LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Sebanyak 128 unit hunian sementara (huntara) bagi korban gempa bumi di Lumajang telah selesai dibangun. Per Rabu (9/6) kemarin, semua rumah rusak berat yang mendapatkan bantuan tersebut sudah merasakan manfaat. Terakhir, satu unit huntara dibangun di rumah Slamet, warga Dusun Karanganyar, Kertowono, Gucialit.
Sesuai konsep awal, huntara tersebut dibangun untuk memfasilitasi rumah warga yang rusak berat. Berdasarkan data by name by address (sesuai nama dan alamat), jumlah kerusakan rumah berbeda. Setelah dilakukan pemetaan di lapangan, banyak rumah rusak yang sudah diperbaiki. Bahkan, mereka membangun kembali secara mandiri menggunakan dana pribadi.
“Hasil pemetaan kami di lapangan, memang banyak rumah rusak berat yang sudah terbangun kembali. Oleh karena itu, kami fokus pada masyarakat yang benar-benar membutuhkan huntara. Misalnya, bagi mereka yang tinggalnya di tenda, rumahnya ada lahan kosong dan tidak ada bangunan lain yang bisa ditempati,” kata Joko Sambang, Kabid Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Lumajang.
Dia menjelaskan, sebanyak 128 unit huntara telah dibangun. Bangunan tersebut tersebar di Kecamatan Tempursari, Pronojiwo, dan Gucialit. “Ada juga Pasrujambe. Tetapi, pemilik rumah sudah membangunnya sendiri. Sehingga hanya tiga kecamatan yang dibangun huntara. Kami mulai dari Tempursari dengan 88 unit. Lalu, Pronojiwo dengan 37 unit. Dan terakhir di Gucialit dengan tiga unit huntara,” jelasnya.
Meski huntara sudah dibangun, tugas BPBD belum selesai. Sebab, bangunan tersebut hanya bersifat sementara. Sedangkan, realisasi bangunan tahan gempa senilai Rp 50 juta dari pemerintah belum diberikan. “SK rumah rusak berat di Lumajang sudah ada. Akan kami ajukan ke pusat. Tetapi, masih menunggu Blitar dan Malang. Karena, data yang diserahkan jadi satu atas nama jawa timur,” tambahnya.
Kini, pihaknya menunggu informasi lebih lanjut dari pemerintah pusat. Sebab, setelah dilakukan verifikasi, bangunan tahan gempa bisa berdiri. “Masih menunggu informasi dari pusat. Kalau pembangunan fisik huntara sudah selesai. Sekarang fokus pengerjaan administrasi saja,” pungkasnya.
Jurnalis: mg2
Fotografer: Istimewa
Editor: Hafid Asnan