LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Sejak sepekan menjelang bulan Ramadan, sejumlah harga komoditas di pasaran mulai merangkak naik. Kondisi ini memang wajar terjadi. Sebab, tingkat konsumsi di tengah masyarakat juga naik. Hal itu berimbas terhadap indeks harga konsumen (IHK) dan nilai inflasi bulan Maret.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lumajang memang tidak menghitung secara langsung IHK di masyarakat. Sehingga angka inflasinya tidak bisa ditentukan. Meski demikian, kondisi geografis dan sosial yang mirip dengan Kabupaten Jember menjadi acuan penentuan inflasi di Lumajang.
Berdasarkan data BPS Provinsi Jawa Timur, dari delapan kota IHK di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi. Salah satu daerah yang dihitung yakni Kabupaten Jember. Hasilnya, di bulan Maret terjadi inflasi sebesar 1,07 persen dengan IHK sebesar 109,41 persen.
“Kami memang tidak termasuk delapan daerah yang dilakukan perhitungan IHK. Sebab, anggaran perhitungan statistik ini cukup besar. Tetapi, tolok ukur inflasi di Lumajang bisa dilihat dari nilai inflasi di Jember. Jika di Jember naik, bisa jadi Lumajang juga naik. Karena dari sisi karakteristiknya Lumajang memiliki kesamaan dengan Jember,” kata Kepala BPS Kabupaten Lumajang Mudji Setijo.
Sementara itu, Kabid Perdagangan dan Metrologi Legal Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan Lumajang Hisbulloh Hadi Kurniawan menjelaskan, pihaknya sudah mengumpulkan semua koordinator pasar. Masing-masing koordinator melaporkan kondisi komoditas yang berdampak pada inflasi. Terutama komoditas pasar saat awal Ramadan ini.
“Pantauan kami harga komoditas ini ada kenaikan, tetapi tidak terlalu signifikan. Biasanya saat pertengahan Ramadan mulai normal. Nanti, sepekan sebelum hari raya ada kenaikan lagi. Para koordinator pasar juga terus melaporkan perkembangannya ke kami,” jelasnya.
Wawan, sapaan akrabnya, meminta agar masyarakat menyikapi tren harga komoditas dengan wajar. Sebab, pihaknya memastikan seluruh komoditas tersedia hingga Lebaran. Sehingga nilai inflasi di Lumajang tidak naik drastis. “Jika membeli barang apa pun itu disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak perlu panic buying lalu menstok banyak di rumah. Karna semua stok aman sampai Hari Raya Idul Fitri,” pungkasnya. (kin/c2/fid)