CANDIPURO, RadarJember.Id- Letupan sekunder material vulkanik sisa awan panas guguran (APG) Gunung Semeru masih terjadi. Terlebih saat debit air sungai naik dan lahar dingin turun. Aliran lahar akan mengenai tanggul maupun material sisa di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Semeru. Hal tersebut menyebabkan letupan sekunder dengan membawa abu material vulkanik.
Kemarin, letupan sekunder itu dibarengi dengan hujan intensitas sedang di kawasan kaki Gunung Semeru. Akibatnya, hampir seluruh desa di Kecamatan Candipuro tertutup abu. Meski demikian, warga masih abai mengenakan masker. Padahal, abu tersebut bisa mengganggu saluran pernapasan.
Sekretaris Desa Sumberwuluh Samsul Arifin mengungkapkan hujan abu berasal dari letupan sekunder antara lahar dingin dan material di aliran Sungai Leprak. Letupan sekunder itu terbawa angin dan mengarah ke timur laut. Sehingga hujan abu menutupi Dusun Kamarkajang, Kebonagung dan Sukosari. Tidak hanya itu, hujan abu juga sampai di Desa Sumberejo, Penanggal dan Candipuro.
“Kejadiannya sekitar pukul 14.15. Tepatnya saat lahar dingin bertabrakan dengan material Gunung Semeru di sepanjang aliran Sungai Leprak. Sampai saat ini (kemarin,Red) belum ada laporan warga yang mengungsi. Tetapi masih ada saja warga yang beraktivitas di luar rumah tanpa mengenakan masker,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lumajang dr Bayu Ignasius Wibowo menuturkan hujan abu tersebut bisa mengganggu kesehatan. Khususnya bagi saluran pernafasan. Namun, letupan sekunder tersebut tidak berbahaya. Hanya saja, abu tersebut patut diwaspadai oleh warga sekitar.
“Memang masyarakat sekitar Gunung Semeru sudah sering terpapar abu vulkanik. Tetapi selama ini tidak begitu terdampak secara langsung. Biasanya karakternya tidak begitu tebal kecuali saat erupsi kemarin (04/12) agak tebal di Sumberwuluh dan Candipuro. Sejauh ini belum ditemukan peningkatan kasus gangguan saluran pernafasan akibat abu vulkanik,” jelasnya.
Dia mengimbau agar masyarakat patuh mengenakan masker. Terlebih, masker tersebut bisa melindungi masyarakat dari penyebaran covid dan dampak negatif debu atau abu. “Terutama mereka yang peka terhadap debu bisa elergi hingga batuk,” tambahnya.(kin/fid)
Reporter: M. Sidkin Ali
Editor: Hafid Asnan
Fotografer : M. Sidkin Ali