27.8 C
Jember
Friday, 31 March 2023

Sekolah Korban Erupsi Dipindah

Tempati Ruang Kelas Panggung dari Bambu

Mobile_AP_Rectangle 1

SUMBERMUJUR, Radar Semeru – Suasana kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa SDN 03 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, korban terdampak erupsi Gunung Semeru, kali ini berbeda. Mereka tidak lagi menempati lokasi tenda darurat, tetapi sudah pindah ke sekolah di lahan hutan bambu Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.

Namun, tidak semua siswa sekolah lainnya yang terdampak mendapat kesempatan yang sama. Sebab, sebelumnya sekolah ini hanya menempati tenda di Dusun Watu Kandang, Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Itu pun tendanya hanya satu dengan ukuran 3×8 meter. Oleh karena itu, KBM terpaksa dilaksanakan secara bergantian.

Kepala SDN 03 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Martoyo mengatakan, sebagian besar siswa yang pergi ke rumah kerabatnya di luar kota pascaerupsi mulai pulang ke Lumajang. Kini, siswa yang selamat dan kembali mengikuti proses pembelajaran menjadi 73 siswa.

Mobile_AP_Rectangle 2

Kan tidak mungkin itu kami tempatkan di tenda lagi. Apalagi kapasitasnya tidak banyak, lokasinya juga kurang mendukung. Kami para guru berinisiatif mencoba membuka komunikasi dengan stakeholder. Alhamdulillah terwujud. Meski bukan gedung permanen, setidaknya lokasi ini cukup menenangkan murid-murid,” katanya.

Saat ini, sekolah itu telah memiliki enam ruang kelas. Meskipun konstruksinya bukan menggunakan batu, pasir, dan semen, hanya menggunakan bambu dan asbes. Namun, siswa-siswi tampak gembira. Mereka seperti mendapat semangat baru melaksanakan pembelajaran sambil menunggu gedung sekolah di tempat relokasi selesai.

Sementara itu, Kepala Desa Sumbermujur Yayuk Sri Rahayu mengatakan, pihak pemerintah desa mempersilakan seluruh siswa korban erupsi untuk menempati lahan di sekitar wisata hutan bambu selama sementara waktu. Sebab, lokasi sebelumnya memang kurang layak.

“Kami menyadari pendidikan itu sangat penting, makanya kami tidak keberatan kalau ditempati. Apalagi mereka ini merupakan korban erupsi Gunung Semeru yang sekarang sedang menunggu tempat relokasi selesai. Jadi, kami fasilitasi tempat, untuk lain-lainnya itu dana pembangunannya berasal dari relawan,” pungkasnya. (son/c2/fid)

 

- Advertisement -

SUMBERMUJUR, Radar Semeru – Suasana kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa SDN 03 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, korban terdampak erupsi Gunung Semeru, kali ini berbeda. Mereka tidak lagi menempati lokasi tenda darurat, tetapi sudah pindah ke sekolah di lahan hutan bambu Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.

Namun, tidak semua siswa sekolah lainnya yang terdampak mendapat kesempatan yang sama. Sebab, sebelumnya sekolah ini hanya menempati tenda di Dusun Watu Kandang, Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Itu pun tendanya hanya satu dengan ukuran 3×8 meter. Oleh karena itu, KBM terpaksa dilaksanakan secara bergantian.

Kepala SDN 03 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Martoyo mengatakan, sebagian besar siswa yang pergi ke rumah kerabatnya di luar kota pascaerupsi mulai pulang ke Lumajang. Kini, siswa yang selamat dan kembali mengikuti proses pembelajaran menjadi 73 siswa.

Kan tidak mungkin itu kami tempatkan di tenda lagi. Apalagi kapasitasnya tidak banyak, lokasinya juga kurang mendukung. Kami para guru berinisiatif mencoba membuka komunikasi dengan stakeholder. Alhamdulillah terwujud. Meski bukan gedung permanen, setidaknya lokasi ini cukup menenangkan murid-murid,” katanya.

Saat ini, sekolah itu telah memiliki enam ruang kelas. Meskipun konstruksinya bukan menggunakan batu, pasir, dan semen, hanya menggunakan bambu dan asbes. Namun, siswa-siswi tampak gembira. Mereka seperti mendapat semangat baru melaksanakan pembelajaran sambil menunggu gedung sekolah di tempat relokasi selesai.

Sementara itu, Kepala Desa Sumbermujur Yayuk Sri Rahayu mengatakan, pihak pemerintah desa mempersilakan seluruh siswa korban erupsi untuk menempati lahan di sekitar wisata hutan bambu selama sementara waktu. Sebab, lokasi sebelumnya memang kurang layak.

“Kami menyadari pendidikan itu sangat penting, makanya kami tidak keberatan kalau ditempati. Apalagi mereka ini merupakan korban erupsi Gunung Semeru yang sekarang sedang menunggu tempat relokasi selesai. Jadi, kami fasilitasi tempat, untuk lain-lainnya itu dana pembangunannya berasal dari relawan,” pungkasnya. (son/c2/fid)

 

SUMBERMUJUR, Radar Semeru – Suasana kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa SDN 03 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, korban terdampak erupsi Gunung Semeru, kali ini berbeda. Mereka tidak lagi menempati lokasi tenda darurat, tetapi sudah pindah ke sekolah di lahan hutan bambu Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.

Namun, tidak semua siswa sekolah lainnya yang terdampak mendapat kesempatan yang sama. Sebab, sebelumnya sekolah ini hanya menempati tenda di Dusun Watu Kandang, Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Itu pun tendanya hanya satu dengan ukuran 3×8 meter. Oleh karena itu, KBM terpaksa dilaksanakan secara bergantian.

Kepala SDN 03 Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Martoyo mengatakan, sebagian besar siswa yang pergi ke rumah kerabatnya di luar kota pascaerupsi mulai pulang ke Lumajang. Kini, siswa yang selamat dan kembali mengikuti proses pembelajaran menjadi 73 siswa.

Kan tidak mungkin itu kami tempatkan di tenda lagi. Apalagi kapasitasnya tidak banyak, lokasinya juga kurang mendukung. Kami para guru berinisiatif mencoba membuka komunikasi dengan stakeholder. Alhamdulillah terwujud. Meski bukan gedung permanen, setidaknya lokasi ini cukup menenangkan murid-murid,” katanya.

Saat ini, sekolah itu telah memiliki enam ruang kelas. Meskipun konstruksinya bukan menggunakan batu, pasir, dan semen, hanya menggunakan bambu dan asbes. Namun, siswa-siswi tampak gembira. Mereka seperti mendapat semangat baru melaksanakan pembelajaran sambil menunggu gedung sekolah di tempat relokasi selesai.

Sementara itu, Kepala Desa Sumbermujur Yayuk Sri Rahayu mengatakan, pihak pemerintah desa mempersilakan seluruh siswa korban erupsi untuk menempati lahan di sekitar wisata hutan bambu selama sementara waktu. Sebab, lokasi sebelumnya memang kurang layak.

“Kami menyadari pendidikan itu sangat penting, makanya kami tidak keberatan kalau ditempati. Apalagi mereka ini merupakan korban erupsi Gunung Semeru yang sekarang sedang menunggu tempat relokasi selesai. Jadi, kami fasilitasi tempat, untuk lain-lainnya itu dana pembangunannya berasal dari relawan,” pungkasnya. (son/c2/fid)

 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca