Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Beberapa tahun sebelumnya, Festival Jenang Sapar diawali di Kelurahan Ditotrunan. Tahun ini, acara tersebut kembali digelar. Tentu lebih meriah dan makin penuh inovasi. Acara tersebut juga memiliki daya tarik sebagai upaya melestarikan budaya Jawa.
Akun Ainul Yaqin mengunggah sejumlah foto festival tersebut. “Festival Jenang Sapar, nguri-nguri budoyo Jowo di RT 01 RW. ErweLima Ditotrunan. Dikemas ater-ater. Nggon samean opo yo sik usum ater-ater, cak, yuk,” tulisnya pada unggahan di salah satu grup Facebook yang ada di Lumajang.
Ratusan pemilik akun lainnya turut berkomentar pada unggahan Ainul Yaqin tersebut. Bahkan, ada yang baru sadar kalau saat ini bulan Safar. “Saiki bulan Sapar a,” tanya pemilik akun Balaidesa Pulo. Pemilik akun El Zanach menegaskan bahwa ater-ater masih berjalan di daerahnya. “Alhamdulillah, sek usum, cak,” jelasnya lewat komentar.
Mobile_AP_Rectangle 2
Hartini Mazank memberikan apresiasi terkait festival tersebut. “Semoga selalu lestari budaya kita, sukses untuk Lumajang kota kelahiranku,” tulisnya. Iskak Wardoyo juga tidak mau ketinggalan. Pemilik akun ini menegaskan apresiasinya terkait Festival Jenang Sapar. “Mantap. Ojo sampek kendor sak duluran. Nguri-nguri adate wong Jowo. Semoga barokah dunia akhirat. Amiin,” tulisnya.
Aktivitas ini ternyata rutin digelar setiap bulan Safar. Tidak hanya segelintir orang yang berpartisipasi. Hampir seluruh warga di kelurahan tersebut turut aktif memeriahkan. Memang saat ini masa pandemi, tetapi pelaksanaannya tidak menurun. Dengan menerapkan protokol kesehatan, festival tersebut makin berkembang dengan penuh inovasi.
Jurnalis : Mg3
Fotografer :
Redaktur : Hafid Asnan
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Beberapa tahun sebelumnya, Festival Jenang Sapar diawali di Kelurahan Ditotrunan. Tahun ini, acara tersebut kembali digelar. Tentu lebih meriah dan makin penuh inovasi. Acara tersebut juga memiliki daya tarik sebagai upaya melestarikan budaya Jawa.
Akun Ainul Yaqin mengunggah sejumlah foto festival tersebut. “Festival Jenang Sapar, nguri-nguri budoyo Jowo di RT 01 RW. ErweLima Ditotrunan. Dikemas ater-ater. Nggon samean opo yo sik usum ater-ater, cak, yuk,” tulisnya pada unggahan di salah satu grup Facebook yang ada di Lumajang.
Ratusan pemilik akun lainnya turut berkomentar pada unggahan Ainul Yaqin tersebut. Bahkan, ada yang baru sadar kalau saat ini bulan Safar. “Saiki bulan Sapar a,” tanya pemilik akun Balaidesa Pulo. Pemilik akun El Zanach menegaskan bahwa ater-ater masih berjalan di daerahnya. “Alhamdulillah, sek usum, cak,” jelasnya lewat komentar.
Hartini Mazank memberikan apresiasi terkait festival tersebut. “Semoga selalu lestari budaya kita, sukses untuk Lumajang kota kelahiranku,” tulisnya. Iskak Wardoyo juga tidak mau ketinggalan. Pemilik akun ini menegaskan apresiasinya terkait Festival Jenang Sapar. “Mantap. Ojo sampek kendor sak duluran. Nguri-nguri adate wong Jowo. Semoga barokah dunia akhirat. Amiin,” tulisnya.
Aktivitas ini ternyata rutin digelar setiap bulan Safar. Tidak hanya segelintir orang yang berpartisipasi. Hampir seluruh warga di kelurahan tersebut turut aktif memeriahkan. Memang saat ini masa pandemi, tetapi pelaksanaannya tidak menurun. Dengan menerapkan protokol kesehatan, festival tersebut makin berkembang dengan penuh inovasi.
Jurnalis : Mg3
Fotografer :
Redaktur : Hafid Asnan
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Beberapa tahun sebelumnya, Festival Jenang Sapar diawali di Kelurahan Ditotrunan. Tahun ini, acara tersebut kembali digelar. Tentu lebih meriah dan makin penuh inovasi. Acara tersebut juga memiliki daya tarik sebagai upaya melestarikan budaya Jawa.
Akun Ainul Yaqin mengunggah sejumlah foto festival tersebut. “Festival Jenang Sapar, nguri-nguri budoyo Jowo di RT 01 RW. ErweLima Ditotrunan. Dikemas ater-ater. Nggon samean opo yo sik usum ater-ater, cak, yuk,” tulisnya pada unggahan di salah satu grup Facebook yang ada di Lumajang.
Ratusan pemilik akun lainnya turut berkomentar pada unggahan Ainul Yaqin tersebut. Bahkan, ada yang baru sadar kalau saat ini bulan Safar. “Saiki bulan Sapar a,” tanya pemilik akun Balaidesa Pulo. Pemilik akun El Zanach menegaskan bahwa ater-ater masih berjalan di daerahnya. “Alhamdulillah, sek usum, cak,” jelasnya lewat komentar.
Hartini Mazank memberikan apresiasi terkait festival tersebut. “Semoga selalu lestari budaya kita, sukses untuk Lumajang kota kelahiranku,” tulisnya. Iskak Wardoyo juga tidak mau ketinggalan. Pemilik akun ini menegaskan apresiasinya terkait Festival Jenang Sapar. “Mantap. Ojo sampek kendor sak duluran. Nguri-nguri adate wong Jowo. Semoga barokah dunia akhirat. Amiin,” tulisnya.
Aktivitas ini ternyata rutin digelar setiap bulan Safar. Tidak hanya segelintir orang yang berpartisipasi. Hampir seluruh warga di kelurahan tersebut turut aktif memeriahkan. Memang saat ini masa pandemi, tetapi pelaksanaannya tidak menurun. Dengan menerapkan protokol kesehatan, festival tersebut makin berkembang dengan penuh inovasi.
Jurnalis : Mg3
Fotografer :
Redaktur : Hafid Asnan