Mobile_AP_Rectangle 1
Masjid ini dirikan oleh Kiai Usman, salah satu tokoh agama yang konsisten menyebarkan agama Islam di Lumajang asal Trenggalek, Jawa Timur. Kini, sebagai bentuk penghargaan, namanya diabadikan sebagai nama jalan bersama beberapa muridnya yang meneruskan perjuangan dakwah Islam, Kiai Suhaemi.
Sebelumnya, masjid ini awalnya berukuran kecil. Namun saking banyaknya murid yang berguru dan menimba ilmu pada kiai tersebut, akhirnya dilakukan renovasi pada tahun 1923 dan selesai tahun 1933. Sejak tahun terakhir itu hingga kini belum pernah dilakukan renovasi bangunan. Paling-paling dilakukan perawatan seperti pengecatan.
Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Fotografer: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan
- Advertisement -
Masjid ini dirikan oleh Kiai Usman, salah satu tokoh agama yang konsisten menyebarkan agama Islam di Lumajang asal Trenggalek, Jawa Timur. Kini, sebagai bentuk penghargaan, namanya diabadikan sebagai nama jalan bersama beberapa muridnya yang meneruskan perjuangan dakwah Islam, Kiai Suhaemi.
Sebelumnya, masjid ini awalnya berukuran kecil. Namun saking banyaknya murid yang berguru dan menimba ilmu pada kiai tersebut, akhirnya dilakukan renovasi pada tahun 1923 dan selesai tahun 1933. Sejak tahun terakhir itu hingga kini belum pernah dilakukan renovasi bangunan. Paling-paling dilakukan perawatan seperti pengecatan.
Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Fotografer: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan
Masjid ini dirikan oleh Kiai Usman, salah satu tokoh agama yang konsisten menyebarkan agama Islam di Lumajang asal Trenggalek, Jawa Timur. Kini, sebagai bentuk penghargaan, namanya diabadikan sebagai nama jalan bersama beberapa muridnya yang meneruskan perjuangan dakwah Islam, Kiai Suhaemi.
Sebelumnya, masjid ini awalnya berukuran kecil. Namun saking banyaknya murid yang berguru dan menimba ilmu pada kiai tersebut, akhirnya dilakukan renovasi pada tahun 1923 dan selesai tahun 1933. Sejak tahun terakhir itu hingga kini belum pernah dilakukan renovasi bangunan. Paling-paling dilakukan perawatan seperti pengecatan.
Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Fotografer: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan