28.2 C
Jember
Wednesday, 22 March 2023

Ini Alasannya Produksi Sawit Menurun

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Meningkatnya harga minyak goreng curah tidak hanya dirasakan masyarakat Lumajang. Namun, secara nasional harga minyak ini memang belum menunjukkan tanda-tanda bakal stabil. Penyebabnya, harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah sebagai bahan utama minyak goreng terus melambung. Selain itu, produksi kelapa sawit juga menurun.

Wawan, Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan Lumajang, mengatakan, kenaikan itu memang merata di setiap daerah. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat bisa mengurangi penggunaan minyak goreng curah. “Harus menghemat dan menggunakan minyak seperlunya saja. Otomatis, pengeluaran rumah tangga setiap harinya juga tidak terlalu banyak,” ujarnya.

Menurut dia, persoalan harga minyak perlu dicermati bersama. Pihaknya masih melakukan koordinasi lintas sektor untuk menstabilkan harga. Akan tetapi, pemerintah kabupaten tidak bisa intervensi banyak. Sebab, produksi minyak tersebut bukan di Lumajang.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Kami masih terus koordinasi agar harga minyak ini bisa menurun. Namun, kami masih menunggu perkembangan CPO dari kementerian dan Dinas Perdagangan Provinsi. Kalau kenaikan harga minyak ini masih bisa dijangkau masyarakat. Sedangkan stoknya di masyarakat juga aman. Hanya harganya naik saja,” katanya.

Sementara itu, Hertutik, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, menjelaskan, untuk menstabilkan harga pasar, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur menggelar Gelar Pasar Murah, Kamis lalu. Pasar tersebut berlokasi di depan Kantor Kecamatan Jatiroto. Antusiasme masyarakat atau konsumen cukup tinggi. Sebab, barang yang dijual, utamanya sembilan bahan pokok, relatif lebih murah.

“Tujuannya memang untuk membangun dan menciptakan stabilitas harga pangan pokok di tingkat konsumen. Ini sebagai bukti bahwa pendistribusian bahan pangan merata sampai tingkat konsumen. Sehingga masyarakat tidak perlu membeli bahan pokok dengan harga mahal,” jelasnya.

Dia berharap program provinsi tersebut bisa dilaksanakan rutin. Sebab, selain masyarakat bisa membeli dengan harga relatif murah, ada peningkatan peran masyarakat sekitar. Terutama potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bisa tergali. Hal ini akan membuka peluang pemasaran bagi para pelaku usaha.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Meningkatnya harga minyak goreng curah tidak hanya dirasakan masyarakat Lumajang. Namun, secara nasional harga minyak ini memang belum menunjukkan tanda-tanda bakal stabil. Penyebabnya, harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah sebagai bahan utama minyak goreng terus melambung. Selain itu, produksi kelapa sawit juga menurun.

Wawan, Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan Lumajang, mengatakan, kenaikan itu memang merata di setiap daerah. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat bisa mengurangi penggunaan minyak goreng curah. “Harus menghemat dan menggunakan minyak seperlunya saja. Otomatis, pengeluaran rumah tangga setiap harinya juga tidak terlalu banyak,” ujarnya.

Menurut dia, persoalan harga minyak perlu dicermati bersama. Pihaknya masih melakukan koordinasi lintas sektor untuk menstabilkan harga. Akan tetapi, pemerintah kabupaten tidak bisa intervensi banyak. Sebab, produksi minyak tersebut bukan di Lumajang.

“Kami masih terus koordinasi agar harga minyak ini bisa menurun. Namun, kami masih menunggu perkembangan CPO dari kementerian dan Dinas Perdagangan Provinsi. Kalau kenaikan harga minyak ini masih bisa dijangkau masyarakat. Sedangkan stoknya di masyarakat juga aman. Hanya harganya naik saja,” katanya.

Sementara itu, Hertutik, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, menjelaskan, untuk menstabilkan harga pasar, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur menggelar Gelar Pasar Murah, Kamis lalu. Pasar tersebut berlokasi di depan Kantor Kecamatan Jatiroto. Antusiasme masyarakat atau konsumen cukup tinggi. Sebab, barang yang dijual, utamanya sembilan bahan pokok, relatif lebih murah.

“Tujuannya memang untuk membangun dan menciptakan stabilitas harga pangan pokok di tingkat konsumen. Ini sebagai bukti bahwa pendistribusian bahan pangan merata sampai tingkat konsumen. Sehingga masyarakat tidak perlu membeli bahan pokok dengan harga mahal,” jelasnya.

Dia berharap program provinsi tersebut bisa dilaksanakan rutin. Sebab, selain masyarakat bisa membeli dengan harga relatif murah, ada peningkatan peran masyarakat sekitar. Terutama potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bisa tergali. Hal ini akan membuka peluang pemasaran bagi para pelaku usaha.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Meningkatnya harga minyak goreng curah tidak hanya dirasakan masyarakat Lumajang. Namun, secara nasional harga minyak ini memang belum menunjukkan tanda-tanda bakal stabil. Penyebabnya, harga crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah sebagai bahan utama minyak goreng terus melambung. Selain itu, produksi kelapa sawit juga menurun.

Wawan, Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan Lumajang, mengatakan, kenaikan itu memang merata di setiap daerah. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat bisa mengurangi penggunaan minyak goreng curah. “Harus menghemat dan menggunakan minyak seperlunya saja. Otomatis, pengeluaran rumah tangga setiap harinya juga tidak terlalu banyak,” ujarnya.

Menurut dia, persoalan harga minyak perlu dicermati bersama. Pihaknya masih melakukan koordinasi lintas sektor untuk menstabilkan harga. Akan tetapi, pemerintah kabupaten tidak bisa intervensi banyak. Sebab, produksi minyak tersebut bukan di Lumajang.

“Kami masih terus koordinasi agar harga minyak ini bisa menurun. Namun, kami masih menunggu perkembangan CPO dari kementerian dan Dinas Perdagangan Provinsi. Kalau kenaikan harga minyak ini masih bisa dijangkau masyarakat. Sedangkan stoknya di masyarakat juga aman. Hanya harganya naik saja,” katanya.

Sementara itu, Hertutik, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, menjelaskan, untuk menstabilkan harga pasar, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur menggelar Gelar Pasar Murah, Kamis lalu. Pasar tersebut berlokasi di depan Kantor Kecamatan Jatiroto. Antusiasme masyarakat atau konsumen cukup tinggi. Sebab, barang yang dijual, utamanya sembilan bahan pokok, relatif lebih murah.

“Tujuannya memang untuk membangun dan menciptakan stabilitas harga pangan pokok di tingkat konsumen. Ini sebagai bukti bahwa pendistribusian bahan pangan merata sampai tingkat konsumen. Sehingga masyarakat tidak perlu membeli bahan pokok dengan harga mahal,” jelasnya.

Dia berharap program provinsi tersebut bisa dilaksanakan rutin. Sebab, selain masyarakat bisa membeli dengan harga relatif murah, ada peningkatan peran masyarakat sekitar. Terutama potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bisa tergali. Hal ini akan membuka peluang pemasaran bagi para pelaku usaha.

 

 

Jurnalis : Muhammad Sidkin Ali
Fotografer : Muhammad Sidkin Ali
Redaktur : Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca