30.4 C
Jember
Friday, 24 March 2023

Gencarkan Realisasi NIB pada Produk Usaha Mikro

Lihat Kemasannya, Pilih Produk Lokal Ber-NIB

Mobile_AP_Rectangle 1

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Produksi usaha mikro di Lumajang terus berkembang. Polesan dan karya dari usaha kecil itu bukan hanya moncer di pasar lokal. Sebagiannya ada yang tembus pasar ekspor. Untuk mendukung hal tersebut, Nomor Induk berusaha (NIB) mulai digencarkan.

Kabid Usaha Mikro dan Industri Diskopindag Lumajang Samsul Nurul Huda mengatakan saat ini legalitas memang sedang gencarkan. Tujuannya agar seluruh pelaku usaha memiliki NIB berbasis risiko.

Kedua, dunia usaha melakukan pelatihan start up bagi pelaku usaha. Mulai melakukan pendampingan NIB sampai pemberian merk. “Hak kekayaan inteklektual kami dampingi,” jelasnya.

Mobile_AP_Rectangle 2

Ketiga, pendaftaran halal produk usaha kecil tidak sedikit. ada sekitar 20an home industri yang produknya sudah dihalalkan secara gratis. “Kalau mandiri bisa enam juta rupiah. Tentu ini dari APBD provinsi. Kita akan suport lewat cara ini,” tambahnya.

Setelah dilatih legalitas, nanti akan upayakan dalam pemasaran. Dengan cara menggencarkan sosialisasi promosi melalui media sosial yang miliki. “Akan mencari offtacker (pengekspor). Agar jangan sampai setelah produksi mereka bingung harus ada offtacker yang akan mengambil produknya.

Untuk masyarakat yang hendak membeli prpoduknya kata Samsul harusnya kritis. Harus membeli yang punya sertifikasi. “Ya diteliti sebelum membeli. Masyarakat perlu menggunakan produk lokal yang ada di Lumajang. Siapa lagi yang akan menggerakkan ekonomi kalau bukan dari masyarakat sendiri,” pungkasnya.

Jurnalis: Muhammad Sidikin Ali
Fotografer: Muhammad Sidikin Ali
Editor: Hafid Asnan

- Advertisement -

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Produksi usaha mikro di Lumajang terus berkembang. Polesan dan karya dari usaha kecil itu bukan hanya moncer di pasar lokal. Sebagiannya ada yang tembus pasar ekspor. Untuk mendukung hal tersebut, Nomor Induk berusaha (NIB) mulai digencarkan.

Kabid Usaha Mikro dan Industri Diskopindag Lumajang Samsul Nurul Huda mengatakan saat ini legalitas memang sedang gencarkan. Tujuannya agar seluruh pelaku usaha memiliki NIB berbasis risiko.

Kedua, dunia usaha melakukan pelatihan start up bagi pelaku usaha. Mulai melakukan pendampingan NIB sampai pemberian merk. “Hak kekayaan inteklektual kami dampingi,” jelasnya.

Ketiga, pendaftaran halal produk usaha kecil tidak sedikit. ada sekitar 20an home industri yang produknya sudah dihalalkan secara gratis. “Kalau mandiri bisa enam juta rupiah. Tentu ini dari APBD provinsi. Kita akan suport lewat cara ini,” tambahnya.

Setelah dilatih legalitas, nanti akan upayakan dalam pemasaran. Dengan cara menggencarkan sosialisasi promosi melalui media sosial yang miliki. “Akan mencari offtacker (pengekspor). Agar jangan sampai setelah produksi mereka bingung harus ada offtacker yang akan mengambil produknya.

Untuk masyarakat yang hendak membeli prpoduknya kata Samsul harusnya kritis. Harus membeli yang punya sertifikasi. “Ya diteliti sebelum membeli. Masyarakat perlu menggunakan produk lokal yang ada di Lumajang. Siapa lagi yang akan menggerakkan ekonomi kalau bukan dari masyarakat sendiri,” pungkasnya.

Jurnalis: Muhammad Sidikin Ali
Fotografer: Muhammad Sidikin Ali
Editor: Hafid Asnan

LUMAJANG, RADARJEMBER.ID – Produksi usaha mikro di Lumajang terus berkembang. Polesan dan karya dari usaha kecil itu bukan hanya moncer di pasar lokal. Sebagiannya ada yang tembus pasar ekspor. Untuk mendukung hal tersebut, Nomor Induk berusaha (NIB) mulai digencarkan.

Kabid Usaha Mikro dan Industri Diskopindag Lumajang Samsul Nurul Huda mengatakan saat ini legalitas memang sedang gencarkan. Tujuannya agar seluruh pelaku usaha memiliki NIB berbasis risiko.

Kedua, dunia usaha melakukan pelatihan start up bagi pelaku usaha. Mulai melakukan pendampingan NIB sampai pemberian merk. “Hak kekayaan inteklektual kami dampingi,” jelasnya.

Ketiga, pendaftaran halal produk usaha kecil tidak sedikit. ada sekitar 20an home industri yang produknya sudah dihalalkan secara gratis. “Kalau mandiri bisa enam juta rupiah. Tentu ini dari APBD provinsi. Kita akan suport lewat cara ini,” tambahnya.

Setelah dilatih legalitas, nanti akan upayakan dalam pemasaran. Dengan cara menggencarkan sosialisasi promosi melalui media sosial yang miliki. “Akan mencari offtacker (pengekspor). Agar jangan sampai setelah produksi mereka bingung harus ada offtacker yang akan mengambil produknya.

Untuk masyarakat yang hendak membeli prpoduknya kata Samsul harusnya kritis. Harus membeli yang punya sertifikasi. “Ya diteliti sebelum membeli. Masyarakat perlu menggunakan produk lokal yang ada di Lumajang. Siapa lagi yang akan menggerakkan ekonomi kalau bukan dari masyarakat sendiri,” pungkasnya.

Jurnalis: Muhammad Sidikin Ali
Fotografer: Muhammad Sidikin Ali
Editor: Hafid Asnan

BERITA TERKINI

Wajib Dibaca