan nila. Memang beragam ikannya, tetapi masyarakat sadar hanya mengambil ikan nila berwarna hitam,” jelasnya.

Hal tersebut dilakukan agar sungai di kawasan tersebut tetap asri. Sebab, belakangan sampah plastik dan masker mendominasi lingkungan sungai tersebut. Karenanya, warga secara sadar membiarkan ikan nila berwarna kuning dan merah sebagai penghias sungai. Pihaknya berharap kegiatan tersebut tetap bisa dilakukan di waktu mendatang.

“Tentu, kami berharap ke depan bisa menyelenggarakan secara umum agar gaung edukasi kesadaran peduli sungai benar-benar sampai di masyarakat. Terutama mereka yang tinggal di dekat sungai,” harapnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID –  Penangkapan ikan secara ilegal menggunakan listrik atau obat keras belakangan ini semakin marak. Padahal, aktivitas tersebut sudah dilarang. Sebab, bahayanya tidak main-main. Selain ekosistem air rusak, lingkungan juga tercemar.

Oleh sebab itu, beragam cara dilakukan agar aktivitas tersebut dihentikan. Seperti yang dilakukan Kelompok Pemberdayaan Kali (KPK) Destinasi Sungai Impian (DSI) Kelurahan Jogoyudan, Lumajang, kemarin. Mereka menggelar Festival Nggogoh Iwak. Kegiatan tersebut untuk melestarikan tradisi lama dalam mencari ikan dengan menggunakan tangan.

“Ada tiga alasan kami melakukan ini. Pertama, agar mengurangi dampak lingkungan, terutama sungai saat penangkapan ikan dengan tradisi yang lekat kearifan lokal. Kedua, sarana kami untuk merekatkan antarwarga RW 03. Karena sebentar lagi dilakukan pemilihan ketua RW,” kata Johari Irianto, ketua KPK DSI setempat.

Ketiga, lanjut Johari, untuk mengurangi kejenuhan masyarakat selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Sebab, rencana kegiatan tersebut dilaksanakan beberapa bulan lalu. Namun, karena PPKM, pihaknya menunda. “Setelah turun level, kami baru berani menggelar. Tetapi, protokol kesehatan tetap kami perhatikan,” lanjutnya.

Kegiatan yang diinisiasi kelompoknya tersebut direspons positif. Puluhan peserta dari warga setempat ikut memeriahkan. Terutama para ibu-ibu. Sebab, ikan yang mereka tangkap bisa langsung dibawa pulang untuk dimasak sebagai lauk.

“Banyak pesertanya. Oleh karena itu, kami membagi dua kloter. Masing-masing 50 orang dengan waktu sekitar 45 menit. Mereka hanya dibolehkan membawa keranjang untuk tempat ikannya. Bukan sebagai alat menangkap ikan. Sedangkan, ikan yang kami tabur adalah jenis ikan nila. Memang beragam ikannya, tetapi masyarakat sadar hanya mengambil ikan nila berwarna hitam,” jelasnya.

Hal tersebut dilakukan agar sungai di kawasan tersebut tetap asri. Sebab, belakangan sampah plastik dan masker mendominasi lingkungan sungai tersebut. Karenanya, warga secara sadar membiarkan ikan nila berwarna kuning dan merah sebagai penghias sungai. Pihaknya berharap kegiatan tersebut tetap bisa dilakukan di waktu mendatang.

“Tentu, kami berharap ke depan bisa menyelenggarakan secara umum agar gaung edukasi kesadaran peduli sungai benar-benar sampai di masyarakat. Terutama mereka yang tinggal di dekat sungai,” harapnya.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca