Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.IDÂ – Musim hujan memang menjadi berkah bagi warga setempat. Sebab, tanaman berupa sayur-sayuran macam kentang dan bawang bisa tumbuh subur.
Namun, di balik itu, sebagian warga ada yang mengaku khawatir. Hujan deras yang turun kadang mendatangkan musibah longsor di kawasan bukit tersebut.
Sepanjang mata memandang dari jalan Desa Argosari, hampir seluruh lahan di kemiringan kurang lebih 45 derajat milik warga dipenuhi tanaman sayur. Sampai-sampai tak satu pun terdapat tanaman perekat tanah. Bahkan pola pertanaman lorong atau sabuk gunung hampir jarang diterapkan.
Mobile_AP_Rectangle 2
Ketua RT 3 RW 5 Desa Argosari Bukhori mengatakan, intensitas hujan yang tinggi sering mengakibatkan tanah longsor. Namun, musibah longsor tersebut hanya menutupi sebagian jalan desa. Sehingga warga sering melakukan kerja bakti membersihkan jalan desa itu sendiri karena digunakan untuk akses berdagang.
“Kalau longsor depan rumah warga itu sudah tidak terhitung dengan jari kalau hujan. Tetapi, hal itu langsung diatasi oleh warga sendiri. Karena mereka kan kepentingannya untuk bepergian ke kota untuk menjual hasil pertanian. Tetapi, kalau rumah sangat jarang yang parah. Ya, longsor terakhir yang lumayan,” katanya.
Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Lumajang Donny Ananto mengatakan, pola tanam yang disarankan untuk kawasan perbukitan harus menggunakan sistem pertanaman lorong. Di kawasan itu perlu ditanami pohon tegakan. Sehingga air hujan tersebut tidak langsung turun ke bawah, tetapi berbelok-belok.
“Kami menyebutnya nyabuk gunung. Tetapi sekarang sebagian besar lahan pertanian di Desa Argosari ditanami daun bawang sama kentang. Sekitar 60 sampai 70 persen lah. Kami juga sering menyarankan untuk dipasang mulsa plastik. Karena tanahnya gembur, supaya tidak langsung turun kalau terkena hujan,” pungkasnya.
Reporter: Atieqson Mar Iqbal
Fotografer: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.IDÂ – Musim hujan memang menjadi berkah bagi warga setempat. Sebab, tanaman berupa sayur-sayuran macam kentang dan bawang bisa tumbuh subur.
Namun, di balik itu, sebagian warga ada yang mengaku khawatir. Hujan deras yang turun kadang mendatangkan musibah longsor di kawasan bukit tersebut.
Sepanjang mata memandang dari jalan Desa Argosari, hampir seluruh lahan di kemiringan kurang lebih 45 derajat milik warga dipenuhi tanaman sayur. Sampai-sampai tak satu pun terdapat tanaman perekat tanah. Bahkan pola pertanaman lorong atau sabuk gunung hampir jarang diterapkan.
Ketua RT 3 RW 5 Desa Argosari Bukhori mengatakan, intensitas hujan yang tinggi sering mengakibatkan tanah longsor. Namun, musibah longsor tersebut hanya menutupi sebagian jalan desa. Sehingga warga sering melakukan kerja bakti membersihkan jalan desa itu sendiri karena digunakan untuk akses berdagang.
“Kalau longsor depan rumah warga itu sudah tidak terhitung dengan jari kalau hujan. Tetapi, hal itu langsung diatasi oleh warga sendiri. Karena mereka kan kepentingannya untuk bepergian ke kota untuk menjual hasil pertanian. Tetapi, kalau rumah sangat jarang yang parah. Ya, longsor terakhir yang lumayan,” katanya.
Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Lumajang Donny Ananto mengatakan, pola tanam yang disarankan untuk kawasan perbukitan harus menggunakan sistem pertanaman lorong. Di kawasan itu perlu ditanami pohon tegakan. Sehingga air hujan tersebut tidak langsung turun ke bawah, tetapi berbelok-belok.
“Kami menyebutnya nyabuk gunung. Tetapi sekarang sebagian besar lahan pertanian di Desa Argosari ditanami daun bawang sama kentang. Sekitar 60 sampai 70 persen lah. Kami juga sering menyarankan untuk dipasang mulsa plastik. Karena tanahnya gembur, supaya tidak langsung turun kalau terkena hujan,” pungkasnya.
Reporter: Atieqson Mar Iqbal
Fotografer: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan
LUMAJANG, RADARJEMBER.IDÂ – Musim hujan memang menjadi berkah bagi warga setempat. Sebab, tanaman berupa sayur-sayuran macam kentang dan bawang bisa tumbuh subur.
Namun, di balik itu, sebagian warga ada yang mengaku khawatir. Hujan deras yang turun kadang mendatangkan musibah longsor di kawasan bukit tersebut.
Sepanjang mata memandang dari jalan Desa Argosari, hampir seluruh lahan di kemiringan kurang lebih 45 derajat milik warga dipenuhi tanaman sayur. Sampai-sampai tak satu pun terdapat tanaman perekat tanah. Bahkan pola pertanaman lorong atau sabuk gunung hampir jarang diterapkan.
Ketua RT 3 RW 5 Desa Argosari Bukhori mengatakan, intensitas hujan yang tinggi sering mengakibatkan tanah longsor. Namun, musibah longsor tersebut hanya menutupi sebagian jalan desa. Sehingga warga sering melakukan kerja bakti membersihkan jalan desa itu sendiri karena digunakan untuk akses berdagang.
“Kalau longsor depan rumah warga itu sudah tidak terhitung dengan jari kalau hujan. Tetapi, hal itu langsung diatasi oleh warga sendiri. Karena mereka kan kepentingannya untuk bepergian ke kota untuk menjual hasil pertanian. Tetapi, kalau rumah sangat jarang yang parah. Ya, longsor terakhir yang lumayan,” katanya.
Kabid Hortikultura Dinas Pertanian Lumajang Donny Ananto mengatakan, pola tanam yang disarankan untuk kawasan perbukitan harus menggunakan sistem pertanaman lorong. Di kawasan itu perlu ditanami pohon tegakan. Sehingga air hujan tersebut tidak langsung turun ke bawah, tetapi berbelok-belok.
“Kami menyebutnya nyabuk gunung. Tetapi sekarang sebagian besar lahan pertanian di Desa Argosari ditanami daun bawang sama kentang. Sekitar 60 sampai 70 persen lah. Kami juga sering menyarankan untuk dipasang mulsa plastik. Karena tanahnya gembur, supaya tidak langsung turun kalau terkena hujan,” pungkasnya.
Reporter: Atieqson Mar Iqbal
Fotografer: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan