22.8 C
Jember
Tuesday, 21 March 2023

Pasien Korona Bertambah Belasan Orang

Terbentuk Klaster PMI dan Perjalanan Luar Kota

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Jumlah pasien yang positif terpapar Covid-19 di Lumajang terus bertambah. Akhir pekan lalu, jumlahnya menjadi 14 pasien. Padahal, beberapa hari lalu pasien terpapar sempat hanya menyisakan satu orang. Hal ini memunculkan dua klaster baru.

Penambahan klaster tersebut dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lumajang dr Bayu Wibowo. Dia mengungkapkan, klaster tersebut berasal dari pekerja migran Indonesia (PMI) dan klaster perjalanan. “Benar. Ada penambahan klaster baru. Yakni klaster PMI dan klaster perjalanan. Sehingga hari ini (kemarin, Red) ada 14 orang yang terkonfirmasi positif korona,” ungkapnya.

Dia mengatakan, perawatan mereka dilakukan di tiga tempat. Yakni rumah sakit, Balai Kepegawaian Daerah (BKD) Lumajang, dan isolasi mandiri di rumah. “Semuanya tetap diawasi dan dijaga ketat. Baik oleh petugas kesehatan, perangkat desa, satgas, maupun pihak kepolisian dan TNI setempat,” katanya.

Mobile_AP_Rectangle 2

dr Bayu menjelaskan, pasien positif PMI berasal dari Sumbersuko dan Randuagung. “Memang hasil swab di Surabaya itu negatif. Tetapi, setelah dilakukan swab PCR lagi di hari kelima, ternyata hasilnya positif. Sehingga kami langsung lakukan tracing ke orang yang pernah kontak dengan pasien. Hasilnya, ada keluarga yang terpapar juga. Sehingga diputuskan untuk merawat mereka,” jelasnya.

Sementara itu, pasien terkonfirmasi positif asal Pronojiwo dan Candipuro merupakan klaster perjalanan. “Setelah kami telusuri, mereka pernah melakukan perjalanan ke Surabaya dan Malang. Dimungkinkan, ini bagian dari perjalanan mudik keluarga,” tambahnya.

Mereka menjalani isolasi mandiri di rumah. Sebab, rumah mereka layak dijadikan tempat isolasi mandiri. “Rumahnya layak dijadikan tempat isolasi. Karena jauh dari tetangga. Seperti satu keluarga di Tamanayu, Pronojiwo, yang terpapar korona dengan jumlah tiga orang. Mereka ini juga memiliki anak kecil berusia enam tahun. Atas saran dan masukan, mereka isolasi mandiri sekeluarga di rumah. Tetapi, hasil swab anak mereka negatif,” tuturnya.

Meski negatif, hal tersebut tidak menjamin terpapar korona. Sebab, hasil swab untuk anak kecil masih belum bisa valid. “Swab untuk anak ini sulit. Hasilnya kurang akurat. Sehingga, kami putuskan untuk tetap isolasi mandiri. Kebutuhan sehari-hari disediakan oleh desa,” lanjutnya.

Kini, pihaknya terus menggalakkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro bagi para pendatang luar kota. “Kami galakkan lagi. Baik tes rapid ataupun swab PCR. Kami akan awasi dan lihat perkembangan mereka selama dua pekan,” pungkasnya.

Jurnalis: mg2
Fotografer: Muhammad Sidikin Ali
Editor: Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Jumlah pasien yang positif terpapar Covid-19 di Lumajang terus bertambah. Akhir pekan lalu, jumlahnya menjadi 14 pasien. Padahal, beberapa hari lalu pasien terpapar sempat hanya menyisakan satu orang. Hal ini memunculkan dua klaster baru.

Penambahan klaster tersebut dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lumajang dr Bayu Wibowo. Dia mengungkapkan, klaster tersebut berasal dari pekerja migran Indonesia (PMI) dan klaster perjalanan. “Benar. Ada penambahan klaster baru. Yakni klaster PMI dan klaster perjalanan. Sehingga hari ini (kemarin, Red) ada 14 orang yang terkonfirmasi positif korona,” ungkapnya.

Dia mengatakan, perawatan mereka dilakukan di tiga tempat. Yakni rumah sakit, Balai Kepegawaian Daerah (BKD) Lumajang, dan isolasi mandiri di rumah. “Semuanya tetap diawasi dan dijaga ketat. Baik oleh petugas kesehatan, perangkat desa, satgas, maupun pihak kepolisian dan TNI setempat,” katanya.

dr Bayu menjelaskan, pasien positif PMI berasal dari Sumbersuko dan Randuagung. “Memang hasil swab di Surabaya itu negatif. Tetapi, setelah dilakukan swab PCR lagi di hari kelima, ternyata hasilnya positif. Sehingga kami langsung lakukan tracing ke orang yang pernah kontak dengan pasien. Hasilnya, ada keluarga yang terpapar juga. Sehingga diputuskan untuk merawat mereka,” jelasnya.

Sementara itu, pasien terkonfirmasi positif asal Pronojiwo dan Candipuro merupakan klaster perjalanan. “Setelah kami telusuri, mereka pernah melakukan perjalanan ke Surabaya dan Malang. Dimungkinkan, ini bagian dari perjalanan mudik keluarga,” tambahnya.

Mereka menjalani isolasi mandiri di rumah. Sebab, rumah mereka layak dijadikan tempat isolasi mandiri. “Rumahnya layak dijadikan tempat isolasi. Karena jauh dari tetangga. Seperti satu keluarga di Tamanayu, Pronojiwo, yang terpapar korona dengan jumlah tiga orang. Mereka ini juga memiliki anak kecil berusia enam tahun. Atas saran dan masukan, mereka isolasi mandiri sekeluarga di rumah. Tetapi, hasil swab anak mereka negatif,” tuturnya.

Meski negatif, hal tersebut tidak menjamin terpapar korona. Sebab, hasil swab untuk anak kecil masih belum bisa valid. “Swab untuk anak ini sulit. Hasilnya kurang akurat. Sehingga, kami putuskan untuk tetap isolasi mandiri. Kebutuhan sehari-hari disediakan oleh desa,” lanjutnya.

Kini, pihaknya terus menggalakkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro bagi para pendatang luar kota. “Kami galakkan lagi. Baik tes rapid ataupun swab PCR. Kami akan awasi dan lihat perkembangan mereka selama dua pekan,” pungkasnya.

Jurnalis: mg2
Fotografer: Muhammad Sidikin Ali
Editor: Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Jumlah pasien yang positif terpapar Covid-19 di Lumajang terus bertambah. Akhir pekan lalu, jumlahnya menjadi 14 pasien. Padahal, beberapa hari lalu pasien terpapar sempat hanya menyisakan satu orang. Hal ini memunculkan dua klaster baru.

Penambahan klaster tersebut dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lumajang dr Bayu Wibowo. Dia mengungkapkan, klaster tersebut berasal dari pekerja migran Indonesia (PMI) dan klaster perjalanan. “Benar. Ada penambahan klaster baru. Yakni klaster PMI dan klaster perjalanan. Sehingga hari ini (kemarin, Red) ada 14 orang yang terkonfirmasi positif korona,” ungkapnya.

Dia mengatakan, perawatan mereka dilakukan di tiga tempat. Yakni rumah sakit, Balai Kepegawaian Daerah (BKD) Lumajang, dan isolasi mandiri di rumah. “Semuanya tetap diawasi dan dijaga ketat. Baik oleh petugas kesehatan, perangkat desa, satgas, maupun pihak kepolisian dan TNI setempat,” katanya.

dr Bayu menjelaskan, pasien positif PMI berasal dari Sumbersuko dan Randuagung. “Memang hasil swab di Surabaya itu negatif. Tetapi, setelah dilakukan swab PCR lagi di hari kelima, ternyata hasilnya positif. Sehingga kami langsung lakukan tracing ke orang yang pernah kontak dengan pasien. Hasilnya, ada keluarga yang terpapar juga. Sehingga diputuskan untuk merawat mereka,” jelasnya.

Sementara itu, pasien terkonfirmasi positif asal Pronojiwo dan Candipuro merupakan klaster perjalanan. “Setelah kami telusuri, mereka pernah melakukan perjalanan ke Surabaya dan Malang. Dimungkinkan, ini bagian dari perjalanan mudik keluarga,” tambahnya.

Mereka menjalani isolasi mandiri di rumah. Sebab, rumah mereka layak dijadikan tempat isolasi mandiri. “Rumahnya layak dijadikan tempat isolasi. Karena jauh dari tetangga. Seperti satu keluarga di Tamanayu, Pronojiwo, yang terpapar korona dengan jumlah tiga orang. Mereka ini juga memiliki anak kecil berusia enam tahun. Atas saran dan masukan, mereka isolasi mandiri sekeluarga di rumah. Tetapi, hasil swab anak mereka negatif,” tuturnya.

Meski negatif, hal tersebut tidak menjamin terpapar korona. Sebab, hasil swab untuk anak kecil masih belum bisa valid. “Swab untuk anak ini sulit. Hasilnya kurang akurat. Sehingga, kami putuskan untuk tetap isolasi mandiri. Kebutuhan sehari-hari disediakan oleh desa,” lanjutnya.

Kini, pihaknya terus menggalakkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro bagi para pendatang luar kota. “Kami galakkan lagi. Baik tes rapid ataupun swab PCR. Kami akan awasi dan lihat perkembangan mereka selama dua pekan,” pungkasnya.

Jurnalis: mg2
Fotografer: Muhammad Sidikin Ali
Editor: Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca