Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Sektor pertanian digadang-gadang menjadi kekuatan perekonomian daerah selama pandemi Covid-19. Hal tersebt disampaikan oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq kala bertemu dengan para petani tebu di Pendopo Arya Wiraraja, Jum’at (5/6) malam.

Cak Thoriq, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa perekonomian di Lumajang cukup kokoh selama pandemi. Kondisi ini disebabkan perekonomian di Lumajang ditopang oleh sektor pertanian yang tidak terlalu terdampak signifikan dan justru menjadi kekuatan perekonomian daerah selama wabah Covid-19.
Mobile_AP_Rectangle 2
“Kita punya pertanian yang unggul, baik pertanian padi, hasil pertanian kebutuhan pokok, pertanian tebu maupun hasil perkebunan yang kita miliki, ini yang menopang perekonomian kita,” ungkap Thoriq.
Selain itu pihaknya juga menyampaikan bahwa sektor pertanian harus diperkuat. Seperti halnya hasil pertanian tebu yang menjadi komoditi unggulan Lumajang, turut menjaga perekonomian masyarakat di sekitarnya. “Apalagi panen saat ini akan menghasilkan pendapatan ekonomi masyarakat, seperti sopir, penebang tebu yang bergerak di lingkungan pertanian tebu di Lumajang,” ujarnya.
Sementara itu General Manager PG Jatiroto, Kristanto yang turut hadir bersama petani tebu Lumajang mengaku bersyukur aktivitas penggilingan tebu telah mendapatkan izin untuk kembali beroperasi. Namun dia menegaskan bahwa aktivitas di Pabrik Gula Jatiroto tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti pemberlakuan kawasan wajib masker.
“Alhamdulillah PG Jatiroto bisa giling lebih awal. Insyaallah kita akan giling sampai dengan Oktober sekitar 4,5 bulan. Alhamdulillah kami sebelum giling juga mendapat ijin dari kementerian,” jelasnya.
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Sektor pertanian digadang-gadang menjadi kekuatan perekonomian daerah selama pandemi Covid-19. Hal tersebt disampaikan oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq kala bertemu dengan para petani tebu di Pendopo Arya Wiraraja, Jum’at (5/6) malam.

Cak Thoriq, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa perekonomian di Lumajang cukup kokoh selama pandemi. Kondisi ini disebabkan perekonomian di Lumajang ditopang oleh sektor pertanian yang tidak terlalu terdampak signifikan dan justru menjadi kekuatan perekonomian daerah selama wabah Covid-19.
“Kita punya pertanian yang unggul, baik pertanian padi, hasil pertanian kebutuhan pokok, pertanian tebu maupun hasil perkebunan yang kita miliki, ini yang menopang perekonomian kita,” ungkap Thoriq.
Selain itu pihaknya juga menyampaikan bahwa sektor pertanian harus diperkuat. Seperti halnya hasil pertanian tebu yang menjadi komoditi unggulan Lumajang, turut menjaga perekonomian masyarakat di sekitarnya. “Apalagi panen saat ini akan menghasilkan pendapatan ekonomi masyarakat, seperti sopir, penebang tebu yang bergerak di lingkungan pertanian tebu di Lumajang,” ujarnya.
Sementara itu General Manager PG Jatiroto, Kristanto yang turut hadir bersama petani tebu Lumajang mengaku bersyukur aktivitas penggilingan tebu telah mendapatkan izin untuk kembali beroperasi. Namun dia menegaskan bahwa aktivitas di Pabrik Gula Jatiroto tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti pemberlakuan kawasan wajib masker.
“Alhamdulillah PG Jatiroto bisa giling lebih awal. Insyaallah kita akan giling sampai dengan Oktober sekitar 4,5 bulan. Alhamdulillah kami sebelum giling juga mendapat ijin dari kementerian,” jelasnya.
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Sektor pertanian digadang-gadang menjadi kekuatan perekonomian daerah selama pandemi Covid-19. Hal tersebt disampaikan oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq kala bertemu dengan para petani tebu di Pendopo Arya Wiraraja, Jum’at (5/6) malam.

Cak Thoriq, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa perekonomian di Lumajang cukup kokoh selama pandemi. Kondisi ini disebabkan perekonomian di Lumajang ditopang oleh sektor pertanian yang tidak terlalu terdampak signifikan dan justru menjadi kekuatan perekonomian daerah selama wabah Covid-19.
“Kita punya pertanian yang unggul, baik pertanian padi, hasil pertanian kebutuhan pokok, pertanian tebu maupun hasil perkebunan yang kita miliki, ini yang menopang perekonomian kita,” ungkap Thoriq.
Selain itu pihaknya juga menyampaikan bahwa sektor pertanian harus diperkuat. Seperti halnya hasil pertanian tebu yang menjadi komoditi unggulan Lumajang, turut menjaga perekonomian masyarakat di sekitarnya. “Apalagi panen saat ini akan menghasilkan pendapatan ekonomi masyarakat, seperti sopir, penebang tebu yang bergerak di lingkungan pertanian tebu di Lumajang,” ujarnya.
Sementara itu General Manager PG Jatiroto, Kristanto yang turut hadir bersama petani tebu Lumajang mengaku bersyukur aktivitas penggilingan tebu telah mendapatkan izin untuk kembali beroperasi. Namun dia menegaskan bahwa aktivitas di Pabrik Gula Jatiroto tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 seperti pemberlakuan kawasan wajib masker.
“Alhamdulillah PG Jatiroto bisa giling lebih awal. Insyaallah kita akan giling sampai dengan Oktober sekitar 4,5 bulan. Alhamdulillah kami sebelum giling juga mendapat ijin dari kementerian,” jelasnya.