23.5 C
Jember
Monday, 27 March 2023

Meski Pandemi, Perayaan Hari Raya Karo Tetap Meriah

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID Kegiatan adat memang tidak bisa ditinggalkan dengan mudah. Seperti salah satu perayaan Hari Raya Karo yang digelar setiap tahunnya. Lebaran suku Tengger ini berlangsung meriah tanpa mengabaikan protokol kesehatan.

Perayaan Hari Raya Karo merupakan hari raya kedua setelah Kasada atau bulan kedua dari 12 bulan menurut kalender suku Tengger. Beragam acara dilaksanakan secara bergantian. Diawali dengan acara prepekan atau pembukaan, mbesa duata, tayub, pemberangkatan punden, andhon mangan, nyandran atau ziarah, malam harinya dilanjutkan dengan kegiatan jaranan dan diakhiri dengan barikan.

Kegiatan nyadran atau biasa disebut dengan ziarah dilakukan untuk mengenang para leluhur yang sudah meninggal dunia. Bisanya warga suku Tengger mengawali nyadran dari rumah Romo Dukun, kemudian beramai-ramai pergi ke pemakaman untuk melakukan ziarah.

Mobile_AP_Rectangle 2

Perayaan Hari Raya Karo yang dilaksanakan selama beberapa hari ini diikuti dengan sangat meriah. Meski di tengah pandemi, warga suku Tengger sangat antusias dengan perayaan Karo ini.

Uniknya lagi, dalam perayaan ini warga yang memiliki sanak keluarga yang sudah meninggal dan dimakamkan di daerah Tengger, mereka mendatanginya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini merupakan kesepakatan yang sudah terjalin sebelumnya. “Perayaan Hari Raya Karo berjalan lancar. Kali ini dilanjutkan dengan nyadran, yaitu warga beramai-ramai mengunjungi makam leluhur untuk melakukan ziarah,” ujar Untung Raharjo, Kepala Desa Ranupani. (mg3/c2/fid) 

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID Kegiatan adat memang tidak bisa ditinggalkan dengan mudah. Seperti salah satu perayaan Hari Raya Karo yang digelar setiap tahunnya. Lebaran suku Tengger ini berlangsung meriah tanpa mengabaikan protokol kesehatan.

Perayaan Hari Raya Karo merupakan hari raya kedua setelah Kasada atau bulan kedua dari 12 bulan menurut kalender suku Tengger. Beragam acara dilaksanakan secara bergantian. Diawali dengan acara prepekan atau pembukaan, mbesa duata, tayub, pemberangkatan punden, andhon mangan, nyandran atau ziarah, malam harinya dilanjutkan dengan kegiatan jaranan dan diakhiri dengan barikan.

Kegiatan nyadran atau biasa disebut dengan ziarah dilakukan untuk mengenang para leluhur yang sudah meninggal dunia. Bisanya warga suku Tengger mengawali nyadran dari rumah Romo Dukun, kemudian beramai-ramai pergi ke pemakaman untuk melakukan ziarah.

Perayaan Hari Raya Karo yang dilaksanakan selama beberapa hari ini diikuti dengan sangat meriah. Meski di tengah pandemi, warga suku Tengger sangat antusias dengan perayaan Karo ini.

Uniknya lagi, dalam perayaan ini warga yang memiliki sanak keluarga yang sudah meninggal dan dimakamkan di daerah Tengger, mereka mendatanginya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini merupakan kesepakatan yang sudah terjalin sebelumnya. “Perayaan Hari Raya Karo berjalan lancar. Kali ini dilanjutkan dengan nyadran, yaitu warga beramai-ramai mengunjungi makam leluhur untuk melakukan ziarah,” ujar Untung Raharjo, Kepala Desa Ranupani. (mg3/c2/fid) 

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID Kegiatan adat memang tidak bisa ditinggalkan dengan mudah. Seperti salah satu perayaan Hari Raya Karo yang digelar setiap tahunnya. Lebaran suku Tengger ini berlangsung meriah tanpa mengabaikan protokol kesehatan.

Perayaan Hari Raya Karo merupakan hari raya kedua setelah Kasada atau bulan kedua dari 12 bulan menurut kalender suku Tengger. Beragam acara dilaksanakan secara bergantian. Diawali dengan acara prepekan atau pembukaan, mbesa duata, tayub, pemberangkatan punden, andhon mangan, nyandran atau ziarah, malam harinya dilanjutkan dengan kegiatan jaranan dan diakhiri dengan barikan.

Kegiatan nyadran atau biasa disebut dengan ziarah dilakukan untuk mengenang para leluhur yang sudah meninggal dunia. Bisanya warga suku Tengger mengawali nyadran dari rumah Romo Dukun, kemudian beramai-ramai pergi ke pemakaman untuk melakukan ziarah.

Perayaan Hari Raya Karo yang dilaksanakan selama beberapa hari ini diikuti dengan sangat meriah. Meski di tengah pandemi, warga suku Tengger sangat antusias dengan perayaan Karo ini.

Uniknya lagi, dalam perayaan ini warga yang memiliki sanak keluarga yang sudah meninggal dan dimakamkan di daerah Tengger, mereka mendatanginya untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini merupakan kesepakatan yang sudah terjalin sebelumnya. “Perayaan Hari Raya Karo berjalan lancar. Kali ini dilanjutkan dengan nyadran, yaitu warga beramai-ramai mengunjungi makam leluhur untuk melakukan ziarah,” ujar Untung Raharjo, Kepala Desa Ranupani. (mg3/c2/fid) 

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca