LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Program bedah rumah milik Viki, warga Desa Munder, Kecamatan Yosowilangun, yang menelan biaya hingga belasan juta rupiah direspons langsung oleh orang yang membantu mengajukan. Anang membantah, selisih hingga Rp 6 juta tersebut merupakan keinginan Viki sendiri.
Baca Juga : Dapat Bantuan Bedah Rumah, Malah Diminta Bayar Kekurangan
Mulanya, sebagian besar tetangga lelaki berusia 24 tahun itu mengira Anang melakukan mark-up proyek pengerjaan program bedah rumah dari Baznas Lumajang bersama pemilik toko bangunan. Sebab, dari nominal bantuan sebesar Rp 10 juta, lalu membengkak menjadi Rp 16 juta. Sampai-sampai Viki harus terjerat utang untuk melunasinya.
“Saya tidak terima kalau misalkan saya dituduh yang bukan-bukan. Kami ini sudah membantu dengan tulus, tetapi dapat rumor yang tidak benar. Padahal, yang menginginkan rumah untuk diperbaiki lebih itu Viki sendiri. Saya hanya menerima keinginannya. Tidak lebih. Malah saya ikut bantu,” katanya.
Anang melanjutkan, proses selisih yang lumayan besar hingga membuat Viki memiliki utang tersebut telah dirembuk terlebih dahulu. Hampir sama dengan pengalaman-pengalaman pembangunan rumah lainnya. Ketika bantuan yang diberikan itu habis, pemilik toko mengonfirmasi terlebih dahulu.
“Biaya bedah rumah ini kenapa bisa menghabiskan belasan juta, karena Viki minta bahan material yang digunakan berkualitas tinggi. Selain itu, proses pengerjaan renovasi rumah ini juga dikerjakan oleh 3 tukang dengan waktu pengerjaan lebih dari 15 hari. Sudah saya sarankan, kalau tidak biaya jangan dilanjutkan, tetapi dia malah menolak,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Baznas Lumajang H. Atok Hasan Sanusi mengatakan, ada beberapa titik rumah yang diajukan Anang untuk program bedah rumah tahun lalu. Pihaknya tidak mengetahui secara detail proses pengerjaan tersebut. “Program bedah rumah ini memang untuk membantu, tetapi kalau bermasalah, saya belum tahu kebenarannya,” pungkasnya.
Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan