28.4 C
Jember
Thursday, 23 March 2023

CCTV Dianggarkan dari Dana Desa

Belum Bisa Diintegrasikan Keseluruhan

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID Pemasangan seribu CCTV sesuai janji Thoriq-Indah, tahun ini mulai berjalan. Kali ini, untuk merealisasikan itu, Pemkab Lumajang menyerahkan sepenuhnya pada desa. Kini masing-masing desa telah menganggarkan kebutuhan untuk pengadaan alat pemantau tersebut melalui dana desa (DD).

Sebelumnya, memang pasangan kepala daerah itu meminta peran desa untuk mendukung program janji politik tersebut. Setiap desa diminta menyediakan 15 CCTV yang rencananya bakal diintegrasikan dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Lumajang dan kepolisian. Saat ini, ada beberapa kecamatan yang sudah mulai melakukan pemasangan.

Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Semeru, sebagian kecamatan tersebut di antaranya adalah Kecamatan Randuagung, Tempursari, Padang, Kedungjajang, sebagian desa di Kecamatan Senduro, dan Kecamatan Sumbersuko. Jumlah anggaran yang disediakan sebesar Rp 50 juta sampai Rp 80 juta.

Mobile_AP_Rectangle 2

Koordinator Tenaga Pendamping Profesional Indonesia (TPPI) Lumajang Supriadi mengatakan, pemasangan CCTV itu bukan wacana, tetapi program Pemkab Lumajang. Menurutnya, sekalipun desa dalam UU punya hak rekognisi dan subsidiaritas. Atau hak mengusulkan sesuatu dan mengambil keputusan sendiri.

“Namun, hak dan kewenangan itu harus menyesuaikan dengan kabupaten. Artinya, program pembangunan desa juga harus mendukung program kabupaten. Makanya, kami sebagai tim yang ada di lapangan hanya mendorong dan mengawal supaya program itu bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.

Ungkapan serupa juga dikatakan oleh Abdul Gafur Bakri, TPPI Lumajang lainnya. Namun, lanjutnya, urusan integrasi sistem seluruh CCTV itu dengan Pemkab Lumajang masih belum bisa dilaksanakan. Sebab, tidak semua desa telah merealisasikan alat pemantau di titik-titik lokasinya.

“Jumlahnya beragam. Bergantung pada letak geografis wilayah desa masing-masing. Maksimal 15 titik, tetapi ada juga yang menganggarkan untuk 10 atau 5 titik. Itu menyesuaikan dengan kebutuhan titik kerawanan. Semoga ini sukses mewujudkan keamanan di Lumajang,” pungkasnya.

Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Fotografer: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID Pemasangan seribu CCTV sesuai janji Thoriq-Indah, tahun ini mulai berjalan. Kali ini, untuk merealisasikan itu, Pemkab Lumajang menyerahkan sepenuhnya pada desa. Kini masing-masing desa telah menganggarkan kebutuhan untuk pengadaan alat pemantau tersebut melalui dana desa (DD).

Sebelumnya, memang pasangan kepala daerah itu meminta peran desa untuk mendukung program janji politik tersebut. Setiap desa diminta menyediakan 15 CCTV yang rencananya bakal diintegrasikan dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Lumajang dan kepolisian. Saat ini, ada beberapa kecamatan yang sudah mulai melakukan pemasangan.

Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Semeru, sebagian kecamatan tersebut di antaranya adalah Kecamatan Randuagung, Tempursari, Padang, Kedungjajang, sebagian desa di Kecamatan Senduro, dan Kecamatan Sumbersuko. Jumlah anggaran yang disediakan sebesar Rp 50 juta sampai Rp 80 juta.

Koordinator Tenaga Pendamping Profesional Indonesia (TPPI) Lumajang Supriadi mengatakan, pemasangan CCTV itu bukan wacana, tetapi program Pemkab Lumajang. Menurutnya, sekalipun desa dalam UU punya hak rekognisi dan subsidiaritas. Atau hak mengusulkan sesuatu dan mengambil keputusan sendiri.

“Namun, hak dan kewenangan itu harus menyesuaikan dengan kabupaten. Artinya, program pembangunan desa juga harus mendukung program kabupaten. Makanya, kami sebagai tim yang ada di lapangan hanya mendorong dan mengawal supaya program itu bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.

Ungkapan serupa juga dikatakan oleh Abdul Gafur Bakri, TPPI Lumajang lainnya. Namun, lanjutnya, urusan integrasi sistem seluruh CCTV itu dengan Pemkab Lumajang masih belum bisa dilaksanakan. Sebab, tidak semua desa telah merealisasikan alat pemantau di titik-titik lokasinya.

“Jumlahnya beragam. Bergantung pada letak geografis wilayah desa masing-masing. Maksimal 15 titik, tetapi ada juga yang menganggarkan untuk 10 atau 5 titik. Itu menyesuaikan dengan kebutuhan titik kerawanan. Semoga ini sukses mewujudkan keamanan di Lumajang,” pungkasnya.

Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Fotografer: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID Pemasangan seribu CCTV sesuai janji Thoriq-Indah, tahun ini mulai berjalan. Kali ini, untuk merealisasikan itu, Pemkab Lumajang menyerahkan sepenuhnya pada desa. Kini masing-masing desa telah menganggarkan kebutuhan untuk pengadaan alat pemantau tersebut melalui dana desa (DD).

Sebelumnya, memang pasangan kepala daerah itu meminta peran desa untuk mendukung program janji politik tersebut. Setiap desa diminta menyediakan 15 CCTV yang rencananya bakal diintegrasikan dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Lumajang dan kepolisian. Saat ini, ada beberapa kecamatan yang sudah mulai melakukan pemasangan.

Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Semeru, sebagian kecamatan tersebut di antaranya adalah Kecamatan Randuagung, Tempursari, Padang, Kedungjajang, sebagian desa di Kecamatan Senduro, dan Kecamatan Sumbersuko. Jumlah anggaran yang disediakan sebesar Rp 50 juta sampai Rp 80 juta.

Koordinator Tenaga Pendamping Profesional Indonesia (TPPI) Lumajang Supriadi mengatakan, pemasangan CCTV itu bukan wacana, tetapi program Pemkab Lumajang. Menurutnya, sekalipun desa dalam UU punya hak rekognisi dan subsidiaritas. Atau hak mengusulkan sesuatu dan mengambil keputusan sendiri.

“Namun, hak dan kewenangan itu harus menyesuaikan dengan kabupaten. Artinya, program pembangunan desa juga harus mendukung program kabupaten. Makanya, kami sebagai tim yang ada di lapangan hanya mendorong dan mengawal supaya program itu bisa berjalan dengan baik,” jelasnya.

Ungkapan serupa juga dikatakan oleh Abdul Gafur Bakri, TPPI Lumajang lainnya. Namun, lanjutnya, urusan integrasi sistem seluruh CCTV itu dengan Pemkab Lumajang masih belum bisa dilaksanakan. Sebab, tidak semua desa telah merealisasikan alat pemantau di titik-titik lokasinya.

“Jumlahnya beragam. Bergantung pada letak geografis wilayah desa masing-masing. Maksimal 15 titik, tetapi ada juga yang menganggarkan untuk 10 atau 5 titik. Itu menyesuaikan dengan kebutuhan titik kerawanan. Semoga ini sukses mewujudkan keamanan di Lumajang,” pungkasnya.

Jurnalis: Atieqson Mar Iqbal
Fotografer: Atieqson Mar Iqbal
Editor: Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca