22.9 C
Jember
Saturday, 3 June 2023

Akhirnya Muncul Satu BUMTren

Belum Fokus Dibina Satu OPD, Masih Keroyokan

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Setelah dua tahun pemerintah mendorong untuk mendirikan Badan Usaha Milik Pesantren (BUMTren), akhirnya kemarin baru terwujud. Pondok Pesantren (Ponpes) Darun Najah, Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, jadi pencanangan pendirian BUMTren yang merupakan janji politik pasangan kepala daerah Thoriq-Indah itu.

Adanya BUMTren ini merupakan bukti bahwa ternyata pesantren memiliki peluang yang sama di bidang wirausaha. Pesantren tidak hanya bisa melahirkan santri-santri yang ahli dalam bidang ilmu agama, melainkan juga bisa melahirkan santri-santri yang unggul dalam memproduksi barang yang berkualitas.

Pengasuh Ponpes Darun Najah Hj Chullatul Lutfiyah mengatakan, belakangan ini cukup banyak produk-produk hasil sentuhan santri-santri yang terus berkembang. Meskipun pemasarannya kebanyakan masih meliputi sekitar alumni, tetapi hasil produk barang tersebut semakin diakui masyarakat luas.

Mobile_AP_Rectangle 2

“Ada sandal, olahan ikan seperti abon lele, abon ikan tuna, kemudian baju, serta olahan pisang dan lainnya,” jelasnya. Diakui, sebelumnya Pemkab Lumajang memang telah memberikan bantuan berupa bibit ikan, terpal kolam, dan pakan. Pelan-pelan, bantuan tersebut jalan berkembang menjadi beragam olahan.

Sayangnya, setelah ditelusuri, pendirian BUMTren tersebut ternyata belum dikonsentrasikan pada satu OPD yang membidangi. Justru di pesantren ini terlihat seluruh OPD keroyokan untuk sama-sama mendampingi serta memberikan pelatihan agar usahanya semakin luas dan dijangkau.

Cak Thoriq, sapaan akrab bupati, menjelaskan bahwa badan usaha tersebut bisa membuka mindset keberadaan pesantren. Ekonomi di lingkungan pesantren harus bisa bangkit dengan mandiri. “Harapannya, ini menjadi semangat pesantren lainnya untuk dapat mengikuti. Ekonomi kuat, pesantren hebat, santri bermartabat,” pungkasnya.

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Setelah dua tahun pemerintah mendorong untuk mendirikan Badan Usaha Milik Pesantren (BUMTren), akhirnya kemarin baru terwujud. Pondok Pesantren (Ponpes) Darun Najah, Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, jadi pencanangan pendirian BUMTren yang merupakan janji politik pasangan kepala daerah Thoriq-Indah itu.

Adanya BUMTren ini merupakan bukti bahwa ternyata pesantren memiliki peluang yang sama di bidang wirausaha. Pesantren tidak hanya bisa melahirkan santri-santri yang ahli dalam bidang ilmu agama, melainkan juga bisa melahirkan santri-santri yang unggul dalam memproduksi barang yang berkualitas.

Pengasuh Ponpes Darun Najah Hj Chullatul Lutfiyah mengatakan, belakangan ini cukup banyak produk-produk hasil sentuhan santri-santri yang terus berkembang. Meskipun pemasarannya kebanyakan masih meliputi sekitar alumni, tetapi hasil produk barang tersebut semakin diakui masyarakat luas.

“Ada sandal, olahan ikan seperti abon lele, abon ikan tuna, kemudian baju, serta olahan pisang dan lainnya,” jelasnya. Diakui, sebelumnya Pemkab Lumajang memang telah memberikan bantuan berupa bibit ikan, terpal kolam, dan pakan. Pelan-pelan, bantuan tersebut jalan berkembang menjadi beragam olahan.

Sayangnya, setelah ditelusuri, pendirian BUMTren tersebut ternyata belum dikonsentrasikan pada satu OPD yang membidangi. Justru di pesantren ini terlihat seluruh OPD keroyokan untuk sama-sama mendampingi serta memberikan pelatihan agar usahanya semakin luas dan dijangkau.

Cak Thoriq, sapaan akrab bupati, menjelaskan bahwa badan usaha tersebut bisa membuka mindset keberadaan pesantren. Ekonomi di lingkungan pesantren harus bisa bangkit dengan mandiri. “Harapannya, ini menjadi semangat pesantren lainnya untuk dapat mengikuti. Ekonomi kuat, pesantren hebat, santri bermartabat,” pungkasnya.

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Setelah dua tahun pemerintah mendorong untuk mendirikan Badan Usaha Milik Pesantren (BUMTren), akhirnya kemarin baru terwujud. Pondok Pesantren (Ponpes) Darun Najah, Desa Petahunan, Kecamatan Sumbersuko, jadi pencanangan pendirian BUMTren yang merupakan janji politik pasangan kepala daerah Thoriq-Indah itu.

Adanya BUMTren ini merupakan bukti bahwa ternyata pesantren memiliki peluang yang sama di bidang wirausaha. Pesantren tidak hanya bisa melahirkan santri-santri yang ahli dalam bidang ilmu agama, melainkan juga bisa melahirkan santri-santri yang unggul dalam memproduksi barang yang berkualitas.

Pengasuh Ponpes Darun Najah Hj Chullatul Lutfiyah mengatakan, belakangan ini cukup banyak produk-produk hasil sentuhan santri-santri yang terus berkembang. Meskipun pemasarannya kebanyakan masih meliputi sekitar alumni, tetapi hasil produk barang tersebut semakin diakui masyarakat luas.

“Ada sandal, olahan ikan seperti abon lele, abon ikan tuna, kemudian baju, serta olahan pisang dan lainnya,” jelasnya. Diakui, sebelumnya Pemkab Lumajang memang telah memberikan bantuan berupa bibit ikan, terpal kolam, dan pakan. Pelan-pelan, bantuan tersebut jalan berkembang menjadi beragam olahan.

Sayangnya, setelah ditelusuri, pendirian BUMTren tersebut ternyata belum dikonsentrasikan pada satu OPD yang membidangi. Justru di pesantren ini terlihat seluruh OPD keroyokan untuk sama-sama mendampingi serta memberikan pelatihan agar usahanya semakin luas dan dijangkau.

Cak Thoriq, sapaan akrab bupati, menjelaskan bahwa badan usaha tersebut bisa membuka mindset keberadaan pesantren. Ekonomi di lingkungan pesantren harus bisa bangkit dengan mandiri. “Harapannya, ini menjadi semangat pesantren lainnya untuk dapat mengikuti. Ekonomi kuat, pesantren hebat, santri bermartabat,” pungkasnya.

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca