Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Hasyim, seorang petani asal Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, tahun ini harus lebih tabah dan sabar. Hasil tanaman sawi di ladangnya tidak cukup untuk keperluan sehari-hari. Per kilo gram sawi hanya laku Rp 500.
Murahnya penjualan sawi sudah terjadi dalam dua kali panen terakhir. “Dua kali panen harganya tidak bagus,” ucapnya. Dalam pengiriman hasil taninya, dia mengaku melalukan pengiriman paling sering ke Batu dan Kabupaten Banyuwangi. Sebab, dua kabupaten tersebut paling banyak permintaan dalam 3 tahun terakhir.
Namun, sejak wabah korona, dua kabupaten tersebut sudah tidak meminta pengiriman kembali. Sehingga target pasar hanya cukup untuk lokal Lumajang. Sebab, daerah lain tidak ada permintaan.
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Hasyim, seorang petani asal Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, tahun ini harus lebih tabah dan sabar. Hasil tanaman sawi di ladangnya tidak cukup untuk keperluan sehari-hari. Per kilo gram sawi hanya laku Rp 500.
Murahnya penjualan sawi sudah terjadi dalam dua kali panen terakhir. “Dua kali panen harganya tidak bagus,” ucapnya. Dalam pengiriman hasil taninya, dia mengaku melalukan pengiriman paling sering ke Batu dan Kabupaten Banyuwangi. Sebab, dua kabupaten tersebut paling banyak permintaan dalam 3 tahun terakhir.
Namun, sejak wabah korona, dua kabupaten tersebut sudah tidak meminta pengiriman kembali. Sehingga target pasar hanya cukup untuk lokal Lumajang. Sebab, daerah lain tidak ada permintaan.
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Hasyim, seorang petani asal Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, tahun ini harus lebih tabah dan sabar. Hasil tanaman sawi di ladangnya tidak cukup untuk keperluan sehari-hari. Per kilo gram sawi hanya laku Rp 500.
Murahnya penjualan sawi sudah terjadi dalam dua kali panen terakhir. “Dua kali panen harganya tidak bagus,” ucapnya. Dalam pengiriman hasil taninya, dia mengaku melalukan pengiriman paling sering ke Batu dan Kabupaten Banyuwangi. Sebab, dua kabupaten tersebut paling banyak permintaan dalam 3 tahun terakhir.
Namun, sejak wabah korona, dua kabupaten tersebut sudah tidak meminta pengiriman kembali. Sehingga target pasar hanya cukup untuk lokal Lumajang. Sebab, daerah lain tidak ada permintaan.