Mobile_AP_Rectangle 1
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Nasib malang pernah menimpa Asropin. Pengusaha jamur merang berjualan sambil membawa KTP. Banyak warga yang khawatir, jamur yang dijual dianggap memabukkan. Namun sekarang, malah banjir orderan.
Asropin warga asli Sumbersuko, telah bertahun-tahun membuka usaha jamur merang. Dia sempat ketakutan oleh bayang-bayang warga yang mengira jamurnya memabukkan. Sebab, banyak orang-orang yang belum familiar dengan tanaman jenis Fungi ini.
Hal itu membuat dia selalu membawa KTP kemanapun dia menjajakan jualannya. Itu dilakukan sambil menunjukkan ke warga, setiap kali ada yang ingin membeli.
Mobile_AP_Rectangle 2
Meski demikian, dia tidak putus asa. Tetap semangat berjualan dengan dibantu suami. Alhasil jamur yang dijajakan tak ada efek samping sama sekali. Alias tidak memabukkan. “Dulu dikira merang ini bikin orang mendem. Akhirnya saya jualan bawa KTP. Dan orang-orang yang makan jamur, justru tidak apa-apa. Sampai akhirnya, sekarang pelanggan saya banyak,” tururnya.
Berkat kesabarannya itu, hasilnya berbuah manis. Kini, jamur merang yang dibudidayakannya kebanjiran orderan. Bahkan sampai kurang-kurang untuk memenuhi permintaan pasar.
Sebab, satu hari bisa tembus hingga 50 kilogram perharinya. Sedangkan permintaan dari para pedagang pasar bisa sampai 70 kilogram. Menyiasati hal itu, dia dibantu sang anak mendirikan bangunan untuk budidaya jamur merang dan mengembangkan usahaya. “Sekarang sampai kurang-kurang. Sehari aja 50 Kilogram sampai kurang,” pungkasnya.
Jurnalis: mg3
Fotografer: Ade Apryanis
Editor: Hafid Asnan
- Advertisement -
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Nasib malang pernah menimpa Asropin. Pengusaha jamur merang berjualan sambil membawa KTP. Banyak warga yang khawatir, jamur yang dijual dianggap memabukkan. Namun sekarang, malah banjir orderan.
Asropin warga asli Sumbersuko, telah bertahun-tahun membuka usaha jamur merang. Dia sempat ketakutan oleh bayang-bayang warga yang mengira jamurnya memabukkan. Sebab, banyak orang-orang yang belum familiar dengan tanaman jenis Fungi ini.
Hal itu membuat dia selalu membawa KTP kemanapun dia menjajakan jualannya. Itu dilakukan sambil menunjukkan ke warga, setiap kali ada yang ingin membeli.
Meski demikian, dia tidak putus asa. Tetap semangat berjualan dengan dibantu suami. Alhasil jamur yang dijajakan tak ada efek samping sama sekali. Alias tidak memabukkan. “Dulu dikira merang ini bikin orang mendem. Akhirnya saya jualan bawa KTP. Dan orang-orang yang makan jamur, justru tidak apa-apa. Sampai akhirnya, sekarang pelanggan saya banyak,” tururnya.
Berkat kesabarannya itu, hasilnya berbuah manis. Kini, jamur merang yang dibudidayakannya kebanjiran orderan. Bahkan sampai kurang-kurang untuk memenuhi permintaan pasar.
Sebab, satu hari bisa tembus hingga 50 kilogram perharinya. Sedangkan permintaan dari para pedagang pasar bisa sampai 70 kilogram. Menyiasati hal itu, dia dibantu sang anak mendirikan bangunan untuk budidaya jamur merang dan mengembangkan usahaya. “Sekarang sampai kurang-kurang. Sehari aja 50 Kilogram sampai kurang,” pungkasnya.
Jurnalis: mg3
Fotografer: Ade Apryanis
Editor: Hafid Asnan
LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Nasib malang pernah menimpa Asropin. Pengusaha jamur merang berjualan sambil membawa KTP. Banyak warga yang khawatir, jamur yang dijual dianggap memabukkan. Namun sekarang, malah banjir orderan.
Asropin warga asli Sumbersuko, telah bertahun-tahun membuka usaha jamur merang. Dia sempat ketakutan oleh bayang-bayang warga yang mengira jamurnya memabukkan. Sebab, banyak orang-orang yang belum familiar dengan tanaman jenis Fungi ini.
Hal itu membuat dia selalu membawa KTP kemanapun dia menjajakan jualannya. Itu dilakukan sambil menunjukkan ke warga, setiap kali ada yang ingin membeli.
Meski demikian, dia tidak putus asa. Tetap semangat berjualan dengan dibantu suami. Alhasil jamur yang dijajakan tak ada efek samping sama sekali. Alias tidak memabukkan. “Dulu dikira merang ini bikin orang mendem. Akhirnya saya jualan bawa KTP. Dan orang-orang yang makan jamur, justru tidak apa-apa. Sampai akhirnya, sekarang pelanggan saya banyak,” tururnya.
Berkat kesabarannya itu, hasilnya berbuah manis. Kini, jamur merang yang dibudidayakannya kebanjiran orderan. Bahkan sampai kurang-kurang untuk memenuhi permintaan pasar.
Sebab, satu hari bisa tembus hingga 50 kilogram perharinya. Sedangkan permintaan dari para pedagang pasar bisa sampai 70 kilogram. Menyiasati hal itu, dia dibantu sang anak mendirikan bangunan untuk budidaya jamur merang dan mengembangkan usahaya. “Sekarang sampai kurang-kurang. Sehari aja 50 Kilogram sampai kurang,” pungkasnya.
Jurnalis: mg3
Fotografer: Ade Apryanis
Editor: Hafid Asnan