LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Pernikahan anak di bawah umur bukan hanya membuat angka perceraian di Lumajang meroket. Namun, juga membuat angka stunting di Lumajang melejit. Bayangkan, cukup banyak kasus bayi yang dilahirkan di rumah sakit maupun puskesmas dengan bobot kurang dari 2,5 kilogram.
Catatan Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Lumajang, cukup banyak bayi baru lahir hingga balita yang mengalami berat badan di bawah standar. Kebanyakan kasus-kasus tersebut ditimbulkan dari pernikahan remaja putri yang berusia kisaran 17 tahun.
Kepala Dinkes PPKB Lumajang Bayu Wibowo mengatakan, sejak tahun 2019, angka prevalensi stunting di Lumajang cenderung menurun. Namun, persentasenya masih tetap tinggi. Bahkan, Lumajang masuk lima besar urutan tertinggi se-Jawa Timur setelah Kabupaten Bangkalan, Pamekasan, dan Bondowoso.
“Memang tinggi, tetapi persentasenya sudah menurun dari tahun-tahun sebelumnya. Nomor 4 tertinggi. Biasanya bobot bayi yang dilahirkan kurang dari 2,5 kilogram. Itu sangat berisiko tinggi stunting,” katanya.
Menurutnya, permasalahan ini disebabkan banyak faktor yang saling berkaitan. Seperti pernikahan di bawah umur yang sebetulnya organ reproduksi belum siap. Kemudian, soal minimnya pengetahuan pasangan muda dalam menjaga kesehatan janin selama masa kehamilan. Berikutnya, ibu hamil yang mengalami anemia.
“Kekurangan sel darah merah tidak bisa dianggap enteng. Kondisi ini memicu seorang ibu melahirkan bayi yang rawan stunting. Seharusnya ibu hamil mendapatkan asupan nutrisi yang cukup,” katanya.
Namun, jika telanjur, ibu harus segera konsultasi untuk melakukan penanganan-penanganan. Dengan demikain, bobot bayi yang rendah dapat ditangani dengan segera. Caranya, ibu bayi selama seribu hari pertama harus mendapat asupan nutrisi. “Asupan gizi itu seribu hari pertama bayi lahir bagus untuk percepatan penurunan stunting. Ibu bayi harus menerima asupan makanan dengan nutrisi cukup. Supaya ASI lancar, gizi bayi terpenuhi,” pungkasnya.
Jurnalis : Atieqson Mar Iqbal
Fotografer : Istimewa
Redaktur : Hafid Asnan